Pagi ini sama seperti hari - hari sebelum nya. Tak ada yg berbeda, sama seperti Agan yg saat ini masih saja bergelung di atas kasur king size dalam kamar nya.
Sedangkan di meja makan, semua anggota keluarga sudah duduk ditempat masing - masing. Ada Papa, Mama, dan 2 abang nya. Mereka belum memulai acara makan nya, karena bungsu mereka belum bergabung untuk sarapan pagi bersama pagi ini.
"Apa Agan belum bangun juga? "Franz
Laki - laki tampan berusia 45 tahun itu bertanya kepada istri nya karna ia belum melihat putra bungsu nya itu duduk di meja makan. Ya dia adalah Franz, Franz Harald Manuel. Seorang pengusaha sukses yg terkenal di dunia, perusahaan nya yg sudah tersebar hampir di seluruh penjuru dunia, sekaligus ayah dari 3 orang putranya. Franz adalah tipe manusia yg dingin dan akan sangat posesif jika menyangkut putra bungsunya.
"Aku memang belum membangunkannya, tunggu sebentar aku akan membangun kan Agan dulu." Kaela
Dia adalah Kaela, Kaela Caroline Manuel Seorang istri dari Franz Harald Manuel dan juga sekaligus ibu dari ketiga anak - anak nya. Kaela adalah sosok ibu yg perhatian, dan akan sangat tegas jika menyangkut kesehatan keluarga nya, karena Kaela merupakan alumni mahasiswi kedokteran, oleh sebab itu kesehatan keluarganya adalah hal nomor 1 di prioritas nya, terutama untuk Agan, si bungsu keluarga Manuel. Namun Kaela tidak bekerja sebagai dokter, karena Franz yg meminta nya. Franz ingin Kaela hanya fokus pada keluarga saja. Kaela juga tidak masalah, dia memang ingin menjadi sosok istri sekaligus ibu yg perhatian untuk keluarga nya.
"Biar aku saja yg akan membangunkan Agan" Max
Dia adalah Max, Matteo Maximiliano Manuel, Putra kedua dari Franz dan juga Kaela. Di usia nya yg baru 20 tahun Max telah bekerja di kantor cabang milik papa nya. Ya, Franz yg meminta kepada Max untuk lebih fokus ke perusahaan keluarga mereka karna Marcell si sulung keluarga Manuel lebih memilih mendirikan perusahaan nya sendiri, sehingga Franz meminta Max untuk bekerja di perusahaan keluarga nya.
"Tidak perlu, biar papa saja yg membangunkan Agan" Franz berucap dan langsung pergi menuju kamar putra kecil nya itu.
Ceklek
Dan hal yg pertama kali Franz lihat ketika memasuki kamar bernuansa baby blue itu adalah sosok remaja kecil yg masih bergelung dengan selimut nya. Franz tersenyum tipis ketika melihat putra kecil nya itu masih tertidur pulas pagi ini.
Ia berjalan kearah ranjang Agan dan mulai membangunkan Agan . "Baby bangun, kau akan melewatkan waktu sarapan mu" namun tak ada pergerakan dari Agan. Franz kembali mencoba membangunkan putra nya itu dengan cara lembut, ingat Franz itu bukanlah sosok yg penyabar!
"Agan, buka matamu kau akan terlambat untuk sarapan pagi mu"
Akhir nya Agan membuka mata nya, mata indah yg sangat mirip dengan milik Franz itupun mengerjap. Agan ingin mengucek matanya untuk memperjelas penglihatannya, tapi tangan besar milik Franz menahan pergerakan nya, Franz menatap dingin kearah mata putra nya itu."Bukankah papa sudah bilang untuk jangan pernah mengucek matamu, matamu bisa sakit jika dikucek seperti itu"
"Maaf papa..."
Agan dibuat kesal pagi ini, baru saja dia membuka matanya, tapi langsung saja di hadiahi tatapan dingin milik papa nya. Ya dia adalah Agan, Reagan Kent Manuel. Seorang remaja laki-laki yg menjelma menjadi sosok bungsu dikeluarga Manuel. Remaja berusia 13 tahun yg selalu mendapat perhatian keluarga nya. Dia bukan sosok manusia penyakitan, dia terlahir dengan sangat sehat. Memang keluarga nya saja yg memperlakukan dia seperti itu.
Melihat putranya yg masih menunduk akibat merasa bersalah, tanpa aba-aba, Franz langsung saja menggendong putra nya itu menuju kamar mandi. "Basuh wajah mu, setelah itu kita turun kebawah".
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN
Teen FictionREAGAN KENT MANUEL "Papa..... Agan ma.. mau sekolah.." "Katakan sekali" "Katakan sekali lagi, Agan!" "Apa kau tidak mendengarkan Papa?" "Hiks...hiks.... maaf papa, Agan cuma mau sekolah..." "Apa kau mulai nakal hmm?" "Hiks... hiks...ng.. nggak Papa...