25

21.2K 2.8K 55
                                    

Alish sedang duduk di tepi ranjang. Membaca buku yang berjudul Zulaikha. Buku novel yang baru saja ia beli. Sepulang sekolah tadi, ia belum keluar lagi dari kamarnya. Rasanya sepi saat orangtuanya tak ada di rumah.

Alish menutup buku dan menyimpannya diatas meja. Ia mengambil  handphone miliknya. Menghidupkan layar dan melihat jam disana.

"Baru jam lima," ujar Alish.

Ia beranjak. Mengambil salah satu pakaiannya di dalam lemari dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Alish keluar kamar, ia turun ke dapur untuk menunggu waktu buka puasa sambil membantu bi Marni menyiapkan makanan.

"Bi... Bi Marni lagi masak apa?" tanya Alish. Ia menghampiri bi Marni yang sedang memasak di dapur.

"Oh ini, Neng. Masak oseng jamur, Neng Alish suka kan?" jawab bi Marni. Ia sibuk memindahkan masakannya ke dalam piring.

Alish mencium aroma masakan bi Marni. Sepertinya enak. Ia tak sabar untuk memakan makanan itu.

"Ada yang bisa Alish bantu gak?" tanya Alish.

Bi Marni tersenyum pada Alish. Ia senang sekali anak majikannya mulai ceria. Tak seperti dulu, Alish selalu saja murung dirumah ketika tidak ada orangtuanya.

"Sudah selesai kok, Neng. Tinggal dipindahkan ke meja makan," ucap bi Marni.

"Kalau gitu, biar Alish bantu," ucap Alish. Ia membawa masakan bi Marni dan menyimpannya diatas meja makan.

Alish duduk, melipat tangannya di meja. Ia melihat kearah jam dinding. Masih ada waktu lima menit lagi sebelum berbuka puasa.

"Eh Bi Marni mau kemana?" tanya Alish. Ketika bi Marni akan pergi ke dapur kembali setelah menyimpan beberapa makanan diatas meja.

"Bibi mau ke belakang, Neng. Sebentar lagi waktunya buka puasa," ucap bi Marni.

"Bibi duduk disini aja, makan bareng Alish," ucap Alish. Mengapa bi Marni ini masih sungkan makan bersama dirinya. Padahal tak akan ia terkam juga.

"Gak usah, Neng. Bibi di belakang aja," tolak bi Marni. Ia tak enak jika duduk dimeja makan bersama Alish.

"Kok gitu sih? Tadi pagi kan kita sahur barengan, sekarang buka juga harus barengan dong Bi. Gak usah sungkan lagi sama Alish," ucap Alish.

"I--iya, Neng." Bi Marni duduk berhadapan dengan Alish. Alish memang sudah berubah, pikirnya.

Alish beranjak dari bangkunya.

"Mau kemana, Neng?" tanya bi Marni saat Alish berdiri.

"Oh itu, Alish mau cari kurma di kulkas, siapa tau masih ada," ucap Alish.

"Biar bibi aja, Neng."

Alish tersenyum pada bi Marni. "Gak usah. Biar Alish aja."

Alish berjalan ke dapur. Membuka kulkas dan mencari kurma disana.

"Yah udah habis," ucap Alish saat melihat hanya ada bungkusnya saja disana.

Ia membawa bungkus itu dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu ia pun kembali duduk di meja makan.

"Habis, Neng. Kurmanya?" tanya bi Marni saat melihat Alish tak membawa kurma ke meja makan.

"Iya, Bi."

Allahuakbar Allahuakbar

Azan maghrib sudah berkumandang. Itu berarti waktu berbuka sudah tiba.

Antagonis HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang