SF. 4

5.5K 670 11
                                    

"Nanti kalo lo duluan pulang, tungguin gue."

Rosé mengangguk mantap, "ok, dadaa!" Tangan Rosé melambai sebagai salam perpisahan. Eunwoo membalasnya dengan senyuman tipis. Mereka pisah di koridor.

"Permisi rakyat jelata! Siapkan karpet merah, putri Anna mau lewat!"

"Silakan putri Anna, karpet api neraka sudah siap menyambut anda." Bambam sedikit membungkukkan badanya ala-ala pengawal kerajaan, mempersilakan Rosé untuk masuk.

"Sialan." Rosé masuk menerobos kumpulan temen kelasnya seperti Bambam, Deka, Yugyeom, dan Minghao yang pagi-pagi sekali sudah mejeng depan pintu apalagi kalau bukan untuk cuci mata.

"Pagi-pagi jangan teriak-teriak woy!" teriak Jihyo yang berada di sudut kelas.

Rosé dengan iseng menggeser letak airpods di telinga Jihyo, membuat sang pemilik yang sedari tadi asik memejamkan mata, bangun dengan wajah kesalnya. "Lo pagi-pagi udah bikin orang kesel ya?!"

"Wah baru lagi, mana mereknya iPhone. Pasti dibeliin pacar nih," celetuk Rosé sambil meneliti airpods Jihyo yang harganya pasti tidak murah.

Wajah Jihyo yang tadinya kesal berubah jadi bersemu malu, "iya dong, yayang gue yang beliin itu, bagus kan?" Rosé mengaguk.

"Yayadong sultan gitu loh!"

Rosé dan Jihyo saling tatap melongo, pasalnya yang berbicara itu Bambam dan teman-temannya diluar.

"Saking seringnya lo banggain si kudanil kita sampe hapal kata-kata Lo anjirr," kata Deka.

"Iri bilang dakjal!" balas Jihyo tidak terima.

Kalau sudah begini pasti pacarnya jadi bahan gosipan cowok-cowok itu. Semua orang dikelas ini sudah tau Jihyo pacaran dengan kakak kelasnya yang terkenal holkai seantero sekolah.

"Helo gusy! Eunha si super kiut sudah datang!" teriak Eunha.

"Diem lu bantet!" Eunha mendelik ke arah Yugyeom. Dibalas cengiran dari Yugyeom.

"Biarin bantet yang penting cantik," Eunha mengibaskan rambut pendeknya, lalu melangkah masuk ke kelas.

Bambam menghela nafas pelan melihat Lisa yang mendekat kearah mereka, "ni si toa kelas lagi satu dateng."

"Ngga mampu bilang boss! Lo ngatain gue karena lo ngga bisa teriak menggelora kaya gue iya kan?!" Lisa nyolot. Sampai-sampai murid lain yang melintas kaget dan menatapnya aneh.

"Hello! Siapa juga yang mau punya mulut mercon kaya situ hah?!"

Lisa menggulung lengan bajunya. "Tunggu aja lu, ulangan ngga gue kasi contekan."

"Mampus!"

"Kincep kan lo"

"Selamatkan Bam, sumber contekan lo itu"

"Woy Lisa maaf elah ... becanda gue! ... Woy!" Minghao dan yang lainya tertawa melihat wajah panik Bambam.

Lisa duduk di depan Bambam otomatis jika ada ulangan Lisa lah yang ia recoki jawaban. Soalnya Lisa yang paling dekat.

"Kadang gue suka heran gitu. Cewek dikelas pada cantik-cantik, mukanya diatas standar semua. Tapi ngga ada urat malunya," ucap Deka geleng-geleng kepala. Miris dengan keadaan teman sekelasnya.

"Jangan ngegosip lo pada, kita denger!" teriak Rosé sambil memakai lipblam yang ia pinjam dari Eunha.

"Telinganya tajem-tajem lagi," gumam Yugyeom berdecak kagum.

"Emang ya, di sini cuma Minari doang yang kalem," tambah Mingho yang di setujui Bambam dan yang lain.

Dikelas mereka jumblahnya sedikit jika dibandingkan dengan kelas lain yang siswanya bisa mencapai tiga puluh tujuh. Kelas ini siswanya dua puluh lima dikurang satu, karena baru minggu lalu salah satu teman kelas mereka ada yang pindah sekolah. Otomatis jika ada siswa baru jurusan mereka pasti masuknya akan ke kelas ini.

SWEET FRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang