34

18K 2.4K 260
                                    

Wa'alaikumussalam makasih Mumutkim yang lebih cantik😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wa'alaikumussalam makasih Mumutkim yang lebih cantik😊

Btw karna ada yang komen aku cantik meskipun satu orang:( aku jadi semangat lagi nulis cerita wkwkwk.

Bercanda yaaa

Oh iya sekali lagi aku minta maaf udah buat kalian nunggu lama. Kayaknya aku gak bakal sering-sering up deh. Tapi aku usahain dalam seminggu sekali ataupun duakali aku up part baru. Tagih aja kalau aku males-malesan ya.

Oke selamat membaca 😊

°
°
°
°

Akhir-akhir ini Raina merasa Elden mulai menjauhi dirinya. Buktinya saja sekarang ia tak pernah diajak untuk pergi ke kantin bersama Elden dan teman-temannya lagi.

Ingin menghampiri Elden pun Raina terlalu malu. Ini semua memang kesalahan dirinya. Seharusnya ia tak menyembunyikan hal penting itu pada Elden mengingat Elden kekasihnya itu masih mencintai Alish. Ia tau betul dan ia sadar ia egois.

"Kali ini aku harus berani ajak kak Elden bicara. Aku gak mau hubungan aku digantung kayak gini sama kak Elden," batin Raina.

Ia mulai memasuki kantin dan mengedarkan pandangannya. Mencari keberadaan Elden.

Setelah ia melihat keberadaan Elden dan teman-temannya yang sedang duduk diujung sana. Ia pun menghampiri mereka.

"Emm, Kak Elden," ucapnya saat sudah berada dihadapan mereka.

"Ngapain Lo kesini? Ck, egois," ujar Zian. Ia masih kesal pada Raina atas kejadian waktu itu.

Raina hanya menunduk mendengar ucapan Zian. Sementara Renal segera menyenggol Zian agar Zian tidak berbicara lagi.

"Jangan ikut campur," ujar Renal pada Zian. Sebenarnya Renal juga kecewa atas sikap Raina. Tetapi entahlah lebih baik ia diam saja.

"Ada apa?" jawab Elden yang sedari tadi diam.

"Bo--boleh kita bicara sebentar?" tanya Raina. Ia memberanikan diri untuk menatap mata Elden.

"Ayo, gue juga mau ngomong sama Lo," ujar Elden.

Elden beranjak dari bangku kantin dan berjalan mendahului Raina. Sementara Raina mengikuti Elden dari belakang.

Disinilah mereka sekarang. Elden berhenti di taman belakang sekolah dan duduk disalah satu bangku yang ada disana. Raina pun duduk di sebelah Elden.

"A--aku minta maaf, Kak."

Tak ada jawaban dari Elden. Raina merasa Elden sangat marah padanya. Tapi disisi lain. Elden sedang memikirkan matang-matang keputusan yang akan ia berikan pada Raina. Ia sadar bahwa ia sudah banyak bersalah pada Raina.

"Na," panggil Elden. Raina yang sedari tadi menunduk pun menatap perlahan mata Elden.

"Gu--gue minta maaf. Gue mau kita cukup sampai disini aja."

Antagonis HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang