Part 11 | Gagal

9.6K 575 9
                                    

Iya-iya aku telat up. Harusnya selasa:'

..

Kalo typo ditandain ya!

Tinggalin jejakmu ^^

Selamat membaca...

•••••

Alsha meneguk air mineral hingga setengah botol. Nafasnya terengah-engah, wajahnya memerah dan keringat membanjiri wajahnya. Pelajaran pertama telah ia lewatkan dengan berjemur dilapangan. Mengingat kejadian ini, membuat Alsha mendidih.

Alsha menutup kembali botolnya dan manaruhnya dengan kasar dimeja. Tadi saat bell istirahat berbunyi, ia langsung pergi kekantin. Persetan dengan Leo dan juga teman-temannya.

"Kenapa lo bisa telat sih Al." tanya Dira disela-sela makan-nya.

Alsha menyenderkan punggungnya disenderan kursi. "Gara-gara Leo mampir kewarteg, padahal kita lima menit lagi bakal telat, kesel banget gue sumpah." jawab Alsha dengan dongkol.

"Lah ngapa lo gak berangkat duluan?"

"Gue tuh udah mau berangkat duluan, tapi gak nemu ojek, taksi, becak, odong-odong, kendaraan apapun gak ada yang lewat waktu itu Dir, heran gue."

Vio yang sedari tadi hanya nyimak, tertawa mendengar keluh kesah dari Alsha. Alsha dan Dira hanya meliriknya saja. Vio memang receh orangnya. Tidak ada yang lucu pun kadang ia tertawa. Tapi kalau ada guyonan selucu apapun, kalau Vio sedang lemot ya sudah! Malah jadi ribet karna Vio akan menyuruh untuk menjelaskannya dan malah menjadi garing pada akhirnya.

"Sabar ya Al." ucap Vio sambil masih sedikit tertawa.

Alsha berdecak. "Iya-iya, Viooo..." Alsha menarik ujung bibirnya sampai full dan tersenyum paksa, membuat Dira merasa ngeri.

Dira menggeplak lengan Alsha dengan tidak santai. "Udah Al, ngeri gue."

Vio kembali tertawa pelan, dan Alsha mengusap lengannya yang terasa pedas.

"Lo kalo nabok kaya nabok maling, pedes bener!" protes Alsha. "Senyum gue itu manis tauu..."

Dira memutar bola matanya jengah. Sedangkan Alsha, cewek itu sudah berlagak gaya, ia mengibaskan rambutnya dengan tangannya, sampai menyerempet wajah Vio.

"Senyumnya Alsha emang manis."

Dira melirik, saat mendengar pujian yang Vio lontarkan untuk Alsha.

Dan Alsha, cewek itu sudah menampakan wajah sombongnya, ia tipe orang yang menerima pujian.

"Wah! Nyata!" Alsha manaik-turunkan alisnya dan tersenyum miring kearah Dira sambil menyugar rambutnya yang tergerai.

"Jangan dipuji terus Vi, tuman!"

"Liat tuh! Dia udah terbang tinggi banget, takutnya jatuh."

••

Ini adalah istirahat jam pertama. Leo dan juga kelima teman-temannya sedang berkumpul dikantin. Mengisi perut sambil mengobrol ringan.

"Nanti gak usah masuk kelas, kita langsung ke-base camp aja." usul Fano kepada teman-temannya.

"Iya! Males gue belajar sama pak Wawan." saut Leo, lalu menegak minuman yang ia beli dan memaruhnya lagi setelah selesai.

"Kalo gue nanti gurunya... Bu Lilis, galak bener." ucap Rio. Cowok itu memasang wajah malas.

Leo, Kenzie, Revan, mereka satu kelas bersama Dira, Vio dan juga Alsha. Sedangkan Fano, Rio, dan Riko, mereka berada dikelas sebelah. Walaupun mereka tidak berada dalam satu kelas, tapi mereka tetap bersama-sama. Berangkat bersama, kekantin bersama, dan membolos bersama.

AL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang