21. Penyelamatan

270 93 0
                                    

"Sinyal dari Kakek, Noah, dan Jaden juga hilang. Malah mereka hilang di tempat. Kemana perginya mereka?" tanya David.

"Tongkat Kakek memiliki kekuatan teleportasi. Orang yang dipikirkan oleh Kakek akan ikut teleportasi bersamanya. Perpindahannya tak bisa di deteksi dengan alat ini atau alat manapun. Kita hanya bisa mengira-ngira dimana keberadaan orang-orang bodoh itu," jawab Yujin.

Kemudian gadis itu menghidupkan alat penghubung, "Cari si tua, Noah, dan Jaden."

Benda kecil melayang itu berhenti menembak dan kemudian mereka berpencar mencari orang yang dimaksud.

×××

"Kenapa kita harus menggunakan topi ini?" tanya Jaden sambil memegang topi yang sudah ada di kepalanya.

Topi ini seperti topi untuk anak-anak nakal, tapi banyak yang menyukainya karena terlihat keren. Tiga buah benda berbentuk bulat seperti cincin itu menggantung di sana. Terbayang tidak? Semoga terbayang.

"Dengan ini, robot-robot penembak itu takkan bisa mendeteksi kita," jawab Noah.

"Tapi kan postur tubuh kita mungkin diketahui Yujin, gadis itu memiliki layar yang bisa mengetahui keberadaan mangsa."

Noah kemudian merangkul bahu Jaden, "Tentu saja tidak. Layar itu hanya memperlihatkan titik merah. Nanti titik merah itu akan bergerak kalau mangsa bergerak. Sedangkan kita menggunakan topi agar mereka tak bisa mendeteksi kita, jangan khawatir. Lagipula kita langsung masuk markas."

Dalam sekejap, mereka semua sekarang sudah sampai di markas. Noah menghirup aroma markas itu dan menghembuskan nafasnya, kedua sudut bibir lelaki itu melengkung ke atas. Tatapan rindunya pada markas ini begitu terlihat. "Dulu kami menyimpan benda-benda ajaibnya disini. Dan itu, di pojokan itu adalah tempat aku menyimpan benda berharga." jelas Noah.

Kakek melihat seluruh penjuru markas, tak terlihat seperti teknologi jaman kini. Teknologinya seperti teknologi masa depan. "Bagaimana bisa kau membangun markas secanggih ini?" tanya Kakek.

"Ini dibangun oleh Tuan Holland. Markas ini terlihat dari luar, tapi ini tak ada di peta manapun. Makanya benda ajaib tersimpan dengan baik disini."

Telunjuknya mengusap meja. Diarahkan telunjuk itu pada wajahnya, "Benar-benar kotor. Hampir enam bulan ditinggal membuat markas ini terlihat seperti sarang tikus. Sarang laba-laba dan kecoa pun terlihat."

BRAK!

Jaden dan Noah kaget bersamaan mendengar suara kursi yang jatuh. Tampaknya selain jadi sarang tikus, laba-laba, dan kecoa, tempat ini juga sudah jadi sarang hantu.

"Hilangkan semua kecoa itu! Atau aku akan kembali tanpa membawa kalian!" Tiba-tiba Kakek bersuara, ia sudah berdiri di atas meja sambil memeluk tongkatnya.

Sontak Noah tertawa. Sementara Jaden memandang Kakek dengan tatapan aneh. "Tak usah takut, kecoa takut pada manusia. Kita hentakkan kaki saja kecoa itu langsung kabur. Sekarang cari alat yang kita perlukan untuk mengubah sistem Jaden."

Sambil mencari, Jaden bertanya, "Apakah ada orang yang bisa mengubah sistem robot buatanmu? Maksudku, orang lain. Bukan dirimu."

Noah menganggukkan kepalanya, "Yoonbin."

"Yoonbin? Tuan baru David?" tanya Jaden lagi.

"Laki-laki itu adik angkat ku."

Mendengar itu, Jaden menganggukkan kepalanya. Saat mulutnya terbuka untuk kembali bertanya, ia menemukan sebuah kotak bertuliskan 'alat-alat penting'. Jaden mengira kalau itu adalah alat yang akan digunakan untuk mengubah sistemnya, jadi ia mengambilnya kemudian memberikannya pada Noah.

Lelaki itu menoleh dan tersenyum, "Bendaku sendiri sampai lupa menyimpannya. Sekarang kau—"

"Apa tidak apa-apa membiarkan teman-teman ku berlari ketakutan dan capek menghindari robot-robot kecil penembak itu?" tanya Jaden iba.

"Tidak. Mereka sedang mencari kita." jawab Kakek sambil melihat layar besar yang ada di sana. Entah kenapa saat Kakek menghidupkan layar besar itu, sudah ada tampilan luar markas dan benda-benda kecil melayang di atasnya.

Mereka tak bisa mendeteksi Kakek, Noah, dan Jaden. Karena markas ini takkan terlihat bagi orang yang belum pernah masuk kesini. "Bodoh, padahal kalau Yujin terus melakukan hal itu, dia bisa menarik kita keluar dari markas dan menolong orang-orang." Kakek tertawa.

Noah mematikan daya Jaden dan ia terkekeh, "Pikiran jahat Kakek terus berjalan, ya."

"Begini-begini aku mantan perencana jahat di pihak keluarga Yujin, jadi ide jahatku tanpa disadari mengalir begitu saja."

Berjam-jam mereka mengubah sistem Jaden yang mengisi daya jadi menggunakan tenaga matahari akhirnya selesai. "Dengan begini, baterainya takkan mudah habis. Sekarang kita keluar dan selamatkan teman-teman."

Noah berencana meninggalkan Jaden sampai robot itu terbiasa dengan sistem barunya, tapi Jaden terus ingat tentang statusnya sebagai pelindung dan robot yang melawan. Ada rasa sedikit tak seimbang saat ia berlari, tapi sekarang sudah tidak lagi.

Dalam waktu sekejap, mereka sudah ada di luar dan kembali ke tempat dimana Jaden melindungi Kakek dan Noah agar terhindar dari serangan robot penembak itu.

"Kita harus mencari mereka semua, susah untuk mengumpulkan mereka di satu tempat kalau berpisah dan berlari semakin jauh," ucap Noah.

Jaden menganggukkan kepalanya, mereka berdua melupakan Kakek dan langsung berlari begitu saja. Kakek sendiri tahu apa yang harus dilakukan.

Yaitu menyusun rencana.

Tak mungkin Kakek membiarkan orang-orang melihat keanehan dan perlawanan yang begitu sengit. Jadi..

×××

"Tuhan, selamatkan aku. Aku masih muda. Belum punya gebetan, pacar, istri, dan selingkuhan, aku tak mau mati sekarang." Jisung, tanpa disadari lelaki itu berbicara 'aku-kamu' saat merasa takut.

Lelaki itu memejamkan matanya dan tak pernah membukanya saat merasa ada sepasang mata yang melihatnya. Bisa saja itu robot penembak, kan? Bagaimana kalau nanti saat Jisung buka mata dan robot itu menembaknya?

Sebuah benda keras tiba-tiba memeluknya dan membawanya pergi. "Kau ini, kenapa tak menggunakan meja mu sebagai pelindung?" tanya Jaden saat berhasil membawa Jisung lari.

"Aku khawatir, aku tak tenang, aku takut. Jadi aku tak bisa berpikir jernih," jawab Jisung.

Setelah sampai di tempat Kakek berdiri, Jaden memegang bahu Jisung agar anak itu bisa lebih tenang. "Kau diam disini bersama Kakek. Tenang saja, aku akan kembali membawa teman-teman mu yang lain."

Kyle kemana sampai Jisung ketakutan sendirian seperti itu? Tugasnya kan melindungi Jisung, bukan berlari.

Sebelas Robot PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang