42.

454 122 0
                                    

Hallo, maaf mungkin aku nggak bisa update sesuai jadwal karena kesibukan di RL. Tapi aku usahakan update setiap minggu^^

Selamat membaca~

....

Pusing.

Kamu mengernyitkan dahi, rasanya kepalamu sangat berat, badanmu juga tidak bisa digerakkan. Hanya satu bagian yang dengan susah payah bisa kamu kendalikan, bagian yang merespons rasa sakit yang kini kamu tahan. Jari tangan.

"Y/n?"

Samar kamu bisa mendengar suara berat itu. Suara yang selalu terdengar riang saat melontarkan candaan, kini ketara sekali nada khawatirnya.

Perlahan, kelopak matamu bergerak, membuka celah agar kamu bisa mengintip ekspresi orang di dekatmu. Namun baru beberapa saat, kamu kembali menutupnya. Rasa pusing itu semakin parah seolah kepalamu dipukul dengan benda tumpul karena cahaya yang menyeruak memaksa masuk ke indera penglihatanmu.

"Hae- chan," panggilmu sangat lirih, orang yang berdiri dua meter darimu pasti hanya bisa melihat gerakan bibir tanpa bisa mendengar suaramu.

Cowok berjaket kulit warna hitam itu membungkuk karena merasa kamu ingin mengatakan sesuatu.

"Yo-shi, di mana?" tanyamu tanpa membuka mata, masih mengendalikan rasa pusing dengan kening berkerut dalam.

"Nggak di sini," jawab suara lain.

Untuk kedua kali, kamu mencoba membuka mata, lalu mengerjap pelan untuk menyesuaikan cahaya.

"Kenapa lo nekat nemuin dia sendiri?" tanya suara itu lagi, Bomin.

Kamu hanya melirik cowok itu karena lehermu terasa kaku, kaki dan tanganmu juga seperti keras untuk digerakkan.

"Jangan banyak gerak nanti luka-luka lo sakit." Haechan memeringati. "Lo harus istirahat total sampai waktu yang nggak bisa diprediksi."

Kamu beralih melirik Haechan dengan raut wajah berubah, membuat Haechan langsung mengangguk meyakinkan.

"Nggak ada cidera serius tapi Yoshi--"

"Yoshi di mana?" sahutmu. Lalu terdiam beberapa saat, mengingat sesuatu.

Lebih tepatnya seseorang.

"Hyunjoon di mana?" tanyamu lagi, membuat Haechan langsung mendesis.

"Udah bener nyariin pacar lo, kenapa jadi nyari orang lain?" tanya cowok itu, tidak suka mendengar nama Hyunjoon disebut.

Kamu menatap Haechan. Cowok itu tidak tahu cerita Hyunjoon, jadi wajar kalau dia membenci Hyunjoon sama seperti yang lain. Dulu kamu akan biasa saja melihat reaksi itu, tapi setelah mendengar penjelasan Hyunjoon, rasanya berbeda.

Kamu kasihan pada Hyunjoon yang harus menerima banyak kebencian untuk hal yang tidak pernah dia lakukan.

"Hyunjoon di ruang sebelah." Bomin menjawab.

"Ruang sebelah? Ruang rawat juga?"

Cowok itu mengangguk, membuat bola matamu melebar dan kamu reflek mengangkat kepala. Membuatmu merasakan sensasi pukulan yang menyiksa.

"Udah dibilang jangan banyak gerak, keras kepala banget kayak pacarnya!" omel Haechan.

Kamu menutup mata menunggu rasa sengatan di kepala itu mereda, lalu kembali menatap Bomin dengan sorot menuntut penjelasan.

"Nggak usah bingung gitu, lo pasti tau Yoshi nggak akan tinggal diam ngelihat lo kayak gini," kata Haechan.

"Kita yang temennya aja bisa dihajar habis-habisan, apalagi musuhnya," tambah Bomin, membuatmu mengerti.

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang