SF. 9

4.1K 659 83
                                    

"Dia udah lama di sini?" tanya Eunwoo.

"Ah? Siapa?"

Eunwoo menghela nafas dan Rosé baru ngeh, "oh Younghoon?" serunya Eunwoo hanya bergumam.

Rosé menggeleng, "nggak terlalu lama sih. Abis kenalan dia mau ngomong lagi tapi keburu Lo dateng. Dari mana kok lama banget?"

"Ada urusan bentar."

"Hai kalian!" Jennie datang lagi menghampiri meja mereka bedanya ia tidak sendiri melainkan menggandeng suaminya mesra.

Eunwoo dan Rosé saling lirik lalu menyapa mereka. Canggung sekali rasanya bertemu langsung dengan suaminya Jennie.

"Yang kenalin ini Rosé adik kelas sekaligus sahabat aku yang paling baik. Dan dia temennya Rosé, mereka teman tapi mesra menurut aku," kata Jennie berbisik di akhir kalimatnya.

Suaminya tersenyum kecil sepertinya memang benar mereka itu ttm dari cara teman cowok Rosé memandang gadis itu saja caranya beda. Lagi pula mana mungkin cewek dan cowok bersahabat pasti ada salah satu dari mereka memiliki rasa terpendam. Mustahil hanya sekedar teman.

Pria berjas putih yang serasi dengan gaun pernikahan Jennie mengulurkan tangan menjabat singkat tangan Rosé kemudain beralih meraih tangan Eunwoo. "Jiyong, aku tau kamu. Kamu cucu dari pemilik S.M Company bukan?"

Eunwoo mengagguk sekali, "iya benar saya cucunya."

"Senang bisa bertemu kamu langsung," ucap Jiyong ramah. Berbincang sebentar pasutri baru itu lantas berpamitan pada mereka.

"Woo cari makan yuk." Eunwoo yang sedang bermain hape menatapnya heran.

"Tadi kan udah masih kurang?" tanyanya.

Rosé mengangguk, "iya masih kurang makanya ayo temenin." Rosé berdiri begitu pun dengan Eunwoo mereka menuju tempat makanan dan minuman.

"Eh stop!" Rosé menghentikan pergerakannya saat Eunwoo tiba-tiba merebut minumannya.

"Kenapa sih?" tanya Rosé kesal dia mau minum malah di cegah-cegah kan kesel mana lagi haus.

"Jangan minum itu." Rosé menaikkan alisnya bertanya "ada alkohol nya," ungkap Eunwoo.

Bukannya sedih Rosé malah  tersenyum, "mau coba dong!"

Eunwoo melotot "gak boleh!"

"Ish cuma mau minum satu gelas doang nggak bakal bikin langsung mati," ceplos Rosé tapi mendengus setelahnya karena bibirnya di sentil Eunwoo.

"Nggak boleh nanti lo mabok gue yang repot. Minum yang lain aja," kata Eunwoo. Ia kesal bisa-bisanya ada alkohol di acara seperti ini yang banyak anak kecil masih polos berkeliaran.

Rosé mendengus tapi ia menurut untuk memilih minuman yang lain. "Ini boleh nggak?"

Eunwoo memeriksa cairan berwarna merah memang seperti sirup biasa tapi ketika di hirup aromanya menyengat di hidung Eunwoo. Eunwoo kembali menggeleng.

"Mas ada jus nggak di sini?" tanya Eunwoo pada salah satu pegawai yang berlalu lalang membawa minuman.

"Ada sebentar saya ambilkan."

"Aduh Woo mau minum aja ribet banget udah seret nih," kaluh Rosé tidak tau malu merengek di tengah keramaian begini. Eunwoo memilih mencari aman dengan memberikan Rosé air putih biasa.

Bibir Rosé mengerucut, masak ke pesta mewah begini ia hanya boleh minum air putih? Ingatkan Rosé nanti jika bepergian jangan lagi bersama Eunwoo ini itu di larang, sendiri ia lebih bebas.

Karena acara selesai tengah malam nanti Eunwoo mengajak Rosé pulang lebih dulu. Rosé yang bersandar di bahunya sudah sedari tadi mengantuk. Setelah berpamitan pada Jennie mereka langsung menuju parkiran.

Eunwoo memasang sabuk pengaman pada Rosé kemudian mengatur letak kursi penumpang agar gadis itu bisa rebahan dan tidur dengan nyaman.

Lima belas menit mobil Eunwoo sampai di tujuan mobilnya ia parkiran tidak jauh dari rumahnya sendiri. Dia menggendong Rosé menuju kamarnya.

Melepas highheels milik gadis itu,  meletakkannya di tempat khusus sepatu. Ia menatap Rosé yang tertidur masih terbalut gaun, berpikir sebentar Eunwoo berjalan menuju lemari mengambil satu setel baju tidur lalu meletakkannya di pinggir ranjang.

Eunwoo keluar kamar untuk mencari asisten rumah tangga Rosé. "Bik Ning! Bibik?" Panggil Eunwoo sambil menuruni tangga. Ia mencari di dapur tempat paling sering di kunjungi wanita itu namun tidak ada Eunwoo baru ingat Bik Ning bekerja sampai jam lima sore. Pantas saja di panggil tidak menyahut.

Eunwoo kembali ke kamar Rosé dia menghela nafas haruskah dia sendiri yang menggantikan pakayan gadis itu? Kalau dibiarkan juga kasian pasti tidak akan nyaman tidur dengan gaun seperti itu.

Tidak punya pilihan lain Eunwoo meraih baju ganti, dia memandang sebentar wajah Rosé yang seperti balita ketika tertidur. Wajahnya polos dan lucu Eunwoo dengan sadar mengecup pipi Rose.

"Maaf gue yang terpaksa gantiin baju Lo. Kalau kebabblasan pukul aja," gumam Eunwoo namun mustahil di dengar Rosé.

Eunwoo mematikan lampu termasuk lampu tidur. Sedikit sulit melakukannya karena posisi Rosé yang tengah tertidur. Tiga menit kemudian Eunwoo bernafas lega karena berhasil.

Tapi setelah lampu hidup letak kancing baju Rosé ternyata salah. Eunwoo mendesah lelah urusan perempuan ternyata serumit ini. Gini banget cobaan gue hari ini, keluhnya dalam hati.

"Gue tutup mata nih nggak ngintip kok," katanya. Eunwoo memejamkan matanya tangannya bergerak membenahi letak kancing dengan benar.

"Huh selesai. Sekarang tinggal hapus make up." Eunwoo meraih botol micellar water dan kapas. Dia mulai menghapus bagian kening, seluruh pipi, mata dan terakhir bibir pink Rosé.

Eunwoo mengusapnya pelan dan ternyata bersih bibir Rosé tidak di polesi apapun.

Eunwoo merapikan selimut Rosé. "Udah nyaman kan sekarang tidurnya? Gue pamit pulang."

"Mami.." Eunwoo yang hendak membuka pintu menoleh mendengar Rosé mengigau. Eunwoo mendekat dan duduk di sampingnya.

Cowok itu mengelus rambut dan kening Rosé yang mengeluarkan keringat padahal AC sudah menyala. Gadis itu sepertinya mimpi buruk.

"Tenang gue di sini." Rosé yang gelisah dalam tidurnya mulai tenang kembali.

Eunwoo mengecup pelan seluruh wajah Rosé kecuali bibir . Dia terkekeh geli ketika Rosé sama sekali tidak terganggu dengan apa yang dia lakukan. Mungkin jika Rosé sadar dia sudah habis di pukul.

Mengambil ponsel Eunwoo menyetel alarm agar bangun lebih dulu. Eunwoo mengubah posisi Rosé menjadi menghadap dirinya, memeluk tubuh yang lebih kecil darinya dan mulai tertidur.

-TBC-

SWEET FRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang