30. Rencana

217 78 0
                                    

"Lupakan, itu masa lalu. Sekarang kita harus berpikir bagaimana cara melenyapkan Arnius. Dia lebih kuat dariku, kalian sudah mengetahuinya, kan?"

Noah masuk ke kamarnya dan beberapa menit kemudian ia kembali. Membuka buku dan membacanya. Itu adalah buku pemberian Holland. Holland memberi dua buku untuk Noah, yang satu kegunaan benda ajaib dan satu lagi tentang bunga-bunga yang bisa menambahkan kekuatan.

"Bunga Merah, yang dimana pohonnya berbunga setiap dua puluh tahun sekali. Menurut buku ini, bunga merah akan mekar minggu depan. Orang yang boleh meminum air bunga ini adalah pemilik benda ajaib— Jaden. Tapi, Jaden robot. Mana boleh minum air?" tanya Noah. Ia mendongak melihat Holland.

Lelaki itu sedang duduk di batu besar yang ada didekatnya.

"Bunga disini tampaknya diambil dari warna-warna, ya?" tanya Noah ketika menyadari kalau bunga-bunga yang ia baca adalah bunga warna-warni.

Holland mengangguk, "Terlalu susah untuk mencari nama bunga-bunga itu. Jadi kakekku memberi nama sesuai warna bunganya saja."

"Bunga yang paling istimewa adalah bunga pelangi. Disini hanya tertulis namanya saja, mana kegunaan dan berapa tahun sekali ia tumbuh?" tanya Noah.

Kakek mendekat dan merebut buku Noah. Sementara tongkatnya diambil alih oleh Noah dulu. Kakek membaca buku itu dengan mata menyipit. "Menurut pembacaan ku, bunga pelangi tumbuh setiap seabad sekali. Lima tahun lagi akan mekar. Dan yang bisa meminum ini adalah pemilik dunia ini, Holland."

Holland tersenyum. "Berbeda dengan bunga hitam di dunia Arnius, mekar setiap sebulan. Itu makanya dia lebih kuat dariku."

Noah menganggukkan kepalanya. "Kakek, kau tahu menahu tentang bunga hitam? Apakah bunganya berwarna hitam?"

"Meski namanya hitam, tapi warnanya bukan hitam. Melainkan putih bersih. Disebut bunga hitam karena tumbuh dari bibit berwarna hitam, tangkai dan putik bunga yang berwarna hitam. Saat diseduh pun, airnya menjadi hitam."

"Hitam seperti arang?"

Kakek mengangguk. "Bunga yang airnya harus diminum Arnius pun sama, mekar setiap seratus tahun sekali. Tapi, Arnius melanggar peraturan dan dunianya langsung berubah. Gersang, tak ada pohon yang memiliki daun, debu, burung gagak, bangkai hewan..."

Noah menutup mulutnya kala mendengar penjelasan Kakek. "Sebenarnya Arnius adalah kakak tertua Holland. Tapi, kesalahan yang dibuatnya fatal."

Holland menunduk. Lagi, alasan Arnius lebih kuat darinya karena dia lebih tua.

"Kekuatan bunga itu tak sebesar bunga yang ada disini, tapi karena sering meminum airnya, kekuatannya jadi lebih besar." jelas Holland.

Noah menganggukkan kepala. Holland merangkul bahu lelaki itu dan berucap, "Karena kau sudah seperti ini, kau tak bisa kembali ke dunia."

"Kenapa?!" tanya Noah kaget.

"Kau sudah masuk ke bagian kami. Lihatlah penampilan mu, sama seperti ku." jawab Holland kemudian tersenyum.

Noah langsung pingsan.

Mungkin Noah kaget mendengar itu.

Para pelayan membawa Noah masuk ke kamarnya. Sedangkan Holland dan Kakek diam di tempatnya. Mereka saling memandang satu sama lain.

Holland tersenyum miring, "Aku tahu apa yang kau lakukan pada adik baru ku. Kau sempat membunuhnya, kemudian mengobatinya sebelum dia benar-benar mati."

"Aku memantau semuanya dari sini. Aku sedikit kaget saat Noah memutuskan membuat robot untuk membantu rencananya. Aku lebih kaget lagi melihat Jaden, dia mirip Yoshi." jelas Holland.

Kemudian ia tersenyum, "Noah menjadikan Jaden sebagai penawar rindunya pada Yoshi, anak yang dikira sudah mati tertabrak bersama ibunya."

"Jika kau bisa menyelamatkan Yoshi, kenapa kau tak menyelamatkan ibunya juga?" tanya Kakek.

"Aku menyelamatkannya. Aku sempat jatuh cinta padanya, karena itu aku memberikan sebagian kekuatan ku. Tapi kemudian istrinya Noah ternyata berselingkuh dengan Arnius. Aku langsung mengambil kembali kekuatan itu. Dan istrinya Noah, ia hidup di sana. Entah bagaimana kabarnya sekarang."

Kakek kaget mendengar penjelasan Holland. Sudah diberi keringanan untuk hidup kembali, malah memilih si hati busuk sebagai teman hidupnya.

"Istrinya Noah.. Anne?"

Holland menganggukkan kepalanya tanpa menunjukkan raut wajah kaget.

"Anne tak hidup baik-baik saja di sana. Dia disiksa oleh Yujin dan Arnius. Kemudian di hari aku memutuskan berhenti bekerja dengan Arnius, Anne bunuh diri. Bangkainya dimakan burung pemakan bangkai, aku rasa Anne menjadikan ku pelindung. Tapi aku tak menyadarinya." jelas Kakek.

Kali ini, Holland menunjukkan keterkejutannya. "Andai saja Anne hidup disini, bersamaku, pasti dia akan bertemu dengan pujaan hatinya. Berbahagia bersama Noah dan Yoshi."

Kakek mengangguk.

"Kejadian Anne bersama Arnius itu sepertinya baru-baru ini. Kenapa kau tahu?" tanya Holland.

"Baru-baru ini? Ku rasa empat tahun yang lalu. Sudah agak lama. Hari itu aku bahagia bersama anak dan cucuku. Karena aku meminta berhenti bekerja, Arnius menyetujuinya begitu saja. Di hari yang sama, dua perempuan mati. Yang satu bunuh diri, yang satu dibunuh. Dan beberapa hari kemudian, beberapa orang itu meninggalkan ku." jawab Kakek.

"Kau pasti merasa kalau jalan yang kau pilih itu salah. Tapi, jalan itu benar. Kau bisa menganggap ku, Noah, dan yang lain sebagai keluarga mu." Holland memeluk Kakek dan mengelus punggungnya.

"Aku ingin bertemu anak dan cucuku." ucap Kakek. Kemudian tubuhnya melemas.

Holland melepaskan pelukan itu dan melihat Kakek yang menutup matanya. Dia pingsan juga?

Kenapa hari ini Noah dan Kakek bisa pingsan, aneh.

×××

"Kakak terlah mengetahui rencana ku, bagaimana ini?" tanya Goro.

Di dunia Holland juga ada telepon, makanya mereka bisa berkomunikasi dengan mudah. Sebenarnya dunia milik Tuan Holland ini tak berbeda jauh dengan dunia kita, hanya saja dunia ini lebih berwarna dan penduduknya sangat ramah.

"Bagaimana dengan rencana ku yang.." Arnius menggantungkan rencananya.

Sengaja agar kalian tak tahu dengan rencana yang dibuatnya. Karena kalau sebuah rencana dapat diketahui orang lain atau para pembaca, biasanya rencana itu akan gagal, sudah bisa ditebak.

Biasanya lho, ya. Itu berarti ada yang langka, ketika rencana seseorang diketahui orang lain, ada juga kemungkinan rencana itu berhasil.

Goro tersenyum miring mendengar rencana kakak tertuanya itu, "Itu bukanlah hal yang sulit bagiku. Kau hanya perlu menunggu kabar baiknya."









_____
Semangat! 10 part lagi tamat! <3

Sebelas Robot PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang