"Kau!" ucap Arnius penuh kemarahan.
Holland dan Jaden tertawa bersamaan. Mereka berdua menatap Arnius dengan tatapan mengejek. Dan tatapannya beralih pada Goro yang nafasnya sudah tidak teratur.
"Adik bungsu, kau kehilangan kekuatan mu?" tanya Holland.
Jaden mengernyitkan dahi, "Oh? Dia kehilangan kekuatannya? Hukuman yang bagus."
"Tentu saja hilang! Semua kekuatannya sudah disalurkan padamu! Kau pikir pelindung mantra itu hanya melindungi asap hitam dari Goro? Tentu saja sekaligus menahan kekuatan Goro dan mengubahnya menjadi kekuatan milikmu," jawab Holland.
Goro membelalakkan matanya, tangannya menarik kerah baju Jaden. "Kembalikan kekuatan ku!"
"Kekuatan mu yang mana? Yang.. ini?" Jaden mengarahkan tangannya pada Goro, lelaki itu terhempas jauh ke belakang.
"Atau.. yang ini?" Jaden menarik tangannya, Goro mendekat dengan cara terseret di tanah. Saat sudah sampai tepat di hadapannya, celana lelaki itu sudah robek.
"Ups, maaf, Tuan. Tampaknya aku membuat celana adikmu robek."
"Robek saja, aku sudah muak."
Goro tiba-tiba meneteskan air matanya. Ia memegang pahanya dan melihat tangannya, ada darah di sana. "Kau jahat, Jaden! Kau membuat paha mulusku jadi berdarah!"
"Biarkan aku menjadi tokoh antagonis untuk saat ini," ucap Jaden.
×××
"Nayun, kenapa kita harus sembunyi disini? Emang ada apa di luar?" tanya Yoshi merapatkan tubuhnya pada Nayun.
Gadis kecil itu mendorong Yoshi, "Jangan mendekat! Sempit tahu!" ucapnya. Entah kenapa Nayun kalau lihat Yoshi bawaannya emosi. Apakah karena Yoshi sedikit menyebalkan?
Oh atau karena baru bertemu langsung mengajaknya berpacaran?
Yang remaja dan dewasa tertawa melihat interaksi dua anak kecil itu. Wajah mereka berdua sama-sama kesal tapi menurut yang remaja itu menggemaskan.
Yoshi berdiri. Ia menatap ruangan ini dengan tatapan heran. Kaki kecilnya melangkah sedikit demi sedikit, di ujung lorong sana terdapat cahaya.
Ia mengejarnya dan matanya menatap kagum ke arah ruangan besar itu. "Wah.. cantik sekali. Sejak kapan Distopia memiliki ruangan secantik ini?" tanya anak itu.
Yang lain menyusulnya. Mereka pun sama dengan Yoshi.
Sebuah ruangan dengan teknologi canggih. Komputer, layar besar, dan bentuk bumi yang ada di tengah. Sangat besar! Bentuk bumi ini besar!
Yoshi menghampiri bentuk bumi itu dan menatap heran titik merah yang berdetak—ah intinya seperti itu. "Ini apa?" tanyanya.
"Ini adalah kita. Tempat dimana kita berada. Ini bukan bumi yang biasa kita tempati, tapi Distopia. Bentuk bumi akan lebih besar dari ini." jawab Keita.
Yoshi menganggukkan kepalanya. Ia terkagum-kagum melihat teknologi disini. "Dimana Kak Keita membelinya? Aku ingin juga!"
"Ini diberikan oleh Ayah."
"Beruntung banget lo dikasih benda ajaib ini. Gak perlu takut kehujanan atau kepanasan," ucap Mahiro sambil merangkul Keita.
Yang dirangkul menganggukkan kepalanya.
×××
Sementara sepuluh robot yang sedang berjaga di luar itu sedang berbincang. "Kira-kira perangnya akan lebih parah atau tidak? Bagaimana menurut kalian?" tanya Mamo.
"Menurutku iya. Ini perang dua raja di dunia kaya raya. Belum lagi adik dari salah satu raja ikut. Goro juga pasti ikut. Ah, Noah dan Kakek juga!" sahut Kevin.
Salah satu robot menghela nafas dan kepalanya ditelungkupkan ke meja. "Kalau lebih parah, apakah akan merenggut nyawa lagi? Bagaimana yang jadi sasarannya Noah lagi? Kalian mau kehilangan Noah?" tanya Arthur.
Robot lain yang mendengarnya menunduk. Mengingat hari dimana Noah ditusuk, lalu Jaden marah dan asap hitam menyerangnya. Tapi, Noah kembali dengan bantuan Holland.
"Tuan Holland pasti bisa mengembalikan Noah." ucap Sam dengan senyumnya.
Danny menggeleng, "Tidak! Aku kemarin ke perpustakaan dan membaca buku-buku tentang mantra. Tuan Holland hanya bisa menggunakan mantra hidup kembali satu kali ke orang yang sama. Tuan Holland sudah menggunakannya pada Noah, jadi kalau Noah mati, Tuan Holland tak bisa menolongnya."
Mereka menunduk lebih dalam lagi. "Kalau begitu kita sebagai robot pelindung harus bisa melindungi mereka!" ucap Justin.
"Ikuti perintah Jaden! Dia tak mengizinkan kita ikut perang itu! Kita ditugaskan melindungi tuan-tuan kita!" tegur John.
Mereka semua menggelengkan kepalanya, "Kita harus melindungi Tuan Holland, Kakek dan Noah!" ucap mereka kompak.
John menatap mereka tak menyangka. Jadi mereka akan melanggar perintah Jaden? Ini juga untuk keselamatan tuan-tuan nya, kan?
Saat John kembali akan membuka suara, Kyle langsung menginjak tombol merah. Tangga menuju ruang rahasia keluar. Robot tersebut masuk ke sana. "Kyle! Kau mau apa?!" teriak John.
"Aku akan memberitahu tuan-tuan kalau kita akan ikut dalam perang itu. Sementara para tuan-tuan akan berlindung diri di ruangan ini." jawabnya. John semakin tak menyangka.
Tak lama kemudian Kyle keluar dengan wajah bahagia. Ia tersenyum lebar dan matanya berbinar, "Ayo kita lindungi Tuan Holland, Kakek, dan Noah!"
Robot-robot itu langsung beranjak dari tempatnya. Sementara John masih terduduk. Tapi Travis malah menariknya dan membawanya ke tempat dimana perlawanan itu sedang terjadi.
"Tidak! Aku akan melindungi tuan-tuan saja!" ucap John.
"Kau yakin? Kita sudah sampai disini." ujar Travis. John melepaskan tangannya dan melihat sekeliling. Banyak manusia yang tak ia kenali, tiga laki-laki dan satu robot sedang melawan mereka.
"Kenapa kalian kesini?!" tanya Jaden disela-sela kesibukannya.
"Kami akan melindungi kalian dari orang-orang yang akan menyerang dari belakang." jawab Jun. Sepuluh robot itu merentangkan tangannya. Mereka berdiri berjajar ke samping.
Jaden menendang orang yang berani menyerangnya dari samping. "Kalian lebih baik lindungi tuan kalian. Bisa saja mereka datang ke ruang makan dan menemukan tombol itu." titah Jaden.
John yang mendengar itu tentu saja setuju, "Ya, itu benar! Lebih baik kita melindungi majikan kita!" ucapnya sambil melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan.
Tapi tangannya ditahan oleh Sam, "Kita akan melindungi Noah, Kakek, Tuan Holland, dan Jaden disini. Aku yakin mereka aman di tempat rahasia." ujar robot itu.
John menghela nafasnya dan mengangguk. Ia mundur, mensejajarkan diri dengan robot yang lain kemudian merentangkan tangannya.
Tuan Holland yang mendengar itu tersenyum. Memang tak salah hari itu ia memilih Tuan Song sebagai orang yang diberi kepercayaan olehnya. Kemudian Noah tumbuh dan membuat robot-robot ini.
_____
Aku ini masih tidak percaya, pembaca 1K tapi vote nya 400-an. Bukan gak bersyukur tapi wah, makasih banyak buat vote nya huhuhu.
Maaf ya kalau cerita ini tidak memuaskan :(. Maaf juga kemarin aku gak update, kuota habis HEHEHE.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelas Robot Pelindung
Fanfiction[COMPLETED] -TREASURE (트레저) Awalnya jumlah mereka adalah dua belas, namun salah satu diantara mereka berubah. Start: 17 Maret 2021 End: 31 Juli 2021