14. Tambah Dua Fakta

307 105 1
                                    

Setelah dayanya penuh, Jaden membuka matanya. Robot itu terkejut saat sadar kalau ia sedang tak berada di rumah Kakek. Ini di rumah orang lain. "Bagaimana aku bisa ada disini?" gumamnya.

Matanya kemudian beralih memandang pintu yang baru saja terbuka. Itu Yujin, Yoonbin, dan CL. "Robot kita dayanya sudah penuh?" tanya Yujin sambil tersenyum miring.

Jaden langsung berdiri dan mengayunkan tangan kanannya dengan tenaga. Saat pedang itu keluar, ia langsung mengarahkannya pada tiga orang itu. "Diam di sana atau pedang ini akan membekukan kalian semua," ancamnya.

Yoonbin tertawa, "Hanya dibekukan. Bisa dicairkan dengan suhu yang cukup panas. Kenapa kau berlagak seakan-akan itu akan membekukan kami selamanya?"

Jaden tersenyum miring. Kemudian ia menyerang tanah yang dipijak oleh Yoonbin. Es itu keluar dan merambat ke seluruh tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Yujin yang sudah mengangkat tangannya dan bersiap untuk menampar Jaden. Namun CL menahannya, "Kau manusia sedangkan dia robot. Kau bisa kesakitan saat menyerang tubuhnya yang keras."

"Kembalikan Yoonbin!" ucap Yujin dengan penuh tekanan. Jaden melepaskan kepalan tangannya dan kemudian pedang itu menghilang, "Oh, pedangnya hilang. Bagaimana ini?" ujarnya berpura-pura panik.

"Ini es, bisa dicairkan." ucap CL sambil memegang tubuh Yoonbin yang sudah dibalut oleh es yang begitu dingin.

Tapi, dingin itu takkan menyerang tubuh lawan hingga suhunya tetap hangat. Es itu hanya mencegah perlawanan berlanjut.

Yujin mengepalkan tangannya, "Kau tak tahu apa-apa tentang benda itu. Sekalipun suhu 1000°C kalau tidak menggunakan penawar akan tetap seperti ini!"

Yujin dan CL menoleh ke arah Jaden yang menatap mereka angkuh. "Apa? Ingin menggangguku lagi?"

"Berikan benda itu padaku atau Jun akan ku rusak," ancam Yujin. Lalu dua orang tak dikenal datang sambil membawa Jun yang hampir seluruh tubuhnya tergores. Bahkan jari telunjuk tangan kanannya sudah pecah dan memperlihatkan kabel-kabel yang tersambung.

Jaden langsung mencengkram kerah baju Yujin, "Apa yang kau lakukan pada Jun?! Urusanmu adalah aku, bukan Jun!"

Yujin kemudian tertawa, "Tapi Jun adalah urusanmu kan?"

Jaden melepaskan kerah baju Yujin dengan kencang, membuat Yujin sedikit goyah. Tangan Jaden bergerak ke depan. Dengan pelan, Jaden menciptakan jarak diantara kedua tangannya, dan benda itu muncul.

Jaden memberikan benda itu pada Yujin dan merebut Jun dari dua orang tak dikenal itu. Lalu robot itu pergi. "Jangan pernah sentuh semua orang yang ada di dekatku atau kau akan rasakan akibatnya," ucap Jaden tanpa berbalik badan. Detik berikutnya ia melangkah menjauh dari rumah itu.

"Tiga orang itu benar-benar membuatku emosi. Bahkan Jun sekarang tak bisa membuka matanya. Sialan." umpat Jaden mencengkram baju Jun sekuat tenaga.

"Sekarang benda itu sudah direbut, apa yang akan terjadi berikutnya?"

×××

Saat sampai di rumah Kakek, Jaden langsung mendudukkan Jun yang tak kunjung membuka matanya. Robot itu menghela nafas— lebih tepatnya membuang udara yang ada dalam tubuhnya— lalu ia duduk di samping Jun.

Kakek keluar dan melihat wajah Jaden yang tak bersemangat. "Kemana saja kau? Dan Jun kenapa?"

"Baru saja aku diculik Yujin, Yoonbin, dan CL. Mereka meminta benda itu. Kalau aku tak memberikannya mereka akan merusak Jun lebih parah lagi," jawab Jaden.

Wajah Kakek langsung terlihat sedih, "Kau tak menjaga benda itu dengan baik. Benda itu telah memilihmu dan kenapa kau malah memberikannya pada orang lain? Semua orang menginginkan benda itu, termasuk Yujin, Yoonbin, dan CL. Kau mendapatkannya, itu berarti kau yang pantas memegang benda itu. Kau takkan tahu dampak apa yang terjadi ketika benda itu dipegang bukan oleh tuannya."

Jaden yang mendengar itu langsung sedih. Semua manusia mungkin saja cemburu padanya karena mendapatkan benda itu, sedangkan ia hanya sebuah robot. "Apakah yang terjadi adalah hal buruk?" tanyanya.

"Jika kau memberikan benda itu pada orang baik, benda itu takkan melakukan apapun. Tapi jika kau memberikannya pada orang jahat, biasanya bukan hanya mereka yang terkena dampaknya," jawab Kakek.

Jaden langsung menundukkan kepalanya. Jalan yang ia pilih adalah jalan yang salah, membahayakan orang lain, dan tentunya ia mungkin tak bisa melakukan apapun.

Mungkin.

×××

"Tak ku sangka pemilikmu sangat bodoh, dia memberikan kau dengan mudah padaku. Tampaknya kau tak penting baginya," ucap Yujin.

Gadis itu terus mengangkat pedang itu, melihat dirinya kalau ia tampak keren saat melakukannya.

"Penyerangan belum dimulai tapi kita telah menang satu langkah di depan mereka," CL terkekeh.

Raut wajah senang dari Yujin berubah menjadi raut kesakitan. Benda itu tak rela kalau ia dipegang oleh orang lain, ia hanya ingin dipegang oleh pemiliknya. Dan pemiliknya bukan Yujin.

Yujin membelalakkan matanya kaget, tiba-tiba darah mengalir dari tangannya kemudian turun dan membuat bajunya jadi merah. Saat gadis itu melepaskan benda itu, ia langsung berteriak, "TANGANKU BERDARAH!"

"JADEN BAJINGAN!" teriak Yujin sambil memegang tangannya yang terasa sakit. Benda itu menyakitinya.

CL mengangkat tangannya untuk meraih pedang itu, tapi terlambat. Benda itu menghilang entah kemana. "Sekarang apa yang akan pedang itu lakukan?" ucapnya lalu keluar rumah.

Yujin berpikir kalau Jaden telah berkata pada pedang itu untuk melukainya. Tapi, Jaden bahkan tak tahu sama sekali tentang itu.

Di luar rumah, terlihat benda itu melayang-layang dan menunjuk orang-orang dengan sembarangan, membuat mereka semua tiba-tiba berteriak kesakitan. Sampai seseorang berteriak, "BENDA BERHARGA ITU SALAH TANGAN!"

Yujin dan CL tak banyak tahu tentang benda itu. Karena mereka salah langkah, akhirnya banyak orang kena akibatnya. CL mendengar pembicaraan orang-orang.

"Kau pernah membaca buku tentang benda itu?" tanya si A.

Si B menganggukkan kepalanya, "Semua hal tentang benda itu sangat menarik! Kau tahu alasan benda itu tiba-tiba menyerang banyak orang yang tak bersalah? Karena tuannya takkan pernah terluka olehnya."

Dalam hati, CL berucap 'wow!'. Jadi, kalau menyerang Jaden dengan benda itu akan percuma. Karena Jaden takkan pernah tergores atau rusak olehnya.

Tapi detik berikutnya CL tersenyum miring. Dengan begitu, semua orang akan merasakan kesakitan yang sama seperti yang dirasakan Yujin.





















_____
4 hari tak bertemu😉.

Sebelas Robot PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang