Senin pagi setelah UKK.
Kamu melangkah melewati gerbang sekolah sambil merapatkan jaket, hari ini udara terasa lebih dingin karena kemarin malam sampai tadi dini hari sempat hujan.
Daun-daun basah memercikkan titik air secara berkala, memberikan sensasi kejut ketika mengenai kulit. Dingin namun rasanya malah menenangkan.
Kalian pasti ngerti kan rasanya udara pagi setelah hujan kemarin?
Tapi alih-alih menikmati percikan air itu, kamu sesekali meringis perih. Pipi kirimu terasa panas, bahkan sedikit memerah walau tidak separah kemarin karena kamu sempat mengompresnya.
Kemarin Bunda pulang larut, kamu yang kebetulan belum tidur lantas bertanya kenapa Bunda sering pulang malam dan bahkan tidak pulang. Kamu juga bilang soal uang sekolah si kembar. Tapi apa yang kamu dapat? Kamu ditampar dan dipukul. Katanya tidak pengertian.
Kamu menghela napas. Sepertinya harus mencari kerja tambahan supaya bisa mencukupi kebutuhan sekolah si kembar juga.
"Soobin! Tungguin!"
Kamu menoleh, tepat saat itu sosok jangkung Soobin melewatimu. Dia sama sekali tidak melirikmu seolah kamu tidak di sana. Lalu perhatianmu teralih pada orang yang tadi berteriak. Sanha.
"Panjang banget kakinya sekali melangkah langsung sepuluh meter," oceh Sanha. Cowok itu membungkuk bertumpu lengan pada lutut, mengatur napas setelah tadi berlari.
Kamu hanya memerhatikan tanpa niat bertanya, sampai cowok itu menoleh dan memasang ekspresi terkejut.
"Kaget, gue kira bidadari."
Kamu berdecak, kebal dengan kata-kata cowok ini.
Sanha terkekeh, lalu berdiri tegak. Ia menyugar surainya ke belakang, menatap lurus ke arah Soobin pergi tadi.
"Berantem sama Soobin?" tanyamu, Sanha mengedikkan bahu.
"Masih pagi loh." Kamu tertawa kecil.
Melihat interaksi Soobin dan Sanha membuatmu selalu teringat dengan Jeongwoo dan Jisung. Bedanya, Adik kembarmu itu sama-sama jail. Sementara di sini, hanya Sanha yang banyak tingkah, sementara Soobin banyak sabar.
"Jangan salah, tengah malam, pagi buta, bahkan sore mau magrib juga kita bisa ribut," kata Sanha malah membanggakan hal itu. "Tapi yang ini dia marah beneran." Raut wajah cowok itu berubah.
"Emang kenapa?" tanyamu.
Sanha tidak langsung menjawab, membuatmu ikut diam. Apa seharusnya kamu tidak perlu bertanya? Itu pasti masalah pribadi mereka.
"San, kalau--"
"Seungmin," sebut Sanha. "Karena gue tanya tentang Seungmin, dia langsung marah begitu nggak mau ngomong sama gue."
Dengan wajah tertekuk lesu, Sanha berbalik. "Padahal gue cuma kangen Seungmin, mau main bareng."
...
...
..."Gara-gara dia gantiin posisi Sanha di F5 kali," jawab Karina saat kamu random bertanya soal alasan Soobin dan Seungmin terlihat tidak terlalu dekat padahal sama-sama anggota F5.
"Gue denger dulu cuma Haechan yang mengakui Seungmin anak F5. Terus Yoshi sama Bomin ikut, tapi gue nggak denger soal Soobin. Bisa jadi dia satu-satunya yang nggak setuju Seungmin gabung, kan Sanha adiknya Soobin. Masa iya Soobin rela Sanha didepak gitu aja padahal lagi koma?"
Kamu tidak menyangka kalau Karina akan memberi penjelasan sepanjang itu atas jawaban dia. Separuh ngerti sisanya ya udah iyain aja.
"Karena itu yang paling deket sama Seungmin si Haechan, ya, kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...