15

33.9K 4.4K 124
                                    

Hari Sabtu biasanya Alish berdiam diri dirumah, menghabiskan waktu liburnya dengan menonton drama Korea kesukaannya.

Tapi kali ini hal tersebut tidak bisa Alish lakukan, karena tadi pagi umi Fatimah menelponnya dan memberitahukan bahwa Alish akan mulai  belajar mengaji.

Alish kini sedang bersiap-siap untuk berangkat ke mesjid dekat komplek perumahan Arga, karena kata umi Fatimah dia akan belajar mengaji disana bersama ustadzah dan anak-anak lainnya.

Tok... Tok... Tok...

Seseorang mengetuk pintu kamar Alish dari luar. Sementara Alish masih sibuk berkutat dengan hijabnya yang susah diatur.

"Masuk aja bi," ucap Alish.

"Mami," ujar Alish saat melihat ternyata Vanya yang mengetuk pintu.

"Mami kok ada dirumah, bukannya ke kantor?" tanya Alish yang telah selesai merapihkan hijabnya.

Vanya tersenyum kearah Alish. "Anak Mami cantik banget si," ujar Vanya sambil mencubit pipi Alish.

"Sakit, Mi... Mami belum jawab loh pertanyaan Alish," ucap Alish.

"Iya Mami sama Papi nggak ke kantor satu Minggu ini, mau menghabiskan waktu dirumah sama kamu," ujar Vanya sambil tersenyum kearah putrinya.

"Seriusan, Mi? Jadi Papi juga ada dirumah?" tanya Alish memastikan, karena jarang-jarang sekali Mami dan Papinya memiliki waktu untuk dirinya.

"Iya ada di bawah tuh, lagi ngobrol sama Arga," ucap Vanya.

"Arga, Arga ada disini Mi?" tanya Alish.

"Iya, katanya jemput kamu, kamu mau belajar ngaji kan?" tanya Vanya.

"Iyasih, tapi kok Arga gak ngasih tau Alish ya kalau dia mau jemput!" kesal Alish.

Vanya terkekeh. "Jangan kesel-kesel gitu dong mukanya."

"Hehehe... Iya Mi," ujar Alish.

•••

"Papi, Arga," panggil Alish saat melihat mereka sedang berbincang di ruang tamu. Tapi anehnya mengapa ada Elden juga disana.

Alish menatap kearah Vanya yang berada disampingnya, seakan bertanya mengapa ada Elden juga disini. Vanya yang ditatap seakan tau apa yang ditanyakan Alish ia menggeleng karena terakhir ia pergi ke kamar Alish tidak ada Elden disana.

"Alish... sini nak, kamu duduk dulu," ucap Afsheen.

"Ah i--iya Pi," ucap Alish yang tiba-tiba menjadi canggung.

"Kamu sudah akan mulai belajar ngaji?" tanya Afsheen.

"I--iya Pi, maaf Alish nggak minta izin dulu sama Papi dan Mami."

Afsheen tersenyum. "Tidak apa-apa, Nak. Justru Papi bangga sama kamu, yasudah kalian berangkat, keburu telat nanti."

"Iya Pi, Alish pamit," ucap Alish mencium tangan kedua orangtuanya.

"Saya juga pamit, Pak, Bu. Assalamualaikum." ujar Arga sambil mencium sang pemilik sekolahnya dengan sopan.

"Waalaikumsalam."

"Elden juga izin pamit Om, Tante."

"Yasudah kamu hati-hati Om titip Alish."

Alish dan Arga segera keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil milik Arga. Sedangkan Elden menyetir mobil miliknya sendiri dan mengikuti mobil Arga di belakang.

"Ar, kok ada mobil Elden sih dibelakang, dia ngikutin kita?" tanya Alish ketika melihat sedari tadi mobil Elden berada dibelakang mobil milik Arga.

Antagonis HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang