09. Pikiran Guno

403 138 6
                                    

"Kenapa Noah tak bisa dihubungi?" monolog Jun merasa khawatir. Ia harus menyampaikan informasi yang ia dapat.

"Ada apa, Jun?" tanya Yujin dari belakang yang membuat Jun kaget. Gadis itu tersenyum. "Kau terlihat sangat khawatir."

"Ah, tidak ada apa-apa. Pukul berapa sekarang? Kau sudah bangun?" tanya Jun yang dibalas anggukan oleh Yujin. Sekarang pukul empat pagi waktu setempat.

Jun tentu saja merasa khawatir, jaringan di daerah rumah Yujin sangat baik tapi ia tak bisa menghubungi Noah. Ketika ia mencoba menghubungi teman-temannya yang lain, itu bisa dan bahkan Kevin mengangkatnya. Mereka sempat berbicara.

Robot itu mendongak menatap langit yang masih gelap, tiba-tiba gemuruh terdengar dan ia langsung berlari masuk ke dalam rumah. Tak lupa ia menarik Yujin. "Beberapa menit lagi tampaknya akan turun hujan, kau mau bermain hujan-hujanan denganku?" tawar gadis itu.

Tentu saja Jun menggeleng, "Kau mau aku rusak dan kau tidak memiliki teman lagi?" Yujin terkekeh dibuatnya.

"Tentu saja tidak. Ya sudah kalau begitu aku akan melanjutkan tidurku, tampaknya kau harus mengisi daya, Jun." kata Yujin sambil meregangkan badannya dan pergi masuk ke kamarnya.

Setelah gadis itu masuk ke kamarnya, Jun kembali mencoba menghubungi Noah. Tak ada hasil, Noah tetap tak dapat dihubungi.

×××

Seorang kakek-kakek itu tertawa terbahak-bahak, ia berhasil mendapatkan benda yang selama ini ia cari. Namun tawanya terhenti begitu benda itu dipegang, ia malah tersengat.

"Kau hanya benda, tak usah menyombongkan diri!" monolog kakek itu dengan emosi.

Benda itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya, dan pola di gagangnya berubah. Yang semula terdapat nama Noah di sana, kini tergantikan dengan nama orang lain. "Itu bukan namaku." ucap kakek itu.

Seharusnya namanya yang ada di sana, mengingat ia adalah pemilik baru benda itu. Sayangnya benda tersebut tak mau dimiliki olehnya dan mengubah nama sang pemilik asal ke pemilik baru.

Dan detil berikutnya, benda itu menghilang.

"Aku sudah membunuhmu, tapi benda itu tak pernah mau ada di genggamanku," ucap kakek-kakek itu kesal. Ia kemudian menendang jasad Noah dan meninggalkannya.

Tempat indah itu kini menjadi tempat yang suram. Tak ada bunga bermekaran, tak ada pohon rindang, sungai yang bersih, angin sepoi-sepoi dan rumput hijau yang dapat membuat siapapun nyaman berada di sana.

Kini yang terlihat hanyalah bunga layu, pohon tanpa daun, sungai yang penuh sampah, dan tanah yang retak. Tetapi, tempat itu tak bisa didatangi oleh sembarang orang. Dan kakek itu adalah penduduk asli tempat itu.

Lalu, tempat itu menghilang.

×××

"PAGI!"

"PELINDUNG MENGKUANG!" teriak Putra begitu mendengar teriakan Kevin tepat di telinganya. Robot itu terkekeh. Putra memang menyukai film animasi seorang anak kecil bertopi oranye dengan ‘tiga tanduk’ warna putih pada topi tersebut.

"Aku takkan menembakkan peluru padamu. Sekarang mandi dan kita makan!" kata Kevin lalu membantu Putra berdiri dan membawanya masuk ke kamar mandi.

Setelah mengantar Putra, Kevin datang ke dapur menyusul Guno. Robot itu melihat majikannya yang tampak sedang menggambar sesuatu. "Wah, gambar yang indah." pujinya.

Guno tertawa, "Ini baru garis-garis, bagaimana kau bisa mengatakan gambar ini indah?" tanya lelaki itu.

"Kau sudah memasak?"

Guno mengangguk.

Kevin mengetahui kalau pensil itu rahasia karena Guno tak pernah memberikannya izin untuk meminjam pensil tersebut. Saat Kevin meminjam diam-diam, tiba-tiba saja pensil itu menyetrum-nya. Pantas saja Guno tak memberikan ku izin, pikirnya saat itu.

"Sebenarnya kau ini siapa?" tanya Kevin yang membuat Guno berhenti. Lelaki itu mendongak dan mengernyitkan dahi, "Aku? Guno. Wang Jyunhao."

Kevin tak puas dengan jawaban itu. "Bukan itu yang aku inginkan. Aku benar-benar tak tahu, sebenarnya kau siapa? Kenapa kau memiliki benda berharga seperti itu?"

Sebelum menjawab, lelaki itu menghela nafas, "Aku takkan pernah memberitahumu. Suatu saat nanti kau akan mengetahuinya. Bersabarlah."

"DOR!"

"EH EMAK GUE COPOT!" teriak Kevin yang membuat Putra tertawa. Anak lelaki berumur 7 tahun itu kemudian menghampiri Guno dan berjinjit melihat apa yang Guno gambar. "Gambarmu selalu bagus! Aku menyukainya! Kau bisa kan membuat gambar untukku?" pintanya.

Guno mengelus rambut Putra yang masih basah, "Tentu saja. Kau ingin gambar apa? Aku harap gambar yang mudah."

"Ini sangat mudah! Hanya gambar topi salah satu karakter di film animasi favoritku!"

"Aku akan membuatkannya untukmu, nanti saat pulang sekolah kau akan mendapatkan gambar itu."

Putra naik ke kursi dan mengambil sendok lalu mulai melahap sarapannya. Begitupula Guno. Sementara Kevin tak makan, karena ia robot.

Robot itu menatap pensil milik Guno yang tergeletak di meja dapur. Ia menghampirinya dan melihat gambar yang baru jadi sketsa. "Kau akan mewarnainya? Aku boleh membantu?" tanya Kevin.

Sekali lagi Guno mengangguk. "Nanti kita mewarnai gambar itu bersama."

Kevin masuk duduk di pojokan ruangan dan menutup matanya, ia sedang mengisi daya. Ia tak menyadari saat ia meninggalkan dapur, pensil itu menyala dan seketika gambar sketsa itu sudah selesai.

Guno panik, ini bukan saatnya untuk berubah.

Tapi satu detik kemudian cahaya itu hilang. Bertepatan dengan Kevin yang menoleh ke arah pensil itu. Guno berdeham dan melanjutkan sarapannya. "Put, kau sudah selesai makan?" tanya Guno, Putra mengangguk. Anak itu menyimpan piring dan gelas bekas makannya di wastafel dan mengambil topi sekolahnya.

"Kak Kevin, aku berangkat dulu, ya! Jaga kosan jangan sampai ada yang maling!" tegur Putra yang diangguki oleh Kevin.

Guno datang menghampirinya dan berbisik, "Jangan buka pintu ketika ada seseorang yang mengetuknya."

"Bagaimana kalau yang mengetuk pintu itu kau?"

"Aku akan memanggil namamu."

Guno menjauh dan berjalan menghampiri pensilnya lalu pergi dari sana. Lelaki itu menggambar sesuatu pada pintu. Ketika ia sudah pergi, gambar tersebut berubah menjadi benda nyata yang bisa dipegang.

Orang-orang disini bukan orang yang baik, ketika mereka tahu kalau Kevin adalah robot yang sama perilakunya seperti manusia, mereka akan membawa Kevin dan menjualnya.

Guno tahu, tugas Kevin yang sebenarnya bukan membantunya keluar dari dunia kesepian. Karena Guno bukan orang kesepian.


















_____
Note:

Part 10 masih belum selesai ngetiknya. Selama masih ada keponakan di rumah aku bakal slow update, tapi gak lama-lama amat. Paling lama seminggu. Nah tanggal 29 atau 30 nanti keponakan bakal pulang, jadi aku update sekitar tanggal 30 atau tanggal 1 Mei.

Sebelas Robot PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang