Setelah menyelesaikan sholat subuh Alish lanjut membereskan kamarnya. Entahlah hari ini ia tak mau malas-malasan meskipun libur sekolah. Ia ingin lebih produktif menjalani weekend kali ini.
"Huh... akhirnya beres juga. Ternyata cape juga ya," ujar Alish saat telah selesai membereskan tempat tidurnya.
Alish melirik jam dinding di kamarnya. Ternyata masih pukul 06.00 Alish pun memilih turun kebawah siapa tau bi Marni membutuhkan bantuannya.
"Pagi Bi," sapa Alish. Terlihat bi Marni sedang mengepel ruang keluarga.
"Pagi, Neng," ucap bi Marni.
"Neng mau sarapan sekarang? Biar bibi buatkan," tanya bi Marni.
"Emm gak usah deh Bi, oh ya! Nanti biar Alish aja ya yang masak, Alish mau kasih kejutan buat mami sama Papi," ucap Alish dengan penuh antusias.
"Kejutan apa, Neng? Biar bibi yang masak saja," tawar bi Marni.
Alish tersenyum. "Gak usah... biar Alish aja, Bi Marni tinggal duduk santai aja."
"Yasudah kalau gitu, Neng."
"Oh ya, tapi ada bahan makanan kan di kulkas?" tanya Alish.
"Ada, Neng. Bibi sudah belanja," ujar bi Marni.
"Oke sip! Kalau gitu Alish mau bikin susu sama roti dulu ya Bi, Bibi mau Alish buatin juga?" tanya Alish. Bi Marni menggelengkan kepalanya.
"Tidak usah, Neng. Terimakasih," ucap bi Marni.
Alish pun pergi ke dapur membuat sarapan pagi untuk dirinya sendiri. Setelah itu ia membawa roti dan susu itu ke kamarnya. Ia berniat untuk memakan makanannya itu di balkon sambil menghirup udara pagi yang segar.
Alish menyimpan susu dan rotinya diatas meja yang tersedia di balkon miliknya. Ia masuk lagi ke kamar membawa laptop dan earphone miliknya.
Ia pun memutar video murotal dan mendengarnya menggunakan earphone sambil menikmati segelas susu dan roti yang ia buat.
"MasyaAllah tenang banget pagi gue kali ini," gumam Alish.
Ia menatap lurus ke lapangan basket miliknya. Rasanya ia ingin segera memakai lapangan itu dan bermain basket bersama ayahnya.
•••
Elden keluar menuju balkon, ia menggunakan baju basket kebanggaannya, karena nanti siang akan ada pertandingan basket yang harus ia ikuti.
Saat ia melirik ke samping. Ia melihat Alish yang sedang menikmati makan paginya di balkon. Gadis itu masih menggunakan piyama dengan jilbab hitam yang lumayan panjang.
Elden pun hanya menggelengkan kepalanya. Gadis itu sungguh aneh, belum mandi sudah sarapan.
Akhirnya Elden pun memilih duduk dan memperhatikan Alish yang sedang makan disana, sepertinya Alish tak mengetahui keberadaan dirinya disini.
"Al..." panggil Elden. Ia ingin menanyakan apakah Alish akan datang ke pertandingan basket nanti siang.
Tak kunjung ada jawaban dari Alish.
"Alish," panggil Elden sekali lagi. Alish masih saja tak menjawab.
"Alish," panggilan ketiga. Namun, Alish tak kunjung melihat kearah Elden. Terlihat Alish sedang membenarkan earphone yang digunakannya.
"Ck, pantes aja," decak Elden.
Elden pun masuk kembali ke kamarnya. Ia memutuskan untuk turun dan berlatih sebentar di lapangan basket miliknya. Mempersiapkan diri untuk pertandingan nanti siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Hijrah
Teen Fiction"Kamu tau tidak kisah percintaan Zulaikha dan nabi Yusuf?" tanya umi Fatimah sambil menyuapkan bubur kedalam mulut Alish. Alish membuka mulutnya dan memakan bubur itu, ia menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu akan kisah itu. "Ketika Zulaikha men...