"Bolt, hari ini kamu ada acara, nggak?" Sarada menuangkan sup krimnya cekatan ke mangkuk. Perut buncit tidak membuatnya menjadi lemah dan malas-malasan. Justru wanita itu semakin bersemangat dari hari ke hari.
Sudah bulan ke lima, masuk ke trimester kedua. Boruto menggelengkan kepalanya, menatap raut istrinya yang seketika antusias.
"Kamu beneran nggak ada acara, Bolt?" tanya Sarada memastikan lagi. Matanya berbinar senang. Tangannya menaruh mangkuk di hadapan Boruto.
"Iya. Kamu mau kemana emangnya, Say?" tanya Boruto lagi, matanya asik memandang raut antusias Sarada yang tampak menggemaskan. Cantik sekali.
Binar hitam matanya berkilauan. Rambutnya yang semakin tebal dan panjang melambai terkena angin. Boruto berdiri, mengecup pipi istrinya cepat-cepat.
"Bolt! Jangan suka nyium sembarangan!" seru Sarada galak. Semenjak menginjak bulan keempat, entah kenapa Sarada terlihat cantik dan menggemaskan sekali.
Boruto tidak tahan untuk mencium, jadinya.
"'Kan morning kiss, Sayang," jawab Boruto cengengesan. Sarada mengembuskan napas sebal, menggeleng-gelengkan kepalanya heran.
"Iya deh, iya."
"Btw, aku lebih suka kamu kayak gini, tau." Boruto tersenyum lagi, memandangi istrinya yang kini sedang mengambil air. Sarada kini duduk di hadapan Boruto, menyodorkan gelas berisi air minum.
"Lebih suka gimana? Emang sekarang aku kenapa, Bolt?" Pupil hitam Sarada membulat bingung, bibirnya menekan ke dalam, membuat hasrat Boruto naik seketika ingin mencium sang istri.
Sarada gemesin banget!
"Lebih agresif aja, aku suka!" Boruto mengedipkan sebelah matanya, membuat Sarada mengerutkan alisnya.
"Hah? Agresif gimana?"
"Kalo di ranjang tambah agresif juga, ya?" goda Boruto lagi, sontak membuat pipi istrinya memerah sempurna.
"Bolt, kalo kamu nggak makan-makan, aku abisin semua!" ancam Sarada, membuat Boruto tersenyum lebar.
Tangan Boruto terangkat, mencubit pelan pipi istrinya yang semakin tembam.
"Bolt!"
"Maaf, maaf. Abis kamu gemesin banget, sih, Say." Boruto hanya nyengir kuda membalas omelan sebal Sarada.
Di usia kandungan Sarada yang sudah lima bulan, ia sudah jarang pingsan seperti dulu. Paling sesekali kepalanya pusing, atau nyeri dada. Wajar, bukan?Sarada sudah cuti, ia sibuk rehat di rumah. Walau sebenarnya wanita itu tidak bisa diam, sih. Selalu ada saja yang ia kerjakan.
Tentang Boruto ... Ah, bagaimana, ya?
Pria itu semakin lama semakin bertanggungjawab. Sarada tersenyum tipis sambil mengelus rambut suaminya yang kini ada di pangkuannya.
Sarada jadi manja. Dan Boruto suka itu. Sifat manja Sarada itu lucu, menggemaskan sekali di mata Boruto. Seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] When I Married You | BoruSara
General FictionMenikah karena perjodohan jelas bukan impian Boruto, mengingat Boruto sudah memiliki kekasih. Sarada yang mencintai Boruto hanya bisa pasrah saat suaminya memiliki kekasih saat ia sudah memiliki istri. Apakah mereka mampu mempertahankan pernikahan m...