Sabtu ini di Cafe Jeje
Kamu mengerutkan kening melihat pesan yang terdapat di dalam kotak itu, kotak yang entah dari siapa. Kamu pikir kotak di atas meja itu pemberian Yoshi, tapi dia bilang tidak meninggalkan apapun di meja ruang tamu rumahmu.
"Jisung, kamu lihat yang naruh ini nggak?"
Jisung mengalihkan perhatian dari buku paketnya, lalu menggeleng.
Jeongwoo datang membawa sebotol minuman dan dua bungkus camilan, lalu duduk lesehan di samping Jisung. Kalian berada di ruang tengah, kamu sedang menemani si kembar belajar untuk persiapan PAS.
"Dari cowok yang beberapa kali main ke sini kali," kata Jeongwoo. "Pengangum Kak Y/n banyak juga ya, kasihan Kak Yoshi banyak saingan."
"Tetap Kak Yoshi lah yang bakal menang," ucap Jisung, melirik Jeongwoo sekilas.
"Seyakin apa?" tanya Jeongwoo.
"Feeling aja sih soalnya Kak Yoshi bucin banget sama Kak Y/n."
"Heh! Ngomongin apa kalian?" tegurmu. "Sana belajar di kamar, habis itu tidur, udah malam."
"Ih, serius, Kak!" Jeongwoo berucap yakin. "Beberapa hari ini ada yang datang, dia pakek motor hitam, tapi pakek masker jadi kita nggak lihat orangnya. Terus tiap mau kira samperin, dianya pergi."
"Motor hitam?"
Kamu langsung teringat seseorang.
"Kayaknya bukan Kak Yoshi, deh," kata Jisung. "Temennya Kak Yoshi kali."
"Maksudnya gimana? Teman Kak Yoshi mau main tikung-tikungan?"
"Bisa jadi."
"Heh, ngadi-ngadi lo!"
"Tapi--"
Kamu tiba-tiba beranjak, membuat perdebatan si kembar terjeda.
"Mau ke mana, Kak?" tanya Jisung.
"Tidur," jawabmu. "Kalian habis ini langsung tidur, jangan kemaleman."
Dua bocah itu menegapkan badan lalu memasang pose hormat. "Siap, Komandan!"
.
.
.
.
.Kamu berjalan sendiri di trotoar tak jauh dari sekolah, hari ini tidak ada uang jajan karena sisa uangmu kamu berikan pada si kembar. Bunda tidak pulang, jadi mereka tidak dapat jatah harian. Makanya hari ini kamu berangkat lebih pagi karena harus jalan kali.
Kamu sadar ada suara mobil yang mendekat, membuatmu menoleh tepat ketika mobil itu melaju pelan di sampingmu dan akhirnya berhenti. Kaca hitam mobil itu perlahan bergerak turun.
"Sanha?"
Cowok itu tersenyum sambil memainkan alis. Kamu juga melihat Bomin dan Haechan di dalam mobil itu, mereka berdua berseragam, sementara Sanha memakai baju biasa.
"Mau tebengan nggak?" tawar Sanha.
"Mau dong masa enggak," sahut Haechan, lalu tertawa.
Kamu mendelik, lalu menggeleng. "Sekolah udah dekat, gue jalan kaki aja, nanggung."
"Yakin?"
Kamu mengangguk.
Tapi alih-alih mereka pamit untuk berangkat duluan, tiga pintu mobil hitam itu terbuka bersamaan, mereka bertiga turun, meninggalkan sopir di dalam mobil mewah itu.
"Loh ngapain?" tanyamu, bingung karena mereka malah menghampirimu.
Haechan dan Bomin menyelempangkan tas mereka, Sanha memakai kacamata hitam dan jaket yang membalut kemeja biru polos yang kini ia kenakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Meteor Garden - Kanemoto Yoshinori [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] Yang pasti ini bukan kisah manis masa SMA seperti drama Meteor Garden! #1 Imagine [18-04-2022] #1 Imagine [01-05-2022] #1 Imagine [15-07-2022] ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada...