"Oh sialan, jadi selama ini Yoshi ditipu?"
Haechan mengangguk mendengar pertanyaan Bomin, membuat cowok tampan bersurai hitam legam itu mengusap wajahnya.
"Sebenernya sih ini bukan yang pertama," ujar Haechan. "Yoshi ngelarang gue bilang ke lo sama Soobin, soalnya--"
Bomin berdecak, membuat kamu cukup terkejut. Beberapa hari di kelas yang sama, kamu baru melihat ekspresi Bomin yang terlihat menahan marah dan kesal. Biasanya cowok itu selalu tenang dan ramah, mungkin ini satu sifat F5 yang baru kamu lihat.
Merasakan hawa mulai tidak enak, kamu berdehem. "Gue nggak tau apa-apa ya, jadi lebih baik gue pergi."
"Tunggu." Haechan menahan lengan kamu, membuat kamu tidak jadi beranjak.
Cowok itu mengedikkan dagu ke arah ponsel yang ada di genggaman kamu, membuat kamu langsung mengerti apa yang cowok itu maksud.
"Pinjem bentar." Bahkan sebelum kamu menyetujuinya, Haechan sudah merebut ponsel itu dari tangan kamu.
Tring tring tring tring!
Kamu terkejut karena mendengar notif beruntun. Haechan mengeluarkan ponsel dari saku celananya, lalu mengembalikan ponsel kamu.
"Gue cuma minta foto yang tadi, sorry karena tadi gue foto pakek hape lo buat barang bukti." Haechan menunjukkan layar ponselnya. "Nomer lo gue save buat jaga-jaga kalau Yoshi nggak percaya, lo juga saksi mata."
Kamu mengerjap dua kali, dengan ragu menekan tombol power ponsel hitam milikmu untuk memeriksa sesuatu.
Begitu layar menyala, hal pertama yang terlihat adalah tampilan roomchat dengan nomor tidak dikenal. Kamu mengerjap dua kali.
Ini benar nomor ponsel Haechan? Dalam waktu kurang dari seminggu, KAMU DAPAT 2 NOMOR TELPON ANGGOTA F5?! Gila!
.
.
.
.
.Kedua sudut bibir kamu tertarik membentuk seulas senyum tipis. Di depan kamu, berbatas meja, si kembar duo J sedang lahap menyantap makanan mereka.
Setelah pulang dari rumah sakit, kamu mengajak duo J mampir ke warung soto ayam favorit kamu. Biasanya kamu akan membungkuskan untuk mereka saat pulang kerja, tapi hari ini kamu ingin mengajak mereka makan ke warungnya langsung.
"Enak?"
Jeongwoo dan Jisung menegakkan kepala, bocah kembar itu mengangguk bersamaan membuat senyum kamu semakin melebar. Setiap melihat dua bocah SMP ini, rasanya masalah kamu menguap sementara. Mereka yang selalu ribut di rumah, bercanda setiap saat, dan menganggu kamu, rasanya kamu tidak bisa membayangkan kalau suatu saat orang tua mereka akan datang dan mengambil mereka pergi. Seperti yang terjadi pada beberapa anak yang dititipkan pada Bunda Hani.
"Jisung, Jeongwoo," panggil kamu setelah duo J menghabiskan soto mereka. "Gimana sekolah kalian, lancar?" tanya kamu, seperti seorang Ibu yang bertanya pada dua anaknya.
Kamu belajar dari beberapa artikel kalau bertanya hal-hal kecil seperti bagaimana hari-hari di sekolah, atau apa ada masalah, akan membuat anak merasa disayangi.
Kamu tidak pernah mendapat pertanyaan serperti itu, jadi kamu tidak ingin Jeongwoo dan Jisung merasakan hal yang sama.
Tidak langsung menjawab, Jisung dan Jeongwoo malah bertatapan. Mereka berdua seperti sedang mengobrol lewat tatapan, membuat kamu menaikkan sebelah alis.
"Jeongwoo, Jisung?"
"Oh, iya kak! Kami baik-baik aja kok! Iya kan, Ji?" Jeongwoo tertawa kecil.
Jisung mengangguk. "Iya kak, kita kan punya banyak teman, jadi kakak nggak usah khawatir!"
Kamu menatap dua bocah itu, mereka menunduk seolah menghindari tatapan kamu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...