29.

482 132 16
                                    

Kamu berjalan lemas melewati halaman depan menuju gedung sekolah, rasanya malas sekali padahal masih pagi. Untung saja sebelum tidur kemarin kamu sempat mengompres mata, kalau tidak pasti teman-temanmu mengira bawah matamu digigit nyamuk besar.

"Selamat pagi, fren!" sapa Karina tidak santai yang tiba-tiba merangkul kamu, membuatmu sempat sempoyongan.

Lalu Giselle menyusul dan berjalan di sebelah kiri kamu, kalian beriringan menuju gedung sekolah yang ternyata masih jauh. Padahal rasanya kamu sudah melangkah cukup jauh dari gerbang tadi.

"Kenapa nih pagi-pagi udah lemes aja? Belum sarapan?"

Kamu menggeleng. Beberapa hari terakhir emang kamu nggak sarapan, tapi nggak selemas ini juga.

"Lupa belum belajar padahal hari ini ulangan?"

Kamu menggeleng lagi, bahkan kelas unggulan terbiasa dengan ulangan dadakan yang waktu belajarnya cuma 15 menit.

"Terus kenapa sih? Nggak biasanya lo begini pagi-pagi dah!" Karina jadi kesal sendiri.

"Oh, jangan-jangan, lo sama Yoshi--"

BRUM!

Kalian bertiga terlonjak mendengar suara mesin motor yang tiba-tiba lewat menuju tempat parkir. Langkah kamu langsung tertahan, begitu pula dengan Karina dan Giselle.

Kamu memerhatikan motor hitam dan pengendaranya, juga seorang cewek yang duduk di boncengan motor itu.

"I-itu Yoshi, kan?" tanya Giselle.

"Lah, itu yang dibonceng Yiren, kan?" sahut Karina, heboh. "Kok mereka bareng sih?!"

Telinga kamu penging karena Karina memekik tepat di sebelah kamu. Tapi rasanya tidak ada tenaga untuk sekedar protes. Kamu hanya diam menikmati-- atau mungkin meratapi (?) pemandangan yang sedang tersaji beberapa meter di depan kamu.

Yiren tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih, Yoshi mengangguk dengan raut datarnya, tapi kamu bisa melihat lengkungan pada bibir cowok itu. Yoshi tersenyum walau sangat tipis.

Sebelum pergi dari tempat parkir, Yiren sempat mendekatkan diri pada Yoshi. Kedua tangan kamu terkepal melihat hal itu. Giselle dan Karina yang langsung menatap kamu, mereka menyadari ada aura berbeda yang berasal dari diri kamu.

"Sialan!" umpat kamu saat melihat Yiren mengecup singkat pipi Yoshi sebelum cewek itu berlari menjauh sambil tersenyum puas.

Giselle dan Karina menatap terkejut, ini pertama kali mereka mendengar kamu mengumpat seperti itu.

"Y/n, l-lo nggak apa-apa kan-- LOH, Y/N!"

"Et et, mau ke mana kalian?"

Karina dan Giselle yang hendak berlari mengjar kamu harus kembali mundur dua langkah karena ada yang menarik ransel mereka, keduanya menoleh.

"Haechan?!"

Haechan nyengir. "Jangan ikut campur, biarin mereka selesaiin masalah keluarga sendiri."

.
.
.
.
.

"Biar gue yang bawa."

"Nggak usah," balas kamu cepat, lalu mengangkat setumpuk buku yang harus dikembalikan ke perpustakaan.

Bomin sempat kaget dengan penolakan kamu yang terdengar judes, cowok itu memerhatikan kamu yang tampak kesusahan membawa banyak buku.

Bomin berdecak, lalu menyusul kamu. Tapi belum sempat dia menawarkan bantuan lagi, kamu dan setumpuk buku itu sudah jatuh di persimpangan koridor.

"Heh! Kalo jalan pakek mata dong!" sentak cewek bersurai hitam legam yang tadi tiba-tiba muncul dari lorong lain dan menabrak kamu. "Yosh, baju gue ketumpahan es," rengeknya.

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang