Brak!
Shasa menggebrak meja kantin. Semua siswa dikantin menatap kearah meja Shasa dan Alish termasuk Elden dengan sahabatnya ditambah lagi Raina yang duduk disebelah Elden.
"PENGUMUMAN ALISH UDAH PESEN BAKSO UNTUK KALIAN. JADI KALIAN TINGGAL DUDUK MANIS DAN TUNGGU MAKANANNYA DATANG."
Setelah itu Shasa duduk kembali dengan tenang.
"Wah ada apa nih si Alish traktir, dia ulang tahun nggak kan El?" tanya Zian pada Elden. Sedangkan yang ditanya tak menjawab dia malah asik makan nasi goreng buatan Raina.
"Ini baksonya mas-mas, mbak." ucap pedagang kantin memberikan mangkuk bakso satu persatu di meja Elden dan sahabatnya.
"KALIAN UDAH DAPET BAKSONYA, KAN? SILAHKAN DINIKMATI SELAMAT MAKAN."
"OH IYA! UNTUK ELDEN CALON TUNANGAN GUE DAN JUGA PACARNYA RAINA, SELAMAT MENIKMATI!"
Alish berteriak sambil berdiri diatas kursi kantin.
Elden menyingkirkan mangkuk bakso miliknya dan juga Raina. Agar Raina tak memakannya.
"Kak Elden apa-apaan sih?"
"Iya Lo apa-apaan sih? Kali-kali hargain kebaikan Alish kek. Dia gak mungkin ngejailin Raina. Semua anak di kantin ini juga ditraktir sama dia. Bukan hanya Raina," ucap Renal.
Raina mengambil kembali mangkuk bakso miliknya, Elden pun sama. Mereka semua memakan bakso itu bersamaan.
"Huh hah pedes banget!" ucap Zian langsung meminum air. Semua orang yang memakan bakso dari Alish kepedesan. Elden dan Raina pun merasakan hal yang sama.
"GIMANA ENAK, KAN?"
"AWAS KALAU NGGAK DIHABISIN!" ujar Alish yang setelah itu tertawa karena melihat teman-temannya kepedesan.
"Jangan dimakan lagi, Na!" Elden menumpahkan bakso milik Raina.
"UDAH-UDAH JANGAN DIHABISIN GUE KASIAN SAMA KALIAN. KALIAN MAU TAU CARANYA BIAR GAK PEDES LAGI?" tanya Alish. Semua orang siswa yang berada dikantin mengangguk.
"NIH IKUTIN GUE. Huh! Hah! Huh! Hah!" ucap Alish. Semua orang saling menatap bingung dengan apa yang Alish katakan.
"AYO IKUTIN GUE!" semuanya pun mengikuti perintah Alish kecuali Elden, Raina, dan kedua sahabatnya.
"Gila si Alish! bukan Raina doang yang dia ganggu tapi semunya. Gak habis pikir gue sama tuh cewek," ujar Zian. Sedangkan Elden menatap Alish dengan penuh amarah.
"Lish kok pada nurut sih sama Lo?" tanya Shasa sambil tertawa melihat Alish seperti sedang konser diatas kursinya.
"Huh! Hah! Huh! Hah!" Alish mengeluarkan ponselnya, ia merekam teman-temannya yang sedang mengikuti instruksinya. Ia merasa geli sendiri.
"STOP!" Elden tiba-tiba sudah berdiri dihadapan Alish dan menarik Alish keluar dari kantin.
Elden membawa Alish ke taman. "Lepasin sakit, El," ujar Alish.
Elden melepaskan tangan Alish dari dari cengkeramannya. "Lo apa-apaan hah?!" bentak Elden.
"Traktir temen, emang salah?"ujar Alish dengan santai.
"Ck, lama-lama gue muak sama kelakuan Lo!" ujar Elden.
"Kok Lo jadi gini sih? Kemarin kayaknya Lo perhatian banget sama gue," ujar Alish.
"Perhatian? Kapan gue perhatian sama Lo? Kemarin gue cuma kasian aja sama Lo! Jadi gausah gr."
"Oh kasihan ya," ucap Alish sambil terkekeh. Sebenarnya ia menertawakan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Hijrah
Teen Fiction"Kamu tau tidak kisah percintaan Zulaikha dan nabi Yusuf?" tanya umi Fatimah sambil menyuapkan bubur kedalam mulut Alish. Alish membuka mulutnya dan memakan bubur itu, ia menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu akan kisah itu. "Ketika Zulaikha men...