Part 8 | Menjaga

11.2K 782 1
                                    

Sedikit mau cerita tentang part sebelumnya.
Jadi, aku udah nyelesain part itu pas malam sabtu dan aku pingin up malam itu juga padahal harusnya up sabtu.

Pas itu tuh tinggal klik PUBLISH doang loh, tapi malah aku langsung ketiduran:')

Heh! Semudah itu aku tertidur,
sangat membagongkan. Tinggal klik publish loohhh. Kok langsung lenyaaappp.

AL

______________________________________________

Leo menelan kasar ludahnya seperti menelan batu bangunan. Raut wajah itu tidak juga menampilkan ekspresi dan itu membuat Leo menjadi serba salah, bahkan ia masih saja berdiri diambang pintu dengan Kenzie dan Riko yang masih memapahnya.

Kenzie dan Riko tak berkutik. Entah apa yang mereka berdua pikirkan sampai-sampai mereka lupa kalau Leo sedang cedera dan harus segera diobati.

Dua lelaki itu merasakan kecanggungan yang menguar, karna perempuan yang berdiri agak jauh didepan mereka itu tidak memberi respon walau hanya sebuah tatapan tanya.

Gadis itu masih mengamati satu-persatu luka yang ada ditubuh Leo, lalu menghela nafas. "Cepet bawa kekamar." perintah Alsha, lalu pergi kearah dapur.

Ketiga cowok itu hanya menatapi punggung Alsha yang pergi menjauh. Apa yang gadis itu pikirkan, Marah, tak peduli, atau apa?

Sekarang Leo sudah dibaringkan diranjang kamarnya oleh kedua temannya. Mereka berdua sudah berniat untuk mengobati luka-nya, tapi cowok itu malah menolak dan ia ingin Alsha saja yang mengobati, sambil nanti ia akan menjelaskan azab apa yang baru saja menimpanya. Kenzie dan Riko pun juga sudah membantu Leo mengganti pakaiannya menjadi kaos biasa dan celana kolor selutut.

"Lo tenang aja Var, kita pasti bakal bales perbuatan si Arka." ucap Riko. Kedua cowok itu duduk dipinggir ranjang. Teman-temannya yang lainnya pasti sudah menghajar si brengsek itu.

"Makasih. Gue juga bakal ngehajar dia, kalo gue udah sembuh."

Kenzie menghela nafas. "Jangan buru-buru, yang penting lo sembuh dulu, buat urusan Arka biar kita aja yang urus."

Leo mengangguk pelan, lalu menatap langit-langit kamarnya. Mengangkat tangan kirinya dan melihat luka-luka gores yang terukir disitu, perih jika luka itu tersentuh sesuatu.

Leo teringat bagaimana saat Arka membuatnya mendapatkan luka-luka ini. Hatinya memanas. Rasa dendam dan amarah seperti terus naik dalam hati. Tanpa sadar, tangannya meremas dalam kepalan, tapi kembali mengendur saat merasakan perih dibagian punggung tangannya. Kulit punggung tangannya tertarik saat mengepalkan tangan.

"Kalian berdua boleh pulang."

Ketiga cowok yang sedari tadi sibuk dengan pikiran masing-masing langsung menoleh kearah pintu saat mendengar suara Alsha.
Terlihat Alsha yang baru saja masuk kedalam kamar sambil membawa nampan dengan macam-macam isi-nya.

Kenzie dan Riko saling melempar pandang yang kemudian mengangguk. "Kita pulang dulu." Riko menepuk pelan pundak Leo yang sehat.

Riko melempar senyum saat berpapasan dengan Alsha yang sedang berdiri dengan nampan ditangannya. Alsha tersenyum tipis, ia sedang bermood buruk. Dan Kenzie hanya berjalan lurus tanpa melirik. Sekarang kedua cowok itu sudah menghilang di balik pintu.

Leo mengawasi pergerakan Alsha yang berjalan kearahnya, tanpa melirik dirinya. Leo menghela napas panjang, ia merasa diambang kebimbangan.

Alsha menaruh nampan yang ia bawa diatas nakas, lalu menarik kursi belajar milik Leo dan menaruhnya disebelah ranjang tempat Leo berbaring.

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang