04.

721 149 4
                                    

"HA?! Kalian gila?!"

Kamu menatap Giselle dan Karina tidak habis pikir, lalu menggeleng tegas.

"Kalau kalian mau, ya maju sendiri lah! Ngapain harus gue yang susah payah? Ogah!"

Karina mengerucutkan bibirnya. "Ayolah, Y/n. Lo kan sahabat gue yang paling baik dan pengertian. Ayo dong bantu sahabat lo ini, ya? Ya?"

Kamu menghela napas. "Sekali enggak, ya enggak!"

Giselle datang dari arah stan boba sambil membawa tiga minuman boba pesanan kalian. "Gue yang traktir."

Kamu sempat tersenyum lebar mendengar itu, jarang sekali dapat traktiran seperti ini, apalagi kamu memang sedang ingin minum boba.

Tapi beberapa saat kemudian kamu menangkap makna lain dari kebaikan Giselle dan senyumannya tadi.

"Ini bukan buat sogokan, kan?" tanya kamu. "Kalau traktiran ini buat bujuk gue, mending nggak usah, nggak mempan!" ujar kamu, tegas.

Karina dan Giselle bertatapan, lalu keduanya menggeleng bersamaan yang malah membuat kamu curiga.

Kamu mencibir, dengan was-was sambil mengawasi dua cewek itu, lalu meminum boba taro kesukaan kamu.

Saat kamu sedang menikmati boba taro yang tiada tandingan, Karina dan Giselle saling bertatapan, lalu keduanya mengangguk.

"Gue bakal bantu cari info tentang Hyunjin--"

Uhuk! Uhuk!

Giselle dan Karina ikut gelagapan saat kamu tiba-tiba tersedak dan bantuk-batuk, Karina sampai beranjak buat nepukin pundak kamu, sementara Giselle lari minta air putih ke penjaga stan.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Karina saat batuk kamu mulai reda.

"Ini diminum dulu, pelan-pelan dong kalau minum, jangan sambil emosi." Giselle menyerahkan air putih yang tadi dia minta.

Kamu menarik napas dalam dan membuangnya, lalu menatap Karina dan Giselle bergantian.

"Maksud kalian apa?" tanya kamu. Karina langsung mengerjap, sementara Giselle mengedarkan pandangan, menghindar.

"Na, lo tau darimana soal Hyunjin?" tanya kamu curiga. "Gue nggak pernah ngomong apa-apa soal Hyunjin, kenapa lo tau masalah gue akhir-akhir ini?"

Giselle melirik Karina, dia juga tidak tahu karena hanya ikut-ikutan saran Karina.

"Jawab gue, Karina!"

Karina tersentak, kamu memang sudah di ambang marah tapi kali ini masih berusaha mengontrol diri.

"Jelasin, dari siapa lo tau kalau gue lagi nyari kabar Hyunjin. Gue nggak pernah cerita ke siapa pun."

Karina menunduk, cewek itu tampak nemainkan kedua ujung jarinya, gelisah.

"A-anu, sebenernya...."

"Apa? Lo tau sekarang Hyunjin di mana? Gimana kabar dia? Kenapa dia nggak ngabarin gue lagi?"

Karina menunduk, bingung harus menjelaskan bagaimana.

Kamu menghela napas, Karina pasti tahu sesuatu, tapi cewek itu seperti terikat untuk tidak mengatakan apapun. Sampai akhirnya kamu menemukan satu ide.

"Sebelum UTS, gue bakal dapatin nomer F5 buat kalian," ujar kamu. "Tapi dengan satu syarat, ceritain semua yang lo tau tentang Hyunjin. Mulai dari asalan dia pindah dan di mana dia sekarang."

Karina terkesiap, dia malah jadi bimbang sendiri. Karina merutuki diri kenapa tadi menggunakan cara itu untuk membujuk kamu, tapi semua sudah terjadi.

"Sebenarnya...."

.
.
.
.
.

"SIAL!"

BRAK!

Lemparan ke lima juga meleset, bola basket memantul kembali ke arah kamu, namun kali ini kamu diam tak mengejarnya. Hanya menatap kepergian bola itu dengan tatapan kosong.

Hyunjin sebenarnya nggak pindah sekolah, tapi dia dikeluarin

Hyunjin ikut balapan liar, dan lawannya kecelakaan

Sekarang lawannya masih di rumah sakit, dia koma

Hyunjin udah nggak sekolah sejak hari itu, dia nggak mau sekolah

Gue pernah lihat dia sekali waktu nemenin Sungchan futsal, dia main sama anak-anak SMA yang kayaknya temen dia dulu

Tapi Hyunjin beda banget dari yang dulu kita kenal, rambut dia lebih panjang dan disemir blonde

Gue juga lihat dia ngerokok, pokoknya beda banget deh sama Hyunjin yang kita kenal

Kamu menunduk, menutup wajah dengan telapak tangan untuk berjaga-jaga kalau air mata kamu mengalir tanpa aba-aba.

Gue nggak langsung bilang ke lo karena gue lihat selama ini lo masih berharap banyak ke Hyunjin, gue nggak tega

Sekarang karena lo udah terlanjur tahu, gue cuma bisa bilang satu hal

Lupain Hyunjin

Dia udah bukan Hyunjin yang dulu kita kenal

Dia udah berubah

Dan bisa aja perasaan dia ke lo juga udah berubah

Dia mungkin udah lupa sama lo

Berhenti nungguin dia

Lupain Hyunjin, Y/n!

"Mana bisa," gumam kamu. "MANA BISA SEMUDAH ITU, SIALAN!"

Dugh!

"ADUH!"

Kamu reflek menoleh ke arah terbangnya bola basket yang tadi kamu tendang, di luar garis lapangan basket indoor ini kamu melihat seorang cowok berstelan serba adidas sedang menunduk mengusap kepalanya.

Kening kamu berkerut, merasa tidak asing dengn cowok bertopi hitam yang kini membungkuk meraih bola basket itu.

"Lo yang lempar?"

Cowok berstelan hitam-hitam itu berjalan mendekat, dan makin dekat semakin jelas pula wajahnya. Kedua mata kamu melebar.

"Gue tanya, lo yang lempar ini?!"

Kamu terlonjak, lalu dengan gagap mengangguk. Cowok itu mengerang kesal sambil melempar keras bola basket ke lantai lapangan.

"Gue datang ke sini buat memperbaiki mood, tapi malah makin rusak," ujar cowok itu, lalu menatap kamu. "Dan lo yang udah rusak mood gue, nggak bakal gue biarin lolos gitu aja."

Pandangan cowok itu beralih ke nametag kamu yang membuat kamu reflek menutupinya.

Satu sudut bibir cowok itu tertarik membentuk smirk yang membuat dia terlihat menyeramkan.

"Y/n."

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Selasa, 13 April 2021

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang