"Bagaimana, Sarah? Puas sekarang?"
Albert Brighton mendengkus geli. Istrinya itu sengaja menyuruhnya mengemudi di daerah dekat Chiyoda, ingin mengecek kondisi Boruto dan Sarada saat ini.
Mata Sarah memicing geli. "Aah, aku puas, kok."
"Mereka sudah bersatu, waktunya kita pergi." Albert menepuk bahu istrinya. Sarah masih memerhatikan Haruto yang berlarian di halaman depan.
"Sebentar, Sayang. Tuh, lihat. Haruto lucu sekali, ya! Aku ingin punya anak laki-laki," cetus Sarah, matanya berbinar senang melihat sosok rambut kuning mata biru menawan itu.
Albert menghela napas panjang. "Shania sudah menunggu di hotel, loh, Sayang. Apa kita tidak kelamaan?"
"Al, boleh aku culik Haruto dan membawanya ke dunia kita? Dia menggemaskan sekali!" Sarah tersenyum riang, membuat Albert menepuk dahinya.
"Jangan aneh-aneh, Istriku." Albert mengembuskan napasnya kasar, tak habis pikir dengan pemikiran Sarah yang cenderung gila.
"Habis Haruto lucu sekali, sih. Aku ingin anak lelaki, Albert. Ya, ya? Aku ingin anak lelaki yang lucu, matanya biru rambutnya kuning persis seperti itu," tunjuk Sarah pada Haruto yang kini duduk di rerumputan.
Albert menghela napas panjang, dengan cepat menganggukkan kepala.
"Iya, nanti kita buat. Ayo pulang, oke?"
"Siap, Komandan!"
the missing part
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] When I Married You | BoruSara
General FictionMenikah karena perjodohan jelas bukan impian Boruto, mengingat Boruto sudah memiliki kekasih. Sarada yang mencintai Boruto hanya bisa pasrah saat suaminya memiliki kekasih saat ia sudah memiliki istri. Apakah mereka mampu mempertahankan pernikahan m...