Sudah hampir satu tiga bulan sejak Agan kembali ke keluarga Manuel. Semua sudah kembali baik seperti semula. Agan yang sering mimpi buruk pun perlahan bisa melupakan kenangan-kenangan buruk bersama keluarga kandung nya itu.
Semua nya tidak terlepas dari kasih sayang juga perhatian yang lebih dari keluarga kecil itu. Tidak mudah membuat Agan melupakan itu semua, bahkan Franz sampai mendatang kan seorang psikolog untuk terapi mental Agan yang sedikit tertekan.
Semua sudah dilakukan oleh Franz dan keluarga nya. Seminggu yang lalu Franz baru saja membawa Agan untuk Chek up walau dengan sedikit paksaan. Alhasil, Franz bahkan sedikit terkejut melihat hasil pemeriksaan itu. Dari hasil nya terlihat bahwa ada beberapa bekas memar dan bekas dislokasi di jari Agan juga imun daya tahan Agan yang terlihat sedikit memburuk dibandingkan dengan Chek up sebelum nya.
Mereka juga sudah tidak terlalu mengekang Agan seperti sebelum nya. Apapun yang diinginkan Agan, selagi itu tidak membahayakan diri nya maka mereka akan selalu berusaha untuk memberikan nya pada Agan. Semua dilakukan hanya untuk membuat Agan kembali seperti semula.
Agan telah menceritakan semua yang dia alami pada mereka semua. Tentang bagaimana Alex dan Axel yang sering membentak nya, memaksa nya, bahkan tidak segan berbuat kekerasan saat dia tidak mau menuruti mereka. Dan satu hal yang membuat mereka semua terkejut adalah saat Agan mengatakan bahwa dia sudah tahu tentang siapa diri nya sebenarnya. Saat itu ketegangan langsung saja terjadi antara Agan dan mama nya, Kaela.
"Papa"
"Hmm"
"Makasih udah mau besarin Agan"
Franz menyerngit bingung saat itu juga.
"Apa yang kau maksud baby?"
Bukan, itu bukan suara Franz, tapi itu adalah suara Kaela yang memang sedang duduk di sebelah Franz dan Agan.
Sedangkan Marcell dan Max masih terdiam sambil mencerna kata-kata yang terlontar dari mulut kecil Agan.
"Agan udah tahu yang sebenarnya."
"A-agan tahu kalau Agan bu-bukan anak papa sama Mama"
Deg
Semua menegang mendengar kalimat yang barusan terlontar dari mulut Agan. Sementara Agan semakin menundukkan kepala nya saat merasa suasana tiba-tiba menjadi hening di ruang keluarga itu. Sebenarnya Agan sudah lama ingin mengatakan nya, tapi baru kali ini Agan punya keberanian untuk mengakui ini semua.
"Apa yang kau katakan baby?"
Agan mendongakkan wajah nya saat mendengar suara dingin itu terlontar dari mulut Abang Marcell nya.
"Agan udah tahu semua nya. Agan tahu kalau papa nya Agan adalah paman Alex dan mama nya Agan adalah mama A-aleyshia"
Agan meremat ujung kaos yang dia gunakan. Apakah dia salah kalau dia mengakui hal itu. Lagi pula Agan sendiri sekarang sudah tidak mempermasalahkan hal itu. Dia bahkan sungguh sangat bersyukur saat tahu bahwa keluarga paman nya ini masih sangat menyayangi nya sejak dia keluar dari jeratan keluarga kejam itu.
Kedua tangan Marcell terkepal sempurna siap meluapkan emosi saat itu juga.
"Bukankah kami selalu mengatakan bahwa kau tidak perlu mempercayai apa yang orang lain katakan"
Kilatan amarah itu terlihat jelas dari raut wajah Marcell. Sementara itu Max sejak tadi hanya terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. Lagi pula dia bukan lah sosok Marcell yang selalu menyelesaikan masalah dengan emosi
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN
Teen FictionREAGAN KENT MANUEL "Papa..... Agan ma.. mau sekolah.." "Katakan sekali" "Katakan sekali lagi, Agan!" "Apa kau tidak mendengarkan Papa?" "Hiks...hiks.... maaf papa, Agan cuma mau sekolah..." "Apa kau mulai nakal hmm?" "Hiks... hiks...ng.. nggak Papa...