17.

645 141 12
                                    

"Ngelihatinnya biasa aja, nanti suka."

Kamu berdecak, lalu membuang muka. Sementara Haechan terkekeh sebelum menikmati Latte buatan kamu. Iya, Haechan emang nggak mau kalau Latte pesanannya dibuat sama orang lain, dan yang nganter juga harus kamu. Aneh banget emang, untung pelanggan setia.

Kamu kembali menatap Haechan setelah cukup lama hanya diam, cowok itu mengetuk-ketukkan jari ke meja mengikuti alunan lagu yang diputar, dan kamu dengar dia bersenandung.

Bagus juga suara ini bocah, ujar kamu dalam hati.

"Jangan suka sama gue, nanti gue berantem lagi sama Yoshi," ujar Haechan tiba-tiba. "Yoshi galak." Lalu cowok itu tertawa.

Kamu semakin yakin ada apa-apa di belakang semua ini. Memang sedikit aneh saat satu per satu kamu mendapatkan nomor para anggota F5 dengan mudah, padahal katanya mereka sampai nggak mau masuk group chat kelas biar nggak semua orang tahu nomor hpnya.

Kamu menyipitkan mata, lalu diam-diam mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Tepat saat itu ponsel Haechan yang ada di atas meja, menyala. Cowok itu mengerutkan kening.

"Lo kenapa nelpon gue?" tanyanya.

Kamu melirik ponsel Haechan untuk melihat nama kontak kamu. Y/n IPA1. Normal aja, apa perasaan kamu aja ya yang mikir anak-anak F5 ini pasti lagi main-main dan sengaja melibatkan kamu.

"Chan."

"Hm?"

"Gue ditembak sama Yoshi," lirih kamu sambil menunduk menatap sepatu putih yang kamu pakai.

"Oh, selamat."

Kamu yang mendengar respons santai Haechan langsung menatap cowok itu dengan wajah cengo, sementara Haechan hanya tersenyum.

"Tapi kan Yoshi--"

"Udah putus sama Yiren, sehari habis gue kasih lihat foto itu," jelas Haechan seolah tahu apa yang akan kamu tanyakan. "Habis itu gue berantem deh sama dia."

Kamu yang akan bertanya lagi lantas urung karena mendengar kalimat terakhir Haechan, cowok itu malah terkekeh.

"Lo jangan selingkuhin dia ya, nanti gue berantem lagi sama tuh bocah. Serem tau dia kalau lagi marah!"

Semakin ke sini kamu semakin tidak mengerti apa yang Haechan bicarakan. Saat kamu ingin bertanya, Kak Seulgi memanggil karena banyak pengunjung yang ingin memesan.

"Semangat kerjanya,  ibu negara!"

.
.
.
.
.

"Buru-buru banget."

Langkah kamu tertahan begitu kamu melewati pintu masuk gang saat melihat cowok jangkung dengan jaket hitamnya bersandar di tembok.

"Gue tungguin dari setengah jam lalu, kirain udah pulang," kata cowok itu, berjalan mendekati kamu.

Kamu mendadak gugup. "Ka-kalau ngira gitu, kenapa nggak pulang aja?!" tanya kamu balik, sedikit nge gas.

"Enggak lah kan belum malem, kalau sampe malem lo belum lewat berarti emang bener belum pulang, jadi gue tungguin."

Kamu cengo, sia-sia menyengaja pulang telat kalau endingnya tetap bertemu dengan cowok itu. Perkataan Yoshi tadi membuat kamu semakin yakin kalau cowok ini memang sedang merencanakan sesuatu.

Bagaimana bisa Yoshi seniat itu deketin kamu sampai tiba-tiba nembak kamu padahal kalian baru aja kenal kalau nggak ada rencana di belakangnya? Kenal deket juga enggak.

"Jangan prasangka buruk dulu, gue ngajak pacaran soalnya pengen," kata Yoshi, yang membuat kamu lagi-lagi kaget.

"Lo bisa baca pikiran?" tanya kamu, curiga sekaligus takut.

"Enggak sih, tapi dari ekspresi lo kelihat lagi mikir gitu," jawab cowok itu. "Yaudah ayo pulang, udah malem."

Yoshi berjalan lebih dulu keluar gang menuju motor merahnya, sementara kamu mengikuti masih dengan wajah bingung sekaligus keheranan.

"Tangkap!"

Kamu gelagapan saat Yoshi tiba-tiba melempar helm bogo warna hitam, lalu cowok itu tertawa pelan.

"Lo jago main basket kayaknya."

Kamu berdecak. "Bukan jago, tapi kalau gak ditangkep entar perut gue yang kena," ucap kamu malas.

Yoshi kembali tertawa. "Imut banget pacar gue, mau dibantu pakek helmnya gak?"

"Lo pikir gue bocah?!" Kamu melot, lalu memasang sendiri helm itu.

"Enggak lah, masa bocah suka nge gas," kata cowok itu. "Langsung pulang apa mau jalan-jalan?" tanyanya.

"Ribut aja," gumam kamu.

"Hah? Ribut sama siapa?" tanya Yoshi yang samar-samar mendengar, membuat kamu gelagapan.

"Enggak, maksud gue pulang aja gausah ribet. Udah malem, besok sekolah."

Yoshi tersenyum. "Oke."

.
.
.
.
.

"Pak! Pak! Bentar jangan ditutup dulu, Pak!"

Kamu berteriak dengan napas ngos-ngosan karena berlari dari halte menuju gerbang saat melihat gerbang akan ditutup. Tapi sayangnya, tetap aja telat.

"Kamu kenapa terlambat?"

Kamu mengatur napas. "Saya-- kesiangan," jawab kamu.

"Anak sekolah kok kesiangan, emangnya kamu sekolah sampai malem? Atau lembur kerja?"

Kamu meringis sambil menggaruk tengkuk belakang, kalau kamu bilang kemarin pulang kerja lebih awal terus belajar sampe malem dan malah nggak bisa tidur karena kepikiran kejadian di cafe, kan malah terdengar nggak masuk akal. Yang ada hukuman kamu ditambah.

"Ayo masuk, baris di sana."

Satpam itu membukakan gerbang, membuat kamu bisa masuk dan langsung berterima kasih ke pria itu.

"Y/n?"

Kamu menoleh, terkejut saat melihat Seungmin dan Haechan juga ikut baris di sana. Dan yang lebih kaget lagi kamu lihat Soobin. Bukan kaget karena Soobin telat, tapi-- hari ini dia masuk? Padahal hari kamis.

"Baris cepat!"

"I-iya, Pak."

Kamu langsung baris di sebelah Soobin, malu banget karena cuma kamu ceweknya yang telat. Padahal hari ini ada ulangan Sejarah, kamu anti sama yang namanya ujian susulan.

"Saya nggak mau panjang lebar, sekarang kalian lari lima kali lapangan upacara. Setelah itu langsung ke ruang BK untuk ngisi absen," ucap guru kedisiplinan tersebut, lalu pergi meninggalkan anak-anak yang terlambat.

Kamu menghela napas, merutuki hari ini yang tampaknya lebih panas dari biasanya. Baru jam tujuh lebih tapi sudah panas seperti tengah hari.

"Aduh." Seseorang memasangkan topi ke kepala kamu membuat kamu menoleh, ternyata itu Seungmin.

"Ayo lari," ajak dia.

Haechan yang berdiri di sebelah Seungmin juga memberi kode agar kamu ikut lari bareng mereka, sejenak kamu menoleh pada Soobin. Tapi seperti menyadari kalau kamu memerhatikannya, Soobin langsung pergi begitu saja.

"Habis lari gue traktir es di kantin, gerah banget soalnya," kata Seungmin.

"OKESHIAP!" balas Haechan semangat.

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Sabtu, 05 Juni 2021

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang