8

36.4K 5.2K 274
                                    

"Gimana enak tidak kue buatan umi?" tanya umi Fatimah saat Alish sedang memakan kue buatannya.

Alish mengangguk antusias."Enak banget! Nanti ajarin Alish buat kue juga dong umi."

"Iya nanti umi ajarkan," ucap umi Fatimah.

"Berarti si cewek antagonis ini bakal sering kesini dong," sewot Arga.

Alish menatap sinis kearah Arga,"Gue disini bukan pemeran antagonis ya!" ujar Alish kesal.

"Iya kalau disini nggak, tapi kalau dihubungkan Elden dan Raina Lo peran antagonisnya," jawab Arga santai.

Alish tau Arga hanya bercanda. Tapi sepertinya bercanda Arga sudah kelewatan. Kata-kata Arga membuat mood Alish berubah.

"Umi ... Liat Arga jahat banget ngomongnya," adu Alish dengan manja. Ia sebenarnya tak begitu menghiraukan perkataan Arga. Ia hanya ingin balas dendam agar Arga dimarahi oleh umi Fatimah.

"Arga! Kamu itu. Gak baik ngomong begitu sama orang yang sedang berusaha berubah," ucap umi Fatimah memarahi Arga.

Alish yang mendengar itu tersenyum remeh terhadap Arga. Sepertinya, sekarang ia menjadi pemeran antagonis yang licik untuk Arga. Meskipun itu bercanda.

"Iya umi ..." ucap Arga.

"Minta maaf pada Alish," ucap umi Fatimah.

"Maaf," sinis Arga.

"Yang ikhlas dong minta maaf nya," sahut umi Fatimah.

"Maaf," ucap Arga terpaksa menyunggingkan senyuman.

Alish berusaha menahan tawanya. Wajah Arga sangat lucu ketika sedang kesal. Ia menjulurkan lidahnya mengejek Arga.

"Awas Lo!" cibir Arga pelan.

***

Elden memasuki rumahnya dengan ekspresi wajah yang biasa saja. Elden itu tipe orang yang dingin, jadi ekspresi wajahnya tak terbaca, tapi kalau sudah marah, mulutnya pedas sekali dan kata-katanya dapat menyakiti hati orang.

"El, dimana Alish?" tanya ibunya saat Elden baru saja datang.

"Gak ada," jawab Elden seadanya.

"Loh, bukannya mamah nyuruh kamu jemput ya?"

"Hm."

"Terus sekarang Alish nya mana?" tanya Tania lagi.

"Pergi, ada urusan," jawab Elden.

"Kemana? tumben-tumbenan biasanya kan setiap Minggu dia selalu kesini gapernah absen," ucap Tania.

Elden mengangkat bahunya acuh,"Elden ke kamar dulu, Mah." Elden pun berjalan melewati Tania menuju kamarnya.

"Apa mereka ada masalah?" batin Tania.

••••

"Coba sini umi pakaikan mukenanya," ujar umi Fatimah saat melihat Alish kesusahan memakai bagian atas mukena.

Umi Fatimah mengambil alih mukena itu dari Alish ia memakaikannya kepada Alish.

"Masyaallah kamu cantik banget, Lish. Umi pangling jadinya, kamu lebih cantik kalau menggunakan pakaian tertutup seperti ini," ucap umi Fatimah.

Antagonis HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang