05.

708 148 4
                                    

Kamu berjalan lesu memasuki kelas, gara-gara omongan Karina kemarin, kamu jadi nggak bisa tidur dan mungkin hampir subuh baru bisa menutup mata dan terlelap.

Mungkin kalau tadi pagi kamu nggak denger suara keributan si kembar duo J yang nyari buku PR, pasti kamu akan kebablasan tidur sampai siang dan bolos sekolah.

Mungkin karena masih mengantuk, kamu jadi tidak fokus dan tidak sadar ada kaki terulur di tengah jalan. Jangan tanya apa yang terjadi.

Jdug!

"Akh!"

Tepat di luka yang belum mengering sepenuhnya, kamu merasakan benturan amat keras sampai rasa perihnya kembali merambat. Suara pekikkan kamu yang keras membuat seisi kelas menoleh.

Masih dalam posisi jatuh tersungkur dengan kedua lutut terlebih dahulu menyentuh lantai, kamu meringis kesakitan, kaki kamu terasa mati rasa saat itu juga, sulit digerakkan.

"Anjir jatuh gitu doang lebay banget teriaknya!"

Kamu kenal dengan suara itu, tapi kamu tidak menoleh, karena setelahnya terdengar tawa meremehkan dari suara yang terdengar tidak asing.

Kamu berusaha beranjak susah payah, lalu berjalan dengan terpincang menuju bangku. Karena luka yang belum kering kembali kena benturan, tentu saja luka itu kembali mengeluarkan darah yang membekas di lantai.

Kamu duduk di bangkumu yang berada di tengah, saat itu kamu bertemu tatap dengan si pemilik mata harimau yang tadi tertawa. Orang yang kemarin sore bertemu denganmu di lapangan indoor sekolah.

Tak lain dan tak bukan adalah si tokoh utama dari F5, cerita halu fantasi buatan para pengagum mereka.

Yoshinori.

.
.
.
.
.

"Aduh! Aduh! Aduh! Perih banget!"

Kamu rolling eyes. "Yang diobati gue, kenapa lo yang kesakitan?" tanya kamu pada Karina, sementara Giselle tertawa.

"Y-yah kan rasanya nular, kita kan bespren jadi rasanya bisa dibagi-bagi."

Kamu mencibir. "Ini lo aja yang sakit, gue mau olahraga."

"Eh nggak mau!" geleng Karina. "Lagian kenapa sih kok bisa sampe nyungsep gitu? Lo jalan sambil merem ya?"

Pertanyaan Karina membuat kamu terdiam, kamu nggak mungkin bilang kalau ini perbuatan cowok-cowok yang dia kagumi. Kalau sampai Karina nggak kagum lagi ke mereka, perjanjian kalian untuk dapat nomor F5 akan dibatalkan, dan kamu nggak akan pernah bisa ketemu Hyunjin.

"Heh! Ditanya malah diem aja! Jangan ngelamun di UKS, nggak baik!" ujar Karina.

"Selesai." Giselle tersenyum lebar. "Untung gue bisa ngasih pertolongan pertama, lagian ini sekolah bagus-bagus malah UKSnya kosong. PMR pada ke mana sih?"

"Berisik!"

Sebuah suara dari brankar sebelah membuat kamu, Giselle, dan Karina reflek menoleh. Terdengar suara decitan yang menandakan seseorang bergerak turun dari brankar itu, lalu tak lama tirai warna hijau yang membatasi antar brankar itu disibak.

"Emang ya cewek kalau udah ngegosip nggak peduli di manapun pasti bakal ribut." Cowok muka bantal itu beranjak. "Ngantuk gue langsung hilang padahal baru tidur sejam."

Cowok yang wajahnya familiar di mata kamu itu menatap kalian bertiga bergantian dengan tatapan malas, lalu meninggalkan UKS tanpa berkata apapun lagi. Kamu mendelik menatapnya, tapi tidak dengan Giselle dan Karina.

Mereka berdua terdiam seolah membeku, membuat kamu menatap aneh.

"Kalian kenapa?"

Karina dan Giselle saling bertatapan, lalu menoleh ke kamu dan memekik bersamaan.

"Dia Seungmin!"

.
.
.
.
.

Dua puluh menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi, kamu nggak langsung pulang karena besok piket, daripada berangkat pagi-pagi mending piket pulang sekolah seperti ini.

Sekolah mulai sepi dan awan mendung terlihat menghiasi langit, kamu bergegas keluar begitu selesai menyapu lantai dan membersihkan papan tulis.

"Oi, Y/n!"

Langkah kamu tertahan saat akan melewati satu kelas, kamu menoleh, cukup terkejut saat tahu siapa yang tadi memanggil kamu.

"Buru-buru amat." Cowok berjaket biru itu berjalan keluar kelas, lebih tepatnya menghampiri kamu. "Lihatnya jangan kayak gitu dong, gue kan bukan orang jahat." Cowok itu tertawa.

Kamu mendesis, lalu kembali melanjutkan langkah tanpa menggubris cowok yang tak lain dan tak bukan adalah Yoshi itu.

Yoshi mengerutkan kening tidak suka karena kamu mengabaikannya, cowok itu berjalan cepat menghampiri kamu, dan langsung mencekal lengan kamu, membuat kamu mau tidak mau harus berhenti.

"Apaan sih?" kesal kamu.

"Lo nyuekin gue?"

"Lah, emangnya kenapa?" tanya kamu, risih.

"Lo nggak ada takut-takutnya ya sama gue? Gue bisa bikin lo keluar dari sekolah ini dengan mudah, dan lo masih bisa bertingkah kayak gini?" Cowok itu menggeleng tidak percaya. "Lo tau kan siapa gue?"

"Mentang-mentang lo anggota F5 terus semua orang harus tau gitu? F5 yang kerjaannya cuma menginjak-injak orang di bawahnya pakek kekuasaan, kenapa gue harus takut sama orang kayak gitu?" Kamu mengangkat dagu, tanda tidak takut sama sekali. "Jangan harap gue jadi salah satu dari cewek-cewek yang teriak-teriak nggak jelas karena kalian lewat ya! Nggak akan! Nggak akan!"





"Woi! Hallo?"

Kamu mengerjap karena sebuah tangan melambai cepat di depan wajah kamu.

"Malah ngelamun, lo denger apa yang gue bilang nggak sih?"

Kamu mengerjap dua kali lagi, jadi yang tadi itu cuma lamunan kamu? Kamu menggeleng, harusnya kamu benar-benar mengatakan semuanya biar cowok ini nggak gangguin kamu lagi. Tapi kalau kamu ngelakuin itu, kamu bakal susah memenuhi perjanjian sama Karina. Bagaimanapun juga kamu harus dapat nomor mereka berlima sebelum UTS.

Bruk

"Bawain tas gue."

Kamu menunduk menatap tas yang tadi Yoshi lempar, untuk kamu sigap menangkapnya.

"Gue?"

"Iya." Yoshi tersenyum yang malah terlihat menyebalkan, cowok itu berjalan mendekat lalu berbisik di samping telinga kamu.

"Gue kan udah bilang kalau kehidupan lo di sini nggak bakal tenang lagi karena lo udah mengusik gue. Paham?"

Kamu bergidik ngeri karena suara Yoshi berdesir mengerikan di samping telinga kamu. Alih-alih kagum seperti cewek-cewek lain, kamu malah jadi takut.

Bisa-bisanya cowok modelan seperti ini yang jadi idaman para cewek, apa sih yang mereka lihat?

"Buruan! Lama banget sih!"

.
.
.

Tbc~

MunLovea
Rabu, 14 April 2021

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang