SF. 26

2K 289 8
                                    

"Halo cucuku tersayang! Apa kabarmu?"

"Hm, baik ada urusan apa Opa ingin aku jenguk?"

"Oh dasar cucu durhaka! Kenapa kau bertanya seperti itu? Memangnya harus ada alasan jika aku ingin menemuimu?"

Eunwoo memutar bola matanya, Opanya disana memang seperti itu. Berbanding terbalik dengan Kakek yang selalu bicara langsung.

"Aku tau Opa seperti apa jadi katakan saja. Jangan membuang waktu."

"Ini alasan aku sangat menyayangimu cucuku! Kau sangat peka, selalu mengerti diriku..."

"Katakan."

Opa diseberang sana menghela nafas, memang sangat sulit merayu anak sulung Yoona.

"Selesai ujian datanglah kesini, sudah lama sekali kau tidak mengunjungiku anggap saja ini juga sebagai liburanmu."

Eunwoo terdiam lalu menyanggupi permintaan sang Opa, tidak ada salahnya pergi kesana. "Baik, aku akan kesana."

Senyum Opa semakin lebar di sebrang sana "ajak juga adikmu itu ya."

"Ya, kalau dia mau kalau tidak Opa bujuk sendiri." jawabnya acuh.

Eunwoo memutus panggilan itu, kemudian melanjutkan membaca buku yang tebalnya melebihi 100 halaman lebih. Pintu kamarnya terbuka, melirik dari sudut matanya Eunwoo melihat keberadaan Rosé.

Memasuki kamar Eunwoo dan langsung merebahkan tubuhnya terlentang adalah hal yang paling Rosé sukai. Karena wangi Eunwoo yang maskulin menempel diranjang, selimut serta bantal cowok itu.

"Udah belajar?"

Pertanyaan Eunwoo membuat Rosé bangun, kemudian merebah lagi. "Belum," sautnya malas. Rosé memiliki sistem belajar kebut semalam, jika mengingat kejadian yang lalu-lalu ketika ujian jarang sekali keluar soal yang dia pelajari sebelumnya. Kalaupun ada pasti lupa ujung-ujungnya juga Rosé jawabnya salah.

"Sini duduk." Eunwoo menarik kursi lagi dan ia letakkan di samping kursi meja belajarnya.

Jika sudah begini mana mungkin Rosé bisa nolak, dengan malas ia bangkit dan duduk di samping Eunwoo.

Eunwoo memberikan buku paket yang sama dengan yang ia baca sekarang, kebetulan ia punya 2 "baca itu, nanti gue kasi soal."

Menatap bergantian antara buku dan wajah Eunwoo, "satu buku ini Lo suruh gue baca?"  Tanyanya tidak percaya dan Eunwoo membalas dengan anggukan santai, dan lanjut membaca bukunya sendiri.

Rosé memejamkan mata memang berteman dengan orang jenius ada untung ruginya, mencoba fokus dia memulai membaca buku melewati lembar demi lembarnya. Kepalanya seketika dibuat pusing melihat rumus yang begitu banyak dan sama sekali tidak Rosé mengerti.

Mata Eunwoo sesekali melirik Rosé, memastikan gadis itu belajar atau tidak. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyum menawan, jika serius begini wajah Rosé makin cantik.

"Udah?" Tanpa aba-aba Eunwoo menyodorkan buku yang sudah berisi 10 soal.

"Kerjain sedikit dulu kalau rata-rata bener, gue kasi lagi." Ucapnya menahan agar tidak tersenyum melihat reaksi Rosé.

"Bodo amat, gue salah-salahin aja semua jawabannya."

"Kita buat perjanjian gimana?" Tawar Eunwoo.

"Perjanjian nguntungin Lo doang, mah gak mau gue," tolak Rosé.

Eunwoo tersenyum geli, "gak gini, deh. Kalau nilai Lo bagus di ujian nanti gue ajak Lo liburan ke Amerika."

Mata membelalak tidak percaya, "beneran?" Tanyanya memastikan.

Eunwoo mengangguk sontak membuat Rosé menjerit senang.

"AAAAaa..."

Sampai Eunwoo harus membekap mulutnya agar mau diam, sementara si pelaku menyengir lucu.

"Rosé kenapa teriak-teriak nak?" Tanya Yoona yang berdiri di ambang pintu menatap kedua remaja itu khawatir.

"Aku gak papa Tante, tadi ada kecoa terbang tapi kecoanya sekarang udah terbang lagi lewat jendela." ucapan polos Rosé tentu dipercayai wanita itu.

"Oh kirain Tante Eunwoo berbuat gak-gak ke kamu."

"Ma?" Panggil Eunwoo tidak terima.

Yoona tersenyum meledek, "gak sayang mama bercanda."

****

"Lu gimana, sih. Kan tadi lo bilang jawab D sekarang jadi A yang bener mana anjing?!" kesal June dengan Mingyu yang tidak jelas memberinya jawaban.

"Udah nyontek protes lagi lu, jawab aja udah yang gue bilang. Bener salah di tanggung berdua." Balas Mingyu.

"Awas punya gue salah punya lo bener, motor lo jadi taruhannya."

"Anjrit lu!"

June ingin membalasnya dengan makian yang sama tapi dia tahan, karena baru menyadari dua temannya yang lain dari tadi tidak bersuara.

"Lo lagi ada masalah hidup apa, sih bro kusem banget muka lo kenapa?" tanya June berbaik hati kepada Jungkook tapi alih-alih menjawab cowok itu malah pergi tanpa sepatah kata.

June menatap bingung kepergian Jungkook apa yang terjadi pada teman yang sudah dia anggap sahabat itu. Jungkook tidak pernah diam seperti ini sebelumnya. Beralih ke Eunwoo dengan buku yang dia baca, tampak tenang tidak terusik apapun.

"Woo lo tau Jungkook kenapa?..."

"Gue duluan."

"Mereka kenapa Ming?"

"Goblok!"

June dibuat melongo dengan mulut terbuka, kenapa mereka semua. Tidak jelas!

"Lagi-lagi gue ditinggal sendiri. Nasib orang ganteng gini amat."

Sementara di kelas Rosé tampak ricuh seperti biasa meskipun hari ini hari pertama ujian. Mereka tidak lagi memusingkan jawaban salah atau benar, tidak berdiskusi mengenai jawaban apa yang temannya jawab atau semacamnya.

Kecuali Rosé, dia kepikiran ucapan Eunwoo maka otomatis dia juga mengkhawatirkan nilai ujiannya. Karena itu penentu ia jadi liburan ke Amerika atau tidak.

"Tenang Rosé jawaban lo tadi udah  sembilan puluh sembilan persen benar. Lo harus yakin itu, gak boleh ragu!" Ucap Rosé mencoba men sugesti pikiran agar tenang.

"Ah, Lo tumben serius amat tadi sampai gue panggil gak nyaut." Jihyo duduk di kursi sampingnya.

"Hehe sorry Ji tadi gue bener-benar gak sadar lo manggil."

"Alah sok serius lu biasanya juga biasa aja."

"Gak minggu ini gue harus dapet hasil bagus pokoknya, soalnya Eunwoo janji mau ajak gue liburan ke Amerika!!" tutur Rosé antusias. Ini memang bukan pertama kalinya Rosé pergi ke luar negeri tapi kali ini berbeda, bedanya ini lebih spesial karena bersama pujaan hati.

Jihyo menutup mulutnya yang terbuka lebar, dengan wajah tidak percaya dia bertanya, "serius?!" Rosé mengangguk semangat.

"Gue juga mau kesana tapi sama ayang!" Ungkap Jihyo dengan mata berbinar, dia akan membujuk pacarnya untuk mewujudkan keinginannya itu.

Rosé tergelak di kursinya melihat Jihyo cemberut keluar kelas. Pasti ingin mengadu.

-TBC-

SWEET FRIEND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang