Boruto sibuk dari tadi, menatap ponselnya yang penuh dengan obrolan bersama orang-orang.
Senyumnya terkembang lebar. Hari ini ia sengaja izin untuk menemani Sarada ke rumah orangtua, sekalian merayakan anniversary mereka.
"Bolt, aku udah siap. Yuk!" Sarada membawa tasnya di bahu, membuat Boruto berdiri langsung.
"Ayo!"
Sepanjang perjalanan, Boruto hanya diam sambil sesekali tersenyum sendiri, membuat Sarada menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Bolt, kamu enggak tau ini hari apa?" tanya Sarada melirik Boruto yang asik menatap jalanan Kota Tokyo. Boruto menganggukkan kepalanya, membuat Sarada sudah berharap banyak.
"Tau, kok. Ini hari Kamis, 'kan?" jawab Boruto pura-pura polos, nyengir geli menatap istrinya yang kini malah mengerucutkan bibirnya sebal.
"Ck, bukan itu."
"Terus apa, Namikaze Sarada?" tanya Boruto balik, menyebut nama lengkap Sarada kini, membuat semburat merah mewarnai pipi wanitanya ini.
Namikaze Sarada, ya? Nama yang bukan sekadar nama bagi Sarada.
"Ya ... Masa kamu lupa, sih?" tanya Sarada lagi, masih tak rela suaminya itu melupakan hari pernikahan mereka.
Namun sesaat kemudian, Sarada menundukkan kepalanya sendu.
"Ah, iya. Boruto mana mungkin inget? Bukannya dulu dia enggak suka aku sama dia nikah?" gumam Sarada sendu, mengelus perut buncitnya pelan.
Boruto menoleh kaget, ia merasa tersentil seketika. Menelan ludahnya pahit, Boruto lupa kalau Sarada ini sensitif sekali selama masa kehamilan.
"Aku inget, kok. Tenang aja."
Boruto tersenyum samar, mengucapkan kalimat itu begitu lirih, membuat Sarada bahkan hanya mendengarnya samar-samar.
"Hah, apaan, Bolt?"
"Enggak, enggak apa-apa kok. Kita mau beli apa buat Ayah sama Ibu? Buat Mama sama Papa, kita mau beli apa?" Boruto membelokkan pembicaraan, membuat Sarada mengembuskan napas lelah, ia kehilangan harapan.
"Beli buah aja, lah? Kalo beli ramen, nanti Ibu Hinata marah," jawab Sarada cepat, yang disetujui Boruto.
Naruto suka ramen, dan itu tidak baik untuk pria tua sepertinya.
"Kakak!" Himawari tersenyum lebar saat Sarada dan Boruto terlihat di ambang pintu. Sarada menganggukkan kepalanya, Himawari memang menggemaskan.
Walau pun ia baru bertemu Hima kemarin saat di kafe, namun sepertinya bayi mereka ingin melihat sang Bibi.
"Loh, ada Kak Hanabi sama Kak Konohamaru juga," celetuk Boruto sambil menggandeng tangan Sarada masuk ke rumah besar Namikaze. Ada Hanabi dan Konohamaru duduk, dengan anak perempuan mereka, Haia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] When I Married You | BoruSara
General FictionMenikah karena perjodohan jelas bukan impian Boruto, mengingat Boruto sudah memiliki kekasih. Sarada yang mencintai Boruto hanya bisa pasrah saat suaminya memiliki kekasih saat ia sudah memiliki istri. Apakah mereka mampu mempertahankan pernikahan m...