Elden sedang berada di balkon kamarnya sekarang. Ia menatap kearah langit yang gelap, tak ada satu bintang pun disana. Ia hanya diam pikirannya kacau entah kenapa.
Tok ... tok ... tok ...
"Mas, bapak dan ibu sudah menunggu dibawah," ucap seseorang yang mengetuk pintu kamar Elden.
Elden pun beranjak dari tempatnya dan segera turun kebawah untuk makan malam.
"Loh, kamu gak jemput Alish, El?" tanya sang ibu saat Elden baru turun dari kamarnya.
"Nggak."
"Kok gitu ... Jangan males jemput dong, kasian kalau Alish harus kesini sendirian. Ayo sana jemput dulu, kita tunggu."
"Alish gabisa dateng."
"Loh, kenapa? Tumben banget dia. Biasanya semangat kalau ketemu kamu," Elden mengangkat bahunya acuh.
"Yasudah, ayo kamu makan." Mereka pun mulai makan.
"Oh iya besok kan Minggu. Kamu jemput Alish ya, El. Mama mau ngajak dia bikin kue," ujar sang mamah di tengah-tengah makan malam.
"Hm."
***
Setiap hari Minggu biasanya Alish selalu pergi ke rumah Elden. Tetapi kali ini tidak, ia memutuskan untuk berdiam diri di rumah. Ia sudah lelah mengejar Elden, ia tak mau mengganggu Elden lagi. Jadi satu-satunya cara agar ia bisa melupakan Elden adalah dengan pelan-pelan menjauhinya.
Ting!
Alish yang tadi sedang melamun mengalihkan pandangannya, ia mengambil ponselnya.
Arga
Lish ...Apa?!
Galak bener neng
Bacot! Ada apa?
Umi nyuruh Lo
Ke rumah nih.Ngapain?
Belajar solat BG!
Lo udah selesai kan?Selesai?
Itu loh ...
Apaan yg jls kalau ngomong!
Ini ngetik o'on
Itu loh berdarahBerdarah?
Anjir! Ngapain Lo nanya begitu
Hehehe, sorry ...
Yaudah gue jemput skrng
OkSee u
(Read)Setelah mendapat pesan dari Arga Alish pun bersiap-siap. Ia menggunakan pakaian lengan panjang dipadukan dengan celana panjang yang tidak ketat. Ia harus memakai pakaian sopan saat bertemu umi Fatimah.
Setelah rapih Alish turun kebawah untuk menunggu Arga menjemputnya. Ia duduk diruang tamu sambil memainkan ponselnya.
Ting! tong!
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Hijrah
Teen Fiction"Kamu tau tidak kisah percintaan Zulaikha dan nabi Yusuf?" tanya umi Fatimah sambil menyuapkan bubur kedalam mulut Alish. Alish membuka mulutnya dan memakan bubur itu, ia menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu akan kisah itu. "Ketika Zulaikha men...