SF. 29

2K 307 7
                                    

Jangan komen next please! Tanpa kalian suruh gue tetep lanjutin cerita ini sampai selesai. Kalian komen tentang part ini ya:)

Enjoy happy reading guys!

***

Kepala pelayan memimpin jalan mereka menuju ruang keluarga. Di sana, terdapat pria tua yang masih terlihat sangat sehat dan tampan, blasteran Korea-Amerika.

Rosé terpesona, pernah ia bertemu sekali. Pada saat itu dia tidak terlalu memperhatikan Opa Eunwoo. Baru sekarang Rosé melihat dengan jelas wajah bule Amerika-korea itu.

Ternyata kakeknya bule, pantes keturunannya blasteran surga semua.

"Selamat datang cucuku!" Sambut sang Opa. Memeluk sebentar cucu tersayangnya, sayang sekali Haruto tidak ikut ia sempat kecewa dan merajuk pada Yoona meminta putrinya membujuk Haruto untuk ikut.

Namun sepertinya cucunya itu lebih mementingkan kesenangannya di sana dari pada mengunjungi Opanya yang sudah tua ini.

"Oh, hai Rosi!" Sapa Opa, Eunwoo tertawa saat pria itu salah menyebut nama.

"Namanya Rosé Opa bukan Rosi, emang dia pembalap." Jelas Eunwoo melihat Rosé yang juga tertawa, ia tersenyum geli.

Opa menepuk keningnya, ia mulai menyadari dirinya bertambah tua sekarang mengingat nama seseorang saja ia sering lupa. Dasar pikun, gerutunya.

"Maafkan aku Rosé dan terimakasih kau mau datang kemari menemani cucuku. Kalau bukan karena dirimu mana mau dia mengunjungiku." Ujar Opa menyindir sang cucu.

Rosé tersenyum meski tak mengerti apa yang pria itu maksud. "Gak papa Opa, Rosé juga seneng bisa dateng kesini." Jawabnya jujur karena dia memang senang datang kesini.

Pria yang Rosé tau bernama Maxim Alexander tersenyum tulus. "Kalau begitu sebaiknya kalian berdua istirahat dulu, Opa tau kalian lelah. Pelayan antar mereka ke kamarnya."

Kepala pelayan yang setia berdiri di belakang mereka mengangguk melaksanakan perintah tuannya.

Keduanya digiring ke lantai dua letak kamar mereka. Kamar Eunwoo bersebelahan dengan kamar Rosé yang dekat dengan tangga.

Rosé kagum dengan interior ruangan yang akan menjadi kamarnya selama beberapa hari kedepan atau — entahlah Rosé tidak tau berapa lama ia akan tinggal disini. Karena keputusan ada di tangan Eunwoo cowok itu yang akan menentukan berapa hari mereka disini, Rosé ikut aja.

"Ah, tidak perlu repot-repot aku bisa sendiri melakukan." Cegah Rosé ketika dua pelayan akan membuka koper miliknya. Ia tau mereka tidak berniat buruk hanya ingin membantu.

Rosé malu jika mereka yang membereskan dan lagi di dalamnya berisi barang-barang pribadi miliknya meskipun dua pelayan itu adalah perempuan tetap saja Rosé malu.

Dua pelayan itu berhenti dan menunduk hormat, "maaf Nona tapi ini perintah dari tuan besar agar melayani anda sebaik mungkin."

"Anda tidak perlu merasa merepotkan kami karena tugas ini sudah menjadi kewajiban kami." Timpal pelayan yang satunya.

"Tidak papa aku bisa melakukannya sendiri, terimakasih banyak kalian sudah membantuku." Ucap Rosé kemudian dua pelayan itu membungkuk dan pergi dari sana.

Rosé duduk di tepi ranjang, membuka koper dan mulai menata barang yang dia bawa dari rumah. Setelah berpikir sepertinya dia tidak perlu memasukkan baju ke dalam lemari. Toh bajunya hanya sedikit, Rosé membiarkannya tetap di dalam koper.

Meraih ponsel yang berdenting Rosé membaca pesan yang baru saja Eunwoo kirimkan. Ia mengulum senyum mengetik balasan.

Eunwoo
Habis bersih-bersih keluar

SWEET FRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang