"Selamat pagi,"
Sapu yang ada di tangan kamu langsung jatuh begitu melihat sosok Yoshi tersenyum di depan pintu saat kamu membukanya, cowok itu melirik ke bawah pada sapu yang tergeletak di lantai, lalu tertawa kecil.
"Lagi sibuk, ya?" tanyanya.
Kamu mengerjap dua kali, lalu buru-buru memungut sapu itu. "Lo ngapain di sini?" tanya kamu, celingukan ke luar pintu.
Masih pukul enam pagi, kamu masih pakai baju tidur dan lagi nyapu rumah. Hari ini Sabtu jadi sekolah libur.
"Nemuin lo, mau ajak jalan dong biar kayak orang pacaran beneran." Yoshi nyelonong masuk membuat kamu mengikuti dia.
Bunda sudah keluar pagi-pagi banget, sikembar juga keluar sejak setengah jam lalu katanya mau jogging di taman. Kamu di rumah sendiri dan sekarang kedatangan tamu tidak diundang ini.
"Selesaiin aja beres-beresnya, gue tungguin," kata dia, lalu duduk di sofa.
Kamu menatapnya bingung, tapi Yoshi malah menaikkan sebelah alis lalu mengedikan kepala. Kamu menghela napas, tanpa banyak tanya menyelesaikan pekerjaan rumah, tinggal nyapu dan menyiapkan makanan yang sudah dimasak tadi pagi-pagi banget buat sarapan sikembar kalau pulang nanti.
Kamu mandi lalu siap-siap, tepat jam tujuh kurang lima belas kamu selesai dan menemui Yoshi yang lagi main ponsel. Cowok itu mengalihkan perhatian dari ponselnya ke kamu.
"Cantik banget pacar gue," katanya, membuat kamu langsung salah tingkah.
Pacar sialan! Bisa aja bikin kamu blushing pagi-pagi begini.
"Mau ke mana sih? Masih pagi banget nih."
Yoshi beranjak lalu mendekat, cowok itu tidak menjawab dan malah meraih tangan kamu lalu menggenggamnya, menggandeng kamu menuju motor hitam kesayangannya, motor yang katanya cuma dia dan kamu yang boleh nyentuh.
Kamu nerima helm dari dia, lalu Yoshi naik dan memakai helmnya. Dia noleh ke kamu yang hanya diam aja.
"Nanti juga tau, naik aja dulu," katanya.
Kamu menghela napas, lalu naik ke boncengan motornya. Motor melaju pelan menyusuri jalanan Ibu Kota. Kamu melingkarkan lengan ke perut Yoshi, cowok itu yang awalnya minta, katanya biar kayak orang pacaran beneran. Sekarang malah jadi kebiasaan kamu kalau dibonceng dia.
Yoshi sesekali mengusap tangan kamu saat di jalan, membuat kamu merasa nyaman. Moment saat berada di jalan seperti ini adalah salah satu moment favorit kamu bersama Yoshi. Cowok itu tidak pernah kebut-kebutan saat boncengin kamu, padahal kamu tahu cowok ini kalau sendiri udah kayak lagi balapan di sirkuit.
Motor Yoshi berhenti di depan sebuah toko roti. Kamu langsung turun dan melepaskan helm.
"Mau beli roti?" tanya kamu.
Yoshi melepaskan helm, lalu menyugar surai hitamnya ke belakang. "Mau beli lilin doang," jawabnya.
"Ha?"
Cowok itu malah tertawa pelan. "Iyalah beli kue,"
Kamu mendelik, memerhatikan cowok itu turun dari motornya. Peenampilan Yoshi tidak pernah mengecewakan. Cowok itu memakai setelan sederhana -yang harganya selangit- namun tetap terlihat tampan dan menawan. Mungkin ini pesona Yoshi, bisa cocok dengan apapun yang melekat di tubuh cowok itu.
"Lihatin terus aja, gue nggak ngebosenin walau dilihat berapa kali pun, dijamin nggak ada space buat lo ngelirik cowok lain," kata Yoshi membuat kamu menatapnya.
Kamu mendesis. "Nggak ada orang yang sempurna."
"Lah, gue kan nggak bilang kalau gue sempurna," balasnya. "Makanya lo dikirim buat nyempurnain kekurangan gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...