41.

450 122 7
                                    

Siang tadi, saat kamu sedang asik membaca berita terbaru lewat ponsel, tiba-tiba kamu mendapat pesan dari nomor tidak dikenal yang mengaku sebagai Hyunjoon.

Awalnya kamu tidak percaya, ya emang kamu orangnya nggak mudah percaya sama orang baru, apalagi orang asing yang bahkan tidak pernah kamu temui sebelumnya.

Sampai akhirnya, cowok itu nekat menelponmu. Setelah mendengar suaranya, kamu percaya itu Hyunjoon.

Sore ini, setelah pulang sekolah, kamu pergi ke daerah yang cukup jauh dari rumah atas permintaan Hyunjoon. Katanya dia ingin bicara sama kamu, cuma berdua. Dia nggak mau merasa diawasi seperti saat ada Bomin dan Soobin.

Sampai di tempat janjian, kamu masih berdiri di halte. Jalanan di depanmu tidak terlalu ramai, mungkin karena daerah ini jauh dari tempat-tempat umum seperti pasar, mall, ataupun perumahan.

Kamu celingukan, mencari sosok Hyunjoon yang katanya otw beberapa saat setelah kamu bilang sudah naik angkot. Tapi kamu malah sampai duluan padahal katanya Hyunjoon naik motor, harusnya bisa lebih cepat melewati jalanan macet.

"Sorry, lo udah nunggu lama?"

Kamu menoleh. "Ah, enggak," jawabmu pada cowok berjaket boomber warna merah maroon itu.

"Tadi naik apa?"

"Angkot,"

Cowok itu mengangguk. "Ayo cari makan dulu, hitung-hitung ganti ongkos angkot lo. Nanti pulang gue anterin."

"Enggak usah," tolakmu. "Gue ke sini cuma mau tau apa yang belum lo jelasin di rumah sakit, nanti pulang juga gue langsung kerja."

Hyunjoon mengangguk setelah terdiam beberapa saat, cowok itu mulai melangkah, membuatmu mengikutinya.

"Ini lokasi kejadian itu," ujar Hyunjoon tiba-tiba. "Kejadian satu tahun lalu, kecelakaan balapan yang melibatkan empat pembalap."

"Empat?"

Hyunjoon mengangguk. "Hyunjin, Sanha, dan dua orang lain. Kecelakaan fatal yang membuat mereka semua masuk rumah sakit, dan koma."

"Salah satunya meninggal di hari yang sama saat dilarikan ke rumah sakit."

Kamu bungkam, terlalu kaget mendengarkan cerita Hyunjoon. Cowok itu mengamati sekitar, seolah sedang memosisikan diri berada di tengah situasi kecelakaan itu.

"Motor Sanha yang bermasalah saat itu, dan karena Sanha memimpin di depan, lo bisa bayangin aja apa yang terjadi sama orang-orang di belakangnya."

"Gue nggak lihat langsung kejadiannya, tapi ada rekaman yang beredar. Juga dari kesaksian waktu sidang gue."

Cowok itu menghentikan langkahnya, lalu berbalik, membuatmu ikut berhenti dan menatapnya dengan sorot linglung. Masih berusaha menerima dan mencerna perkataan Hyunjoon.

"Satu-satunya yang lolos dari tabrakan itu adalah Hyunjin, dia banting stir sampai nabrak pohon katanya,"

"Itu yang bikin Hyunjin koma?"

Hyunjoon menggeleng. "Dia bahkan nggak luka parah,"

Keningmu berkerut. "Terus?"

Hyunjoon kembali mengedarkan pandangan, lalu fokusnya tertuju pada satu pohon di sisi jalan.

"Dia mau nyelamatin yang lain," jelas Hyunjoon. "Dia bawa satu per satu dari mereka menjauhi motor yang mulai berasap dengan tenaga yang seolah terkuras habis setelah banting stir dan terseret di sisi jalan yang berumput hingga menabrak pohon dengan kecepatan tinggi."

"Mereka berhasil diselamatkan di waktu yang tepat saat motor Sanha meledak,"

"Tapi Hyunjin kena ledakannya."

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang