"Gila lo?"
Hyunjoon menggeleng tidak mengerti, sementara cowok di depannya berdiri tenang seolah perkataannya bukan apa-apa.
"Lo minta gue mengakui apa yang enggak pernah gue perbuat? Cih, enggak akan!"
Seungmin menarik satu sudut bibirnya. "Ini bukan permintaan, tapi penawaran," katanya. "Gue tau banyak tentang lo, dan itu udah cukup untuk kita buat kesepakatan."
"Apa yang lo tau tentang gue? Kita aja nggak kenal deket."
"Tentang Mama lo yang sakit di rumah sakit, hubungan lo sama Yiren, juga keterlibatan lo di balapan itu. Gue tau semua."
Hyunjoon terdiam. Ia tidak tahu dari mana Seungmin tau itu semua, tapi yang pasti cowok itu tidak sedang main-main sekarang.
"Lo dan Yiren juga punya rencana buat sabotase balapan itu, kan? Lalu ikut balapan supaya nggak ada yang curiga. Gue nggak tau alasan lo tiba-tiba berubah pikiran bahkan mundur dari balapan. Yang pasti, gue pegang kunci lo sekarang. Kalaupun lo mengelak, banyak bukti yang mengarah ke lo."
"Brengsek!"
Seungmin menggerakkan tangannya, membuat seorang pria bertubuh besar yang datang bersamanya maju. Pria itu memberikan satu lembar kertas pada Seungmin.
"Gue bisa bantu mengatasi masalah Mama lo," katanya, menunjukkan cek kosong pada Hyunjoon. "Semua bukti yang mengarah ke lo juga akan gue hapus. Dan masalah Yiren, lo nggak akan kehilangan kepercayaan dia karena Yiren pasti mengira rencana kalian berhasil."
Hyunjoon terdiam, ia memang benar-benar butuh uang itu karena Mamanya harus operasi dalam waktu dekat. Terlalu lama untuk menunggu respons Papa, ia juga lelah harus memohon-mohon pada Yiren yang hanya memanfaatkannya.
"Gimana?" Seungmin tersenyum, ia yakin Hyunjoon mulai goyah. "Karena lo masih di bawah umur, hukuman lo pasti nggak berat-berat amat. Dan selama lo menjalani hukuman, urusan Mama lo biar gue yang handel semua. Tapi janji, lo harus tutup mulut soal ini."
Hyunjoon berdecak. "Lo mau gue tanggung semuanya, sementara lo hidup bebas di luar sana tanpa rasa bersalah?" tanyanya. "Ngigo lo? Enggak!"
"Itu terserah lo, yang pasti gue udah kasih penawaran." Seungmin mengangkat bahu santai. "Kalaupun lo nolak, itu bukan masalah. Tapi gue mau menegaskan satu hal, apapun perlawanan yang lo kasih nanti, enggak akan mengubah kenyataan kalau lo akan jadi salah satu tersangkanya."
"Gue cukup main uang dan pakai orang suruhan lalu bebas dengan mudah. Pilihan ada di lo, Hyunjoon."
Hyunjoon semakin terpojok, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Di saat seperti ini ia tidak bisa minta tolong siapapun, yang dikatakan Seungmin juga benar.
"Temuin gue di alamat itu kalau lo berubah pikiran." Seungmin melemparkan sebuah kartu. "Penawaran gue berlaku sampai kasus ini selesai diselidiki, kalau lo kesulitan, hubungi gue. Semua akan selesai secepat mungkin."
Seungmin pergi begitu saja, meninggalkan Hyunjoon yang jatuh terduduk. Air matanya mengalir melewati pipinya, bayangan Mama yang sedang terbaring di rumah sakit berjuang melewati kesakitan itu membuat dada Hyunjoon sesak.
Ia marah ke diri sendiri karena tidak bisa melakukan apapun, ia tidak berguna sebagai seorang anak. Dan sekarang, Hyunjoon terjebak di permainan kotor anak-anak orang kaya itu.
"Jin, gue harus gimana? Gue butuh lo sekarang."
Hyunjoon menunduk dalam. Ia ingat, sekarang sahabatnya itu, orang yang mencegahnya berbuat nekat dan akhirnya berubah pikiran, sekarang dia sedang bertarung melawan kematian di rumah sakit. Cowok itu tidak hanya menghentikan dirinya berbuat jahat, tapi juga berusaha menyelamatkan nyawa banyak orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...