SF. 28

2K 313 17
                                    

"Kita pamit Om, Tante," pamit Eunwoo. Sandara dan Kristian mengantar keduanya sampai teras rumah.

Sandara tersenyum lembut, sedangkan suaminya hanya mengangguk singkat dengan wajah datar dan tenang.

"Jaga anak saya baik-baik, kalau terjadi sesuatu sama dia. Kamu orang pertama yang saya cari." Pesan Kristian tak membuat Eunwoo takut.

"Iya Om. Pasti." janji Eunwoo.

"Mobilnya sudah siap den! Mari berangkat." Supir keluarga Eunwoo kali ini yang mengantar mereka ke bandara. Setelah memasukkan koper yang di bawa, Rosé Eunwoo memasuki kursi bagian penumpang.

Setengah jam perjalanan menuju bandara Internasional Soekarno-Hatta, mereka mampir terlebih dahulu ke supermarket terdekat. Membeli minum dan makanan ringan, sebenarnya ini usulan Rosé sedangan Eunwoo menurut saja selama ia bisa menuruti kemauan gadis itu.

"Oh, hai. Lo Rosé kan?" Sapa seseorang membuat Rosé dan Eunwoo spontan menoleh ke belakang.

Rosé yang saat itu sedang memilih cemilan terbengong seketika, mengingat sesuatu. "Iya benar, siapa ya?"

Cowok jangkung berwajah tampan di depannya tersenyum tanpa mengindahkan tatapan tajam Eunwoo yang seolah ingin menguliti tubuhnya.

"Gue Younghoon kita pernah ketemu di acara nikahnya Jennie," jelas Younghoon.

Rosé menepuk pelan kepalanya, baru mengingat cowok itu, "oh iya inget."

Younghoon tersenyum makin lebar tapi ketika Eunwoo bersuara senyum di wajahnya luntur. Ia merasa Eunwoo tidak terlalu menyukai kehadirannya.

"Udah, kan? Ayo bayar," celetuk Eunwoo menarik tangan Rosé menuju kasir, ia terganggu dengan kehadiran Younghoon apalagi melihat tatapan berbinar cowok itu ketika menatap Rosé.

Kentara sekali dia menyukai Rosé.

Eunwoo membuka pintu mobil untuk Rosé lalu menutupnya kasar, menimbulkan bunyi yang menggangu. Rosé sampai memejamkan mata kaget, begitu pun dengan supir di depan.

Rosé tidak berani membuka suara lebih dulu karena merasakan pancaran aura tidak mengenakan dari Eunwoo.

Apa dia marah? Memang apa salah Rosé. Rosé membatin dalam hati. Sepertinya mulai sekarang dia harus banyak bersabar menghadapi tingkah aneh sahabatnya.

Mobil memasuki area parkir bandara, pak supir membantu mereka membawa koper sampai di ruang tunggu.

"Nanti disana kita tinggal di hotel atau dimana?" tanya Rosé, ia sudah tak tahan bertanya duluan ketika Eunwoo diam membisu.

Eunwoo menatapnya, kemudian membalas pelan, "di Mansion Opa."

Rosé mengangguk mengerti, tidak ingin bertanya lebih lagi. Suara pemberitahuan pihak bandara terdengar menggelora. Memberi informasi bahwa pesawat yang akan membawa mereka terbang akan berangkat sebentar lagi.

Eunwoo menarik tangan Rosé dan menggenggamnya erat di sebelah kiri, tangan kanannya membawa koper. Mengikuti para penumpang lain memasuki pintu pesawat dengan teratur.

Rosé tahu, bahwa mood Eunwoo sudah membaik terbukti jika dia bertanya ini itu Eunwoo menjawab tidak sesingkat tadi dan lebih niat.

Selama perjalanan Eunwoo menatap ke arah luar jendela, sejauh mata memandang hanya di penuhi awan dan langit gelap karena hari sudah menjelang malam.

Bosan melihat pemandangan itu-itu saja, kepalanya menoleh melihat Rosé yang tengah tertidur pulas. Di bandingkan dengan awan, melihat wajah polos gadis itu jauh lebih indah rasanya, ketimbang hanya melihat gumpalan awan hitam yang menggantung di langit.

SWEET FRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang