"Gimana hari pertama kerja di cafe kakak gue, seru kan?"
Kamu melirik Giselle sekilas, lalu kembali menunduk menatap bakso di hadapan kamu. Sepertinya Giselle tidak tahu kalau cafe milik kakaknya adalah cafe langganan 2 anggota F5, kalau tahu mana mungkin dia minta kamu dapetin nomor mereka, tinggal minta sendiri, kan?
"Lo kenapa nggak bantuin kalau emang itu cafe kakak lo?" tanya Karina tiba-tiba, membuat kamu menoleh.
Benar juga, Giselle juga bilang tidak bisa antar kamu saat akan melamar kerja. Padahal itu kan cafe kakaknya, tapi Giselle bersikap seolah menghindari cafe itu.
"Nggak apa-apa." Giselle meringis. "Gue cuma ada.... Sedikit masalah sama kakak gue, eum--"
"Nggak usah cerita," potong kamu. "Buruan dihabisin makanannya, udah mau bel.
Karina dan Giselle mengangguk, kamu tahu Giselle pasti tidak mau membahas ini, cewek yang biasanya banyak bicara dan tidak pernah kehabisan topik itu langsung diam dan fokus makan.
.
.
.
.
.Kamu melihat Soobin di depan mading, cowok itu sedang membaca sesuatu di sana. Melihatnya membuat kamu teringat kejadian beberapa hari lalu di rumah sakit, ia masih penasaran siapa yang dirawat di ruang vvip itu dan apa yang membuat Soobin sampai memohon-mohon pada dokter.
"Y/n."
"Astaga!" Kamu terlonjak dan reflek berbalik setelah mendapat sebuah tepukkan di bahu kanan, cowok tinggi bermata sipit itu tertawa kecil melihat reaksi kamu.
"Bomin, ngangetin aja!"
Bomin terkekeh. "Lagi ngelihatin apa sih sampai ngelamun di tengah jalan?" Bomin celingukan melihat ke arah yang kamu lihat tadi, tapi dengan cepat kamu menarik lengan cowok itu sampai berbalik.
"Nggak ada," geleng kamu cepat. "Ha-hari ini ada PR nggak? Gue kemarin nggak ngecek buku soalnya."
Bomin terdiam selama beberapa saat, membuat kamu merutuk dalam hati, kalau sampai ketahuan Bomin, bisa-bisa gawat. Bomin pasti akan berpikir macam-macam karena kamu diam-diam memperhatikan temannya bahkan sampai melamun.
"Nggak ada," jawab Bomin, sambil tersenyum seperti biasa.
"Tapi ada tugas kelompok."
"Ha?" kamu mengerjap. "Kok gue nggak tau? Apa karena belum cek group?"
Kamu mengeluarkan ponsel dari saku, lalu membuka group kelas. Tidak ada pemberitahuan apapun selain anak-anak yang ramai mengucapkan selamat ulang tahun pada Siyeon.
"Tapi--"
"Sama guru emang belum dimumin," sahut Bomin.
Tring!
Kamu menunduk menatap layar ponsel saat sebuah pesan masuk, tertampil nama Bomin di deret paling atas aplikasi chat kamu.
"Itu materi buat kerja kelompoknya, lo baca baik-baik ya?"
"Ini--" Kamu mengerjap.
"Kita sekelompok, lo cuma perlu pelajari materinya aja biar bisa presentasi. Gue udah selesaiin semuanya."
Bomin tersenyum. "Gue ke kelas dulu ya?"
Setelah itu Bomin berlalu meninggalkan kamu yang masih cengo, materi yang dikirim Bomin ke kamu adalah materi untuk jam terakhir nanti. Cowok itu mendapatkan materi lebih awal dan sudah mengerjakannya sampai selesai.
Kita sekelompok?
Kening kamu berkerut. Kapan kelompoknya dibagi? Bahkan kamu nggak tau ada kerja kelompok.
Dikenal hampir seluruh sekolah
Bisa menyerobot antrian
Dan sekarang mendapat info materi lebih awal.Sebenarnya siapa F5 dan apa peran mereka di sekolah ini?
.
.
.
.
.Sudah lima hari kamu bekerja di cafe Joy, cafe milik kakaknya Giselle. Tapi tidak seperti yang kamu duga, mendekati Seungmin tidaklah semudah itu. Ternyata juga Seungmin tidak setiap hari datang ke cafe. Sementara kamu bekerja setiap hari sepulang sekolah.
Sekarang hari minggu, jam 8 pagi kamu sudah berada di cafe untuk bekerja. Hari ini kamu sengaja ambil part pagi karena nanti sore harus mengantar Jisung ke rumah sakit untuk control kesehatan.
Jisung pulang lebih awal dari waktu yang ditentukan dokter, jadi kamu hanya ingin memastikan kesehatan Jisung semakin membaik.
"Lo kerja nggak kenal hari ya?"
Kamu yang sedang mengelap kaca pintu cafe terkejut karena tiba-tiba Haechan muncul di depan pintu, cowok itu tersenyum lebar.
Kamu mundur agar pintu bisa terbuka dan membiarkan Haechan masuk, sementara cowok itu masih tertawa kecil.
"Minggu begini masih kerja aja, padahal yang lain pada pacaran."
Kamu tahu yang dimaksud Haechan, cafe ini memang cafe remaja favorit. Banyak pasangan yang datang akhir pekan memilih cafe ini sebagai tempat kencan.
Kamu rolling eyes. "Nggak ngaca, sendirinya juga sendirian, mau kencan sama angin?"
Haechan tertawa lagi. "Gue mah sebenarnya banyak yang mau, tapi lagi males aja pacaran, ribet. Mau sendiri aja seneng-seneng."
Kamu melengos, lebih memilih melanjutkan pekerjaan daripada meladeni ocehan Haechan.
"Gue pesen americano deh, nanti taruh di meja dua."
Kamu mengangguk, Haechan sempat mengedipkan sebelah matanya sebelum berjalan ke samping cafe, toilet.
Kamu bergidik, bagaimana bisa cowok seperti itu jadi salah satu idaman anak-anak di sekolah kamu?
.
.
.
.
."Astaga!"
Kamu mengelus dada karena lagi dan lagi oknum bernama Haechan ini muncul tiba-tiba. Haechan tiba-tiba datang ke meja bar dan berjongkok seolah sedang bersembunyi.
"Heh lo-- aduh!"
"Sttt" Haechan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya, memberi isyarat agar kamu diam.
Kening kamu berkerut tidak paham. Cowok yang sekarang mengenakan kaos putih polos dibalut jaket denim itu bergerak pelan menegakkan tubuh, seolah akan mengintip. Kamu yang kepo, melakukan hal yang sama dengan Haechan.
"Ada apa sih?" tanya kamu, mencoba mencari obyek yang menjadi perhatian Haechan.
"Di sana." Haechan menunjuk ke bangku nomor tujuh yang ada di pojok, tampak dua remaja cewek cowok sedang duduk di sana. Mengobrol santai dan bergurau.
Kamu melirik julid. "Ngapain ngintipin orang pacaran? Iri?"
Haechan melirik kamu sesaat, lalu mendesis. "Bukan. Dengerin dulu."
Kamu hendak beranjak karena tidak mau ikut dengan permainan petak umpet ini, tapi Haechan kembali menarik lengan kamu hingga kamu jongkok di sebelahnya lagi.
"Cewek di sana namanya Yiren," ujar Haechan tiba-tiba.
"Terus? Kenapa emang? Dia doi lo yang lagi selingkuh?"
"Bukan!" Haechan tampak mulai kesal. "Iya emang dia lagi selingkuh, tapi bukan dari gue."
Kamu tidak berminat mendengarkan cerocosan Haechan, tapi rasanya juga sedikit kepo.
"Pacarnya temen lo?" tanya kamu, langsung teringat teman-teman Haechan yang merupakan anggota F5.
Haechan mengangguk. "Dia pacarnya Yoshi."
Entah sadar atau tidak tapi kedua mata kamu langsung membulat karena terkejut.
"Yoshi goblok! Dia diselingkuhin mulu, gue bakal hajar dia kalau sampai kali ini dimaafin lagi!"
.
.
.
Tbc~MunLovea
Sabtu, 17 April 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...