Rosé keluar dari kamar mandi dengan bibir yang terus-menerus tersenyum. "Aduh sampe pegel nih bibir gue kebanyakan senyum." ucapnya sambil mengacak rambutnya yang masih basah.
Mengingat kejadian di mana Eunwoo menciumnya Rosé kembali tersenyum lalu tertawa, "akhh bisa gila gue lama-lama." Dan sekarang berteriak sambil guling-guling dikasur.
"Sekarang ciuman besok apalagi?! Gila beneran gue astaga." Rosé terus merancau sampai ketukan pada pintu kamarnya menghentikan semuanya.
"Non Rosé, Tuan dan Nyonya besar sudah sampai. Mereka sudah berada di teras depan," panggil Bik Ning.
Rosé hampir saja lupa bahwa orang tuanya pulang hari ini. Ia melirik jam yang menunjukan pukul setengah 5 sore, pastas saja mereka sudah sampai. Rosé bergegas turun untuk menyambut mereka. Sampai di depan pintu masuk yang menjulang tinggi itu, Rosé membukanya dengan semangat.
Kedua orang tua Rosé terlihat baru saja keluar dari mobil Van berwarna hitam. Rosé tersenyum manis melihat kedua orangtuanya masih sehat, Rosé sangat bersyukur akan hal itu.
Sandara, ibu Rosé tersenyum lembut padanya ia merentangkan kedua tangannya dengan cepat Rosé membalas memeluk erat tubuh ibunya.
"Rosé kangen banget sama Mami."
Sandara mengelus punggung anaknya dengan sayang,"mami lebih kangen sama anak mami yang cantik ini." Ia masih mempertahankan senyum lembutnya pada sang putri.
Rosé melepas pelukannya lalu beralih menatap ayahnya, "Papi ... "
Belum sempat Rosé menyapa, ayahnya sudah lebih dulu melewatinya dengan wajah dingin. Tanpa melirik Rosé sekalipun.
"Suruh mereka membawa semua koper ke kamar." Perintahnya sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu.
Bik Ning segera bergegas membantu supir dan asisten tuannya membawa koper dan perlengkapan yang majikannya bawa.
"Maaf atas sikap Papi kamu jangan di masukin hati, Papi sama Mami sayang banget sama kamu." Ujarnya menenangkan Rosé yang matanya sudah berkaca-kaca.
Rosé mencoba tersenyum, ia kembali memeluk Sandara menyembunyikan wajah sedihnya di balik punggung ibunya.
"Iya aku tau Ma." jawabnya, namun sebenarnya ia ragu. Apakah Papinya masih menyayanginya hingga saat ini? Setelah bertahun-tahun bersikap acuh dan dingin pada Rosé.
Sandara menghela nafas, ia sedih putrinya diperlakukan seperti itu oleh suaminya. Ia sudah beribu kali membujuk dan membicarakan masa lalu dimana kejadian putri sulungnya yang hilang 12 tahun yang lalu bukan karena kesalahan Rosé, anak malang itu tidak tahu apa-apa tapi suaminya tatap bersikap dingin pada Rosé.
Ia juga merasakan kehilangan tapi dia juga tidak bisa menyalakan Rosé seperti suaminya.
****
Eunwoo
Temui gue dibelakang sekolah, istirahat ke 2ChaeYeon
Oke"Guyss! Eunwoo minta ketemu sama gue!" Ujar ChaeYeon kepada kedua temannya saat menerima pesan singkat dari Eunwoo.
ChaeYeon jelas senang karena ini pertama kalinya Eunwoo mengirimkan pesan padanya, jika sebelumnya dia yang selalu ngechat Eunwoo duluan. Menanyakan apa saja hanya sekedar basa-basi tapi tidak ada satupun pesan yang Eunwoo balas, boro-boro dibalas di baca saja tidak.
Kedua temannya memberikan reaksi yang berbeda, "wah bagus tuh Lo sama dia ada kemajuan." Ucap temannya.
"Kok gue rasa aneh ya. Lo bilang dia gak pernah respon Lo, tapi sekarang tiba-tiba minta ketemu." Kata Teman ChaeYeon yang berambut pendek.
Ada benarnya juga ucapan temannya itu, tapi ChaeYeon tidak peduli. Mungkin saja Eunwoo sekarang sudah sadar bahwa dia lebih baik dari Rosé.
Tepat jam istirahat ke 2 berbunyi ChaeYeon dengan semangat segera ke belakang sekolah tanpa di temani kedua temannya. Dia menolak meraka yang minta ikut karena alasan ingin beduaan dengan pujaan hati. Sampai disana ChaeYeon mendapati Eunwoo berdiri membelakanginya.
Menyadari kedatangan seseorang Eunwoo berbalik dan menatap tajam pada sepasang mata ChaeYeon. ChaeYeon langsung gugup dan salah tingkah ditatap Eunwoo.
ChaeYeon mencoba tersenyum meskipun gugup, "Eunwoo ada apa cari gu—"
"Jangan ganggu Rosé. Stop sampai kemarin Lo bikin dia hampir kena masalah." Eunwoo memberi peringatan, aura mengintimidasi yang cowok itu keluarkan mampu membuat wajah ChaeYeon tegang.
"G-gue ganggu dia juga ada alasannya!" Elak ChaeYeon menepis rasa takutnya.
"Apapun alasan yang gak berdasar itu, gue cuma minta Lo gak usik dia. Lo ganggu dia, Lo berurusan sama gue."
Mata ChaeYeon memerah mendengar ancaman itu, ia sakit hati. "Ngapain sih Lo sampe segitunya bela dia?! Apa yang dia kasi ke lo sampai-sampai Lo di perbudak kayak gini? Oh, atau jangan-jangan cewek jalang itu kasi tubuhnya ke Lo?"
Rahang Eunwoo mengeras, "Stop mulut sialan Lo itu, atau gak segan-segan gue berbuat kasar sama Lo." Kedua tangannya mengepal jika saja ChaeYeon bukan perempuan Eunwoo mungkin sudah hilang kendali.
ChaeYeon tertawa sinis, "Lo gak tau kelakuan busuk sahabat tersayang Lo di belakang Lo selama ini kan?" tanya ChaeYeon membuat alis Eunwoo naik.
Sebenarnya dia sudah malas mendengar ocehan perempuan ini, Eunwoo hanya meminta agar dia tidak menggangu Rosé. Sudah itu saja, karena yang terpenting adalah Rosé terhindar dari masalah dan dia bisa tenang menjaga gadis itu.
Eunwoo yang sudah malas mendengar ocehannya itu ingin berbalik dan pergi namun sepertinya ChaeYeon tidak membiarkan itu terjadi, karena baru saja ChaeYeon mengucapkan sesuatu yang membuat tubuh Eunwoo menegang dan refleks berhenti.
"Jungkook sama Rosé punya hubungan selama ini belakang kalian." Kalian yang ChaeYeon maksud adalah Eunwoo dan Eunha yang notabenenya adalah pacar Jungkook.
-TBC-
Malem gess
KAMU SEDANG MEMBACA
SWEET FRIEND [END]
FanfictionEunwoo dan Rosé hanya sahabat, iya hanya sahabat. Tapi ... mereka sahabat rasa pacar. Start: 5 February 2021 finish: 20 Mei 2023 Follow © firgounxjjr *** Rank🏅 #1 in eunrosé (27 Maret 2023) #1 in 97line (06 February 2023) #1 in roseannepark (06 Feb...