"Terima kasih."
Suara tepuk tangan menggema sampai sudut cafe, kamu yang baru selesai mengantarkan pesanan juga ikut bertepuk tangan. Suara Seungmin memang tidak usah diragukan, sayang sekali dia tidak ikut ekstra apapun di sekolah, padahal Seungmin pasti bisa jadi vocalis utama kalau bergabung ke ekstra band.
Seungmin meletakkan gitar yang tadi ia pakai untuk mengiringi nyanyiannya, lalu berjalan menuju salah satu kursi. Kamu celingukan, tidak melihat siapapun yang datang bersama cowok itu.
Tiba-tiba kamu teringat satu niat yang sejak beberapa hari lalu kamu rencanakan, tapi tidak jadi-jadi karena belum menemukan moment yang tepat.
Jadi rencananya kamu mau minta maaf soal kejadian malam itu, sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian malam hujan dan warung soto waktu itu.
"Ehem." Kamu menarik kursi di hadapan Seungmin, lalu duduk di sana.
Seungmin yang semula menunduk menatap ponselnya, lantas menegakkan kepala. Sebelah alisnya terangkat.
"A-anu, eum. Gue.... Mau minta maaf," ucap kamu gugup.
Bukan apa-apa, tapi teringat waktu kamu lancang main tarik lengan Seungmin dan ngajak lari hujan-hujanan tanpa tahu yang sebenarnya, rasanya kamu malu dan ngerasa bersalah banget.
"Buat apa?" tanya Seungmin, tidak mengerti.
"Itu, waktu malam itu, di warung soto."
Seungmin terdiam, seolah sedang mengingat kejadian yang kamu maksud.
"Maaf karena lo nggak traktir gue sekalian?"
Kamu mendengus. Hampir saja lupa kalau Seungmin ini teman dekatnya Haechan, jadi sedikit-sedikit pasti tertular sifat menyebalkan cowok itu.
"Bukan," geleng kamu. "Soal kaki lo-- gue nggak tau."
Seungmin memiringkan kepalanya. "Sekarang lo tau, dibilangin siapa?" tanyanya.
Kamu mengerjap, bingung harus menjawab apa. Kalau kamu bilang dengar obrolan Seungmin dan Haechan di UKS, sama aja kamu membenarkan tuduhan Haechan kalau kamu menguping.
Tapi emang bener sih.
"Pfft."
Kamu yang semula menunduk lantas langsung menegakkan wajah, Seungmin terlihat menahan tawa.
"Kenapa ketawa?" tanya kamu, memasang wajah kesal.
Seungmin berdehem. "Lo nguping obrolan gue sama Haechan?"
"Enggak!" balas kamu cepat, dan keras. Membuat para pengunjung cafe menoleh ke arah kalian.
Kamu meringis, meminta maaf dengan sopan pada pengunjung cafe yang terganggu. Sementara Seungmin benar-benar tertawa dengan amat lirih.
"Lo nyamperin gue cuma karena mau minta maaf? Emang lo ngapain?"
Kamu menatap Seungmin, heran dengan cowok ini yang malah tertawa, atau dia lupa apa yang sudah kamu lakukan malam itu-- maksudnya, dia tidak kesal sama sekali?
"Y-ya, pokoknya gue minta maaf!"
"Harus banget gue maafin nih?" tanya Seungmin yang membuat kamu langsung mendelik.
"Kayaknya harus ada beberapa kesepakatan damai deh."
Kamu melotot. "Lo mau meras gue?"
"Duh, kasar banget. Enggak kok, cuma sesuatu yang menguntungkan kedua belah pihak." Seungmin tersenyum aneh, cowok itu mencondongkan tubuhnya. "Lo pasti denger kan waktu di UKS kalau gue nggak bisa sering-sering makan di luar?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...