"Kita berkumpul di kedai yang sudah tak terpakai," ucap Jaden pada semua rekan robotnya. Hari ini ia akan membuat kejutan pada mereka semua, kalau Noah sudah kembali!
"Aku benar-benar tak mengerti, kau bisa bicara. Kau mengeluarkan suaramu. Bagaimana bisa?" tanya Jaden pada Noah.
Namun, Noah tak menjawabnya. Ia sedang menunggu robot buatannya yang lain untuk datang. Dan beberapa menit kemudian satu persatu dari mereka memperlihatkan wajahnya yang tampak kelelahan mengurus tuan mereka.
Apalagi John.
Ekspresi kelelahan mereka berubah menjadi ekspresi kaget kala matanya menangkap sosok orang yang dirindukan. "NOAH!"
"Aku benar-benar merindukan kalian, akhirnya kita bertemu kembali." ucap Noah sambil mengembangkan senyumnya.
"Noah, kau bisa bicara!" ucap Sam dengan tatapan kaget sekaligus bahagia.
"Kau kemana saja Noah? Apakah kau tahu kami kebingungan mencari mu kemana-mana dan khawatir?" tanya Kyle.
Noah menghela nafas sebelum ia bercerita.
"Hari itu aku berlari keluar markas sambil membawa benda berharga, aku pergi menghindari ibu tiriku yang mengincar benda itu. Setelah aku berhenti berlari, aku menemukan tempat yang begitu indah bagaikan surga.
Ada seorang kakek di dalamnya. Aku kira dia adalah kakek yang baik, tapi ternyata ia memiliki niat terselubung. Dengan senyum miringnya, ia menusukkan pisau ke bagian dadaku.
Rasanya aku ingin berteriak, namun aku tak bisa. Tapi, saat aku bergumam kalau itu sangat sakit, aku bisa mendengar suaraku sendiri.
Seingat ku, setelah aku berkata seperti itu, daun-daun mulai berjatuhan dan kering. Air sungai sedikit surut, lalu aku menutup mataku.
Saat aku membuka mataku, aku pikir aku sudah ada di surga. Benar-benar ada di surga. Tapi ternyata aku ada di kediaman kakek itu. Dengan tak sopan aku berbicara kasar padanya, lalu kemudian dia meminta maaf dan menawarkan ku untuk tinggal di sana bersamanya." Setelah bercerita, senyum indah yang lama menghilang itu kini terlihat kembali.
"Kalian tahu? Benda berharga sudah memilih tuannya," ucap Noah sambil menatap Jaden yang sedang melamun.
Sontak semua robot menoleh ke arah Jaden, mereka memasang ekspresi bertanya-tanya. "Kenapa benda berharga itu tak menunggumu memiliki keturunan dulu? Kenapa ia malah memilih Jaden? Lalu setelah Jaden, siapa pemilik selanjutnya?" tanya Danny yang mewakili semua temannya.
Noah pun duduk di samping Jaden. "Robot ini tampaknya telah menarik perhatian benda berharga. Aku sebagai pemilik kalian pun merasa kalau Jaden pantas mendapatkan benda itu," jawabnya.
Jaden sedikit terkejut dan menoleh ke arah Noah, "Apa?"
Noah terkekeh, rupanya Jaden tak mendengar ucapannya tadi. Lelaki itu menggeleng, "Tidak ada apa-apa. Kapan kau akan memulai belajar mengendalikan benda itu?"
"Sekarang pun tak apa. Mumpung Mahiro sedang tak ada di negri ini, ia sedang pergi ke Jepang untuk membantu ibunya merawat neneknya." Mendengar itu, Noah mengangguk-angguk.
"Mengendalikan benda berharga itu butuh konsentrasi. Sebenarnya benda berharga bisa jadi apapun yang kau pikirkan, tapi jika kau memikirkan senjata apa yang sedang kau perlukan," kata Noah.
Sementara yang lain mendengarkan. Mereka cukup kaget sekaligus kagum pada Jaden. "Jaden, semangat!" ucap mereka semua serempak.
Jaden menoleh dan tangannya membentuk isyarat ok sambil tersenyum kecil. Setelah itu ia kembali fokus pada Noah. "Semisal kau memikirkan panah, benda itu akan berubah menjadi panah." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelas Robot Pelindung
Fanfiction[COMPLETED] -TREASURE (트레저) Awalnya jumlah mereka adalah dua belas, namun salah satu diantara mereka berubah. Start: 17 Maret 2021 End: 31 Juli 2021