Part 39

9.3K 848 116
                                    

Sudah hampir satu bulan lebih Agan kembali pada keluarga Franz. Namun trauma itu masih terus membekas dalam benak Agan, seperti kaset rusak yang terus berputar dalam benak nya.

"Seharus nya papa yang bertanya padamu, apa yang bayi kecil ini lakukan di malam seperti ini hm?"

"Apa yang kau lakukan disini hah!?"

"Bagaimana mungkin papa bisa melepas mu, sedangkan papa menantikan kehadiran mu selama bertahun-tahun"

"Kau putra ku bukan, ayo bunuh dia"

"Bunuh dia!"

"Mulai sekarang kau harus belajar menjadi sempurna dalam segala hal. Aku tidak ingin kekuasaan ku jatuh pada anak yang lemah"

"Tembakkan sekarang!"

Agan bergerak gelisah dalam tidur nya, bahkan rambut nya sudah lepek karna keringat

"Kau bukan anak lemah Agan. Kau bisa lebih dari itu!!"

"papa tidak suka anak yang lemah Agan!"

"Tapi papa terlanjur menyayangimu dan tidak akan melepaskan mu"

Hingga akhirnya tubuh itu dipaksa bangun dari mimpi buruk nya. Agan menangis. Ya, ini sudah ke sekian kali nya bayangan-bayangan orang itu selalu muncul dalam mimpi nya.

"Hiks...hiks...hiks..."

Dengan gerak cepat Agan menyibak selimut lalu turun dari ranjang nya dan berjalan keluar menuju pintu kamar nya. Langkah nya dia bawa ke kamar yang berada di sebelah kamar nya. Kamar Franz, papa nya.

Tok

Tok

Tok

"Hiks.. Papa... Hiks..."

Tok

Tok

Tok

"Mama hiks... Hiks.. Ini Agan"

Agan kembali mengetuk kamar itu saat jawaban dari dalam tak kunjung menyahut.

Ceklek

Lalu munculah sosok Franz yang terlihat dengan muka bantal nya.

"Baby"

Agan langsung menubrukkan tubuh nya pada Franz. Franz langsung saja mengangkat tubuh yang lebih kecil itu ke gendongan, lalu menutup kembali pintu kamar itu.

Franz membawa Agan ke atas ranjang tempat tidur nya. Saat hendak membaringkan tubuh Agan di tengah tengah diri nya dengan Kaela, Agan malah mengeratkan pegangan nya seolah tidak ingin dilepas.

Akhirnya Franz memilih duduk dan menyandarkan kepala nya di kepala ranjang dengan Agan yang masih tetap di pangkuan nya dan menyembunyikan kepala nya di dada Franz

"Hiks...hiks...hiks.."

"Ada apa hm, kenapa menangis baby?"

Franz terus mengelus punggung kecil itu dengan sayang

Kaela yang terusik pun akhirnya terbangun saat mendengar suara orang yang menangis.

"Ada apa dengan Agan Franz?"

Franz hanya menggeleng, Agan masih belum memberitahu mereka apa yang terjadi.

"Ada apa, bilang pada papa... Papa disini"

Franz mencium berkali-kali pucuk kepala yang terasa lepek itu.

"M-ereka hiks...hiks... Datang lagi hiks.... hiks...."

REAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang