Arga menghentikan mobilnya di depan gedung UGD sebuah rumah sakit. Tak lama para perawat pun keluar membawa ranjang beroda menghampiri mobil Alish. Arga segera keluar dari mobil membuka pintu sebelah kiri lalu segera mengangkat Elden dibantu oleh perawat yang lain. Saat Alis akan keluar tiba-tiba.
Brakk
"Ish kok Arga nutup pintunya si," kesal Alish. Alish mencoba membuka pintu mobil namun nihil. Pintunya terkunci. Sedangkan Arga sudah tak tahu kemana.
"Hisk gimana keadaan Elden, gue khawatir. Semoga Lo gak kenapa-napa El. Gue ngerasa bersalah seharusnya gue yang ada di posisi Lo sekarang."
"Lagian Arga kemana si?! Dia lupa apa kalau gue masih ada di dalem mobil," ujar Alish. Ia terus menggedor-gedor pintu mobil namun tak ada yg bisa membantunya.
"Ck gue bego banget si. Kenapa gak nelpon dia aja," ujar Alish pada dirinya sendiri.
____
Assalamualaikum, Ha--
Lo tunggu disitu,
Gue otw kesanaTut!
____
"Ish ngeselin!!" Alish kesal belum juga ia selesai bicara Arga sudah memutuskan panggilannya sepihak.
Setelah itu Alish menaruh ponselnya. Ia melihat kondisi telapak tangannya yang dipenuhi banyak darah. Tentu saja darah itu milik Elden. Matanya mulai meneteskan air mata kembali.
Ia kembali mengingat kejadian beberapa menit lalu. Kejadian yang hampir merenggut nyawanya. Namun dengan sigap Elden menyelamatkannya dan berakhir dirumah sakit seperti sekarang.
"Awsh," ringis Alish saat menyadari bahwa dagunya terluka karna sedikit tergesek aspal saat Elden mendorong nya tadi.
Ceklek
"Nih, Lo pake ini," ujar Arga. Ia memberikan sesuatu pada alish.
Alish melihat apa yang diberikan Arga padanya. Ternyata itu adalah sebuah hijab. Hijab bewarna pink sama persis seperti hijab para perawat di rumah sakit ini.
"Astaghfirullah," ucap Alish. Ia baru menyadari saat ini ia tak memakai hijab. Ia buru-buru memakainya karna sekarang Arga sedang bersamanya. Pantas saja sedari tadi Arga seperti tak ingin melihat dirinya. Jadi karna itu alasannya. Syukurlah bila Arga tak terlalu melihat kearah dirinya tadi.
"Udah?" tanya Arga.
"U--udah Ar," ujar Alish.
"Ayo Ar kita liat keadaan Elden," ujar Alish. Arga pun mengangguk.
"Eh tunggu," ucap Arga. Ia menyentuh dagu Alish.
"Awsh, sakit," ringis Alish.
"Sebentar gue cari obat dulu," ujar Arga.
"Gausah Ar, ayo cepet kita liat keadaan Elden," ujar Alish.
"Ck, jangan ngebantah Lo tunggu disini gue keluar dulu," ujar Arga. Ia langsung keluar mobil mencari obat untuk mengobati luka Alish.
Alish tak menghiraukan perkataan Arga. Saat Arga sudah keluar dari mobilnya. Ia juga langsung keluar, untung saja pintunya tidak dikunci oleh Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Hijrah
Teen Fiction"Kamu tau tidak kisah percintaan Zulaikha dan nabi Yusuf?" tanya umi Fatimah sambil menyuapkan bubur kedalam mulut Alish. Alish membuka mulutnya dan memakan bubur itu, ia menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu akan kisah itu. "Ketika Zulaikha men...