47.

404 110 4
                                    

Kamu melangkah lemas melewati halaman rumah, rasanya sangat lelah, juga kecewa.

Kamu dan Bomin tidak berhasil menemukan Seungmin, cowok itu menghilang tanpa jejak. Tidak ada yang bisa dihubungi karena dia tidak punya keluarga di sini, orang tua dan saudara Seungmin juga di luar negeri.

Apa cowok itu kabur?

"Aduh!"

Kamu mundur satu langkah saat dahimu menabrak sesuatu, yang pertama kamu lihat adalah hoodie hijau army dengan tali putih.

"Ngelamun aja sampai ada orang ganteng malah ditabrak," kata orang itu, Yoshi.

"Sejak kapan di sini?" tanyamu.

"Sejak dapat kabar kalau sekolah pulang awal,"

"Ha?"

Sekolah memang pulang awal hari ini, tapi tiga jam yang lalu. Kamu muter-muter di jalan sama Bomin untuk nyari Seungmin.

Apa Yoshi menunggu selama itu?

"Enggak kok, baru lima belas menit yang lalu," kata cowok itu, menjawab pertanyaan batinmu.

"Di rumah nggak ada orang?" tanyanya. "Biasanya kalau gue datang, si kembar langsung heboh nyamperin."

Kamu menghela napas, lalu berjalan melewati Yoshi menuju pintu rumah, sementara Yoshi mengekor.

"Ini kan jam sekolah," jawabmu.

"Oh." Yoshi mengangguk dua kali. "Bunda?" tanyanya.

"Nggak tau," jawabmu. "Bunda jarang pulang,"

Kamu berbalik setelah beberapa langkah melewati ruang tamu, lantas menatap heran cowok yang masih mengekor di belakangmu itu.

"Kenapa?"

"Harusnya gue yang tanya, kenapa ngikutin gue?" tanyamu balik.

"Inget ya, di rumah gue batasnya cuma sampai ruang tamu. Nggak ada ngikutin sampai ke belakang," katamu memeringati.

"Ke kamar?"

"YOSHI!"

Yoshi tertawa. "Iya, iya,"

Kamu merengut kesal, lalu memutar badan dan melangkah menuju kamar. Sementara Yoshi yang tahu diri memilih duduk di sofa.

"Kotak apa nih?" Yoshi melihat ke arahmu pergi sebelum meraih kotak kecil di atas meja. Kotak polos berwarna biru muda.

"Mau minum apa?" tanyamu begitu selesai ganti pakaian.

"Seadanya," jawab Yoshi. "Jangan yang manis."

"Lo diabetes?" tanyamu, mengernyit.

"Kalau lo bikinin yang manis bakal diabetes, soalnya lo udah kemanisan."

Kamu bergidik, lalu mendesis. "Gue bawain air kobokan biar tau rasa." Lantas melangkah menuju dapur, padahal rasanya jutaan kupu-kupu sedang berterbangan di perutmu.

Yoshi sialan. Dia selalu bisa mengelak dan membuatmu tidak jadi mengamuk setelah cowok itu menghilang tiba-tiba, padahal sudah kamu siapkan dengan matang apa saja yang akan kamu lakukan saat kalian bertemu.

Salah satunya marah-marah seperti pacar.

Ya emang pacar sih.

Kamu kembali ke ruang tamu dengan sepiring biskuit dan camilan, juga dua gelas jus buah naga.

"Adanya ini,"

"Ada lo doang aja udah--"

"Diem," desismu sambil melotot, tidak mau mengambil resiko makin gila kalau Yoshi berulah terus tanpa memberimu jeda untuk ambil napas.

Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang