Hari ini Alish bangun lebih pagi lagi. Tapi kali ini ia tak akan memasak untuk Elden, ia hanya ingin membiasakan diri bangun pagi karena nanti jika ia sudah tidak haid ia akan mencoba untuk selalu melaksanakan sholat. Dan menurutnya sholat yang berat dilakukan itu adalah sholat subuh, karena ia selalu bangun siang.
"Mandi udah, beresin tas udah ngapain lagi ya?" ucap Alish saat melihat cermin, dia sudah rapih memakai seragam dengan rambutnya yang digerai.
"Gue kebawah deh, siapa tau ada yang bisa gue bantuin." Alish mengambil tas nya dan turun kebawah.
"Selamat pagi Non Alish, Non mau masak buat mas Elden lagi ya?"
"Ng--nggak bi, oh iya ada yang bisa Alish bantuin gak Bi?" tanya Alish pada Bi Marni--asisten rumah tangganya.
"Tidak usah, Non. Tangan Non Alish kan masih sakit. Non mendingan duduk dulu saja di meja makan, bibi akan siapkan makanannya." Alish pun mengangguk lalu duduk di meja makan.
"Oh iya Bi, aku boleh minta tolong gak?"
"Iya ada apa, Non?" bi Marni masih sibuk memasak.
"Tolong buatin nasi goreng terus masukkan ke kotak bekal ya, Bi."
"Baiklah, nanti bibi buatkan."
"Buat, Nak. Elden ya Non?" goda bi Marni. Alish pun hanya tersenyum menjawabnya.***
Alish sudah berada di dalam kelas yaitu kelas XII IPA 2. Lagi-lagi ia duduk di bangku Shasa dan seperti kemarin ia datang lebih awal. Shasa belum datang, ia pun memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosan.
"Duh bosen banget, tidur dulu kali yah, masih ngantuk." gumam Alish lalu tertidur dengan tumpuan tangan diatas meja.
"Woy! Alish bangun Lish kebakaran!" teriak Shasa sambil menggoyangkan tubuh Alish.
Alish membuka matanya melihat kearah Shasa, ia melihat sekelilingnya ternyata kelas sudah ramai.
"Kok Lo nggak kaget sih?" tanya Shasa.
"Hm" Alish mengucek matanya dan memfokuskan pandangannya.
"Gue sama si cupu mau duduk Lo pindah sana! Si Elden udah dateng tuh" ucap Shasa sambil menunjuk kearah bangku Alish dan Elden.
Alish melirik kearah Niana--gadis cupu teman sebangku Shasa. "Sana Lo duduk sama Elden," ucap Alish.
"E--emang boleh, Lish?" tanya Niana segan.
Brak!
Alish berdiri dan menggebrak meja. "Siapa yang ngizinin Lo!" teriak Alish.
Semua orang didalam kelas menatap kearah Alish termasuk Elden, ia sangat jengah melihat perbuatan Alish, baru saja kemarin ia kagum terhadap Alish, tapi sekarang?
Niana ketakutan, ia takut salah bicara pada Alish sehingga membuat Alish marah, ia tak mau jadi bahan Bully-an Alish. Sedangkan Shasa melihat Alish bingung, tadi Alish yang meminta Niana duduk bersama Elden, sekarang ia marah, aneh.
"Apa Lo semua liat gue? Mau gue tusuk tuh mata satu-satu?" ancam Alish melihat kearah teman kelasnya satu-persatu.
Teman-temannya pun ketakutan mereka mengalihkan pandangannya kearah lain, takut kena sasaran Queen of bullying.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Hijrah
Teen Fiction"Kamu tau tidak kisah percintaan Zulaikha dan nabi Yusuf?" tanya umi Fatimah sambil menyuapkan bubur kedalam mulut Alish. Alish membuka mulutnya dan memakan bubur itu, ia menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu akan kisah itu. "Ketika Zulaikha men...