37.

468 122 6
                                    

Hari Sabtu datang sangat cepat, dan sesuai janji Seungmin seminggu yang lalu, dia mengajak kamu untuk menemui seseorang.

Sekarang kamu dan Seungmin sedang berjalan di jalan setapak sebuah pemukiman di pinggiran kota. Kamu melihat-lihat sekitarnya, lingkungannya tidak bisa dibilang kumuh tapi tidak terlalu bersih juga. Di ujung jalan sebelum belokan ada tumpukan sampah yang dikerumuni lalat dan hewan-hewan kecil. Untung kamu datang memakai masker.

Seungmin berjalan di depanmu karena jalan ini terlalu sempit jika dipakai beriringan, cowok itu sesekali menatap ponsel, sedang mencari alamat yang seminggu ini berusaha ia lacak.

"Kayaknya nggak jauh dari sini," kata Seungmin, membuat jantungmu berdetak lebih cepat, tidak sabar sekaligus gugup.

Seminggu lalu Seungmin memberitahumu sebuah fakta yang membuatmu semakin ingin membantu mereka menguak kejanggalan dalam kasus kecelakaan di arena balap liar tahun lalu.

.
.

"Pelakunya Hyunjin, ya?"

"Bukan."

Jawaban itu bahkan lebih mengejutkan dari jawaban 'iya' ataupun anggukan membenarkan.

"Bukan Hyunjin?"

Seungmin menggeleng.

"Dia bahkan gak ada sangkut pautnya sama kejadian ini, iya sih dia ikut balapan. Tapi, Hyunjin juga korban."

"Korban?"

Seungmin mengangguk. "Kecelakaan tahun lalu gak bisa diremehin, Y/n, tiga dari pembalap yang ikut sampai koma, dan salah satu dari mereka-- gak selamat."

Kamu reflek menutup mulut dengan tangan saking kagetnya, Seungmin berkata dengan serius, tapi kamu tetap mendengar nada sedih di dalamnya.

Kamu tahu, membicarakan masa lalu yang menimbulkan trauma memang hal yang menyakitkan. Tapi, ini satu-satunya cara agar bisa menemukan solusi dan obat penyembuhnya, kan?

"Sanha adalah yang paling parah waktu itu, motor dia sampai meledak, beruntung dia sempat menyelamatkan diri, tapi--"

"Tapi kenapa?"

"Hyunjin yang kena."

"Ha?!" Mendengarkan cerita Seungmin seperti sedang nonton film thriller horror. Banyak kejutannya.

"Gak ada yang tau gimana kejadiannya, tapi Hyunjin juga luka parah waktu itu. Luka bakar."

Tangan kemu terangkat memegang kepala yang tiba-tiba berdenyut. Semakin rumit dan bikin pusing. Selama bertahun-tahun berhadapan dengan rumus-rumus dan teori di sekolah, baru kali ini kamu merasa pusing banget.

"Ada satu orang yang harus lo temuin kalau lo pengen tau semuanya, tapi udah lama gue gak denger kabar dia, sejak kejadian itu."

"Siapa?"

Kamu menatap Seungmin penasaran, menunggu jawaban cowok itu. Bagaimanapun juga kamu harus tahu lebih jelas supaya bisa bantu, supaya tidak makin pusing juga kalau berteori sendiri berdasarkan cerita Seungmin.

"Si pelaku."

.
.

DUGH!

"Aduh!"

Kamu oleng karena sebuah bola yang melayang tepat mengenai kepalamu, membuat Seungmin reflek berbalik dan langsung menghampirimu.

"Y/n, lo gak apa-apa?" tanyanya, membantumu berdiri.

Kamu menggeleng pelan walau kepalamu sedikit pusing, lalu beranjak dengan bantuan Seungmin.

Suara langkah kaki berlari membuat kamu dan Seungmin menoleh, seorang anak laki-laki yang memakai celana merah seragam SD dengan kaos berwarna biru yang terlihat lusuh tampak takut-takut mendekat.

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang