SF. 13

3.4K 551 50
                                    

Suara dari tokoh-tokoh drama Korea memenuhi kamar Rosé. Eunwoo juga masih berada di sana ia tidak ikut menonton melainkan membaca buku genre horor miliknya yang ternyata tertinggal dikamar Rosé. Pantas saja ia merasa koleksi bukunya ada yang berkurang dirumah.

"Hank lapar ya?" tanya Rosé saat melihat Hank, anjing kesayangannya menggigit bantal dan selimut disampingnya. Rosé beranjak meninggalkan kegiatannya sebentar untuk mengambilkan Hank cemilan.

Eunwoo tidak terganggu dengan apa yang Rosé lakukan ia masih tenang membaca buku. Ia membuka lembar berikutnya dari buku namun ketenangannya mulai terganggu dengan Hank yang mulai bertingkah, mendekat kearah kakinya menelungsup disela-sela lipatan kaki Eunwoo.

Ia mencoba menyingkirkan tubuh anjing itu pelan agar menjauh sedikit dari kakinya. Tapi Hank sepertinya tidak mau berpindah dia mungkin nyaman berada diantara kaki Eunwoo. Kesal kegiatannya terganggu Eunwoo menendang tubuh Hank pelan, namun anjing itu terhempas hingga berguling-guling dari ranjang sampai lantai.

Eunwoo terkejut, ini dia yang menggunakan tenaga dalam atau anjing itu yang terlalu lemah?

Eunwoo langsung meletakkan bukunya, dan mengambil Hank kemudian meletakkannya kembali diposisi awal. Diatas ranjang dekat tempat Rosé. Sebelum sang pemilik datang dan mengamuk.

Rosé datang setelah Eunwoo berhasil membuat Hank duduk manis kembali. Ia memberikan Hank makanan dan kembali lanjut nonton drama yang sempat tertunda.

"Ini beneran ulangan lo dapet 5?" Eunwoo bertanya sambil memperlihatkan kertas hasil ulangan harian milik Rosé.

Rosé mengagguk semangat, "iya, banyak kan?" tanyanya dengan senyum yang merekah. Nilai 5 adalah pencapaian yang patut dibanggakan karena jarang dia mendapatkan nilai pelajaran matematika lebih tinggi dari itu.

Eunwoo metapnya datar, tanpa senyum sama sekali, "apaan nilai segitu lo bilang banyak? Gue aja setiap melajaran nilai paling rendah 8. Nilai lo paling rendah kan pasti dikelas?"

Rosé mendelik tidak terima, "enak aja paling rendah. Bambam dapet 1 jawabannya salah semua itu cuma dapet upah nulis aja. Jihyo sama Eunha juga dapet 4 itu artinya nilai gue udah termasuk banyak!"

"Tapi sama aja lo sama yang lain remidi kan?" tanya Eunwoo. Rosé diam sebentar, lalu mengangguk pelan.

"Ya mau gimana lagi, orang sebatas itu kemampuan gue. Ini tuh nilai kebanggaan gue selama masuk sekolah loh. Dari SD sampai sekarang gak pernah matematika dapet 5." Rosé mengangkat tinggi-tinggi kertas ulangan itu. Begitu bangga dengan hasilnya.

Eunwoo geleng-geleng kepala, "ambil buku lo kita belajar. Oh ya dikelas lo siapa yang paling pinter?" tanya Eunwoo seraya meraih buku-buku yang Rosé letakkan diranjang.

"Awalnya Mina juara bertahan tapi setelah datangnya murid baru mungkin posisi juara kelas bakal berubah. Lo tau Chaeyeon gak?"

Eunwoo menggeleng, "gak. Siapa emang dia?"

"Iss... Itu loh yang waktu itu pernah ngasi minum ke lo."

"Yang mana? Yang ngasi gue minum banyak tuh."

Rosé membuang nafas, "Chaeyeon itu murid baru dikelas gue dia sekarang jadi kebanggaan guru."

"Berapa emang nilai dia?"

"8." Rosé masih sangat ingat waktu guru matematika koar-koar membacakan nilai siswa-siswi dikelasnya dan ya Chaeyeon yang paling tinggi dari semuanya.

"Hm. Mana lagi bukunya?" Rosé menggeleng itu semua sudah buku-buku yang ia punya, tidak ada lagi.

"Serius segini doang?! Niat sekolah gak sih?"

Eunwoo menatap tidak percaya pada Rosé dan buku-bukunya secara bergantian. Rosé cemberut ditanya seperti itu, bisa tidak sih Eunwoo tidak merendahkan kapasitas otaknya?! Untung dia sudah biasa dengan ocehan pedas cowok itu jadi hatinya aman.

Eunwoo menghela nafas. Bagaimana mau belajar buku saja tidak ada. "Cepet siap-siap sana kita pergi beli buku. Sekarang."

"Tapi itu—"

"5 menit gue kasi waktu buat siap-siap. Kalau gak keluar juga gue seret lo kalaupun cuma pakai baju itu aja."

Blamm!

Rosé memejamkan matanya mendengar suara pintu yang tertutup begitu keras. Ia berpikir—

"Cepetan! Jangan banyak mikir!"

"Iya iya! Dasar tukang atur." gerutu Rosé ia bergegas memilih baju. Rosé mengikat rambutnya asal namun ia usahakan serapi mungkin. Selesai dengan semuanya ia turun menyusul Eunwoo yang sudah menunggu didalam mobil.

"Dimana kita beli buku?" tanya Rosé.

"Pertanyaan bodoh. Ya ditoko buku lah masa ke toko sembako beli buku?"

"Bisa gak sih selow aja jawabnya gak usah ngegas begitu?"

"Gak."

1 menit

2 menit

10 menit

"Woo..."

"Hm?"

Rosé menelan ludah. Tenggorokannya kering, Ia tiba-tiba haus. "Mampir beli minum yuk?" tanya Rosé sehalus mungkin. Kalau tidak begitu nanti takut tidak dituruti.

Eunwoo tidak menjawab masih setia menatap ke arah depan. Rosé cemberut tapi setelahnya dia bersorak dalam hati karena mobil Eunwoo melipir, parkir didepan kedai minuman pinggir jalan. Eunwoo turun setelah mendapat tempat parkir yang aman. Rosé hanya memperhatikan dari dalam mobil sambil tersenyum.

Eunwoo masuk kembali dan menyerahkan dua minuman ke Rosé. "Cikinya mana?" tanya Rosé sambil menyedot minumannya. Sudah tidak tau diri banyak mau lagi.

"Di belakang masih ada itu aja dulu." Mulai kembali fokus menyetir.

Rosé meraih tas berisi ciki-ciki dikursi belakang. "Mau?" Eunwoo membuka mulutnya menerima suapan Rosé. Ia juga memberikan Eunwoo minum dari gelas dan sedotan yang sama.

"Turun." titah Eunwoo. Rosé membuka sabuk pengamannya dan turun.

Toko buku yang mereka kunjungi tidak terlalu ramai hanya ada beberapa orang yang sedang membaca buku dikursi yang disediakan didepan toko. Suasananya tenang, suasana mendukung untuk membaca buku.

"Buku apa aja yang belum lo punya?" tanya Eunwoo pada Rosé yang malah sibuk melihat-lihat sekeliling.

"Apa ya, lupa hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa ya, lupa hehe..." Rosé menggaruk belakang lehernya bingung. Tidak mau ribet, Eunwoo memutuskan membeli semuanya dengan lengkap.

"Masih jam segini mau kemana lagi mumpung di luar?" Keduanya keluar dari toko buku. Eunwoo meraih tangan Rosé untuk dia genggam sebelah tanganya lagi menenteng buku-buku yang dibeli.

Rosé tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Tawaran berharga Eunwoo tidak datang dua kali. Jika begini nanti pasti ia tidak boleh kemana-mana selain mendekam dikamar ditemani Eunwoo dan setumpuk buku pelajaran.

"Ke pantai!" jawab Rosé cepat.

-TBC-

Foto edit itu anggap aja lagi di toko buku..

SWEET FRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang