Boruto mendorong troli belanja, sementara Sarada dari tadi sibuk mengambil dan memilih barang-barang yang ia butuhkan.
Sarada tampak antusias, membuat benak Boruto kembali dipenuhi berjuta tanda tanya.
Kenapa sekarang Sarada tidak mual lagi saat di dekatnya?!
"Nih, Bolt. Sabun kamu 'kan abis, aku beliin dua. Satu cair, satu batang. Yang batang aku beliin satu pak. Terus pasta giginya aku beliin yang herbal. Sikat gigi kamu kemaren jatoh, 'kan? Ini aku beliin lagi, warna biru. Kayak warna mata kamu," jelas Sarada sambil menaruh barang belanjaannya di troli. Boruto mengerjapkan matanya.
Sarada benar-benar mirip ibunya kalau saat seperti ini.
"Kamu hari ini mau makan apa, Bolt? Aku masakin, mumpung hari ini aku masih di rumah." Sarada berjalan menuju departemen daging dan ikan segar. Boruto mengikuti dari belakang sambil mendorong troli.
"Terserah kamu aja, Salad. Yang penting yang simpel aja, dari pada kamu kecapekan nanti sakit lagi," jawab Boruto simpel. Sarada menghela napas, menatap Boruto sebal.
"Jangan terserah, dong. Tinggal bilang aja, biar aku masakin. Mau roti sosis? Mau meat pie? Aku lagi pengen bikin roti," ujar Sarada sambil menunjuk daging sapi yang ada di hadapannya. Boruto menelan ludah kasar.
Sarada sensi sekali.
"Nanti kamu kecapekan, Salad. Mending kita beli aja nanti. Dari pada sakit lagi, nanti malah nyusahin Tante Karin," balas Boruto mengingatkan. Sarada menggelengkan kepala.
"Aku 'kan nggak numpang di rumah Tante Karin, Bolt. Aku numpang di apartemennya. Jadi sante aja." Sarada mengambil stereofoam berisi daging sapi dan menaruhnya ke troli. Boruto membulatkan mata.
"Loh, kamu nyewa apartemen? Pake uang siapa?" tanya Boruto bingung. Sarada menghela napas panjang.
"Udah, Bolt. Nggak usah bawel. Kamu mau makan apa? Cepet." Sarada mengerucutkan bibirnya lagi, membuat Boruto ingin menjedotkan kepalanya ke tembok.
Ampun, Sarada sensi sekali!
"Salad," panggil Boruto lagi. Sarada menoleh, matanya melirik sebal Boruto yang bertumpu di atas pegangan troli belanja.
"Apaan?"
"Kamu nggak beli pembalut? Dari tadi sensi melulu, kamu PMS?" tanya Boruto tanpa basa-basi, namun melihat ekspresi Sarada yang mendadak berubah, Boruto jadi mengernyitkan dahinya.
"Nggak usah. Udah, ayo ke kasir. Aku pengen cepet-cepet sampe rumah," ajak Sarada sendu. Emosinya berubah begitu cepat, membuat Boruto menghela napas panjang.
Sepertinya ia harus sabar menghadapi Sarada beberapa hari ke depan.
Boruto hanya duduk di kursi makan sambil memandangi Sarada yang sibuk mengoleskan margarin ke atas daging yang ia bakar. Tadi sih katanya ingin buat meat pie. Tapi Sarada ngambek, memutuskan membuat barbekyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] When I Married You | BoruSara
Ficção GeralMenikah karena perjodohan jelas bukan impian Boruto, mengingat Boruto sudah memiliki kekasih. Sarada yang mencintai Boruto hanya bisa pasrah saat suaminya memiliki kekasih saat ia sudah memiliki istri. Apakah mereka mampu mempertahankan pernikahan m...