"PERGI!!!"
"Tuan mud-"
"AKU BILANG PERGI!!"
"MENJAUH DARI KU!!!"
Dikamar yang luas ini, teriakan-teriakan yg sarat akan ketakutan itu terdengar menggelegar.
Ya, itu adalah teriakan Agan. Sementara Bodyguard yg sejak tadi hendak menenangkan bocah yg menangis keras itu akhirnya hanya pasrah, dia bahkan sudah kehabisan cara untuk membujuk Agan.
Sudah tiga hari sejak malam dimana Agan yg melihat langsung kejadian mengerikan itu, Agan kini terlihat seperti orang yg selalu merasa ketakutan. Dia tidak ingin ditemui siapapun, dia akan selalu berteriak histeris saat ada seseorang yang mencoba mendekat ke arah nya.
Terlebih kepada Alex dan Axel, setiap mereka muncul di hadapan Agan, Agan akan selalu berteriak histeris sarat akan ketakutan, bahkan tak jarang ia melemparkan barang-barang yang ada disekitar nya untuk mengusir mereka
Dia bahkan sering berhalusinasi, setiap bodyguard yang mendekat kepada nya, Agan selalu berhalusinasi kalau yang dilihat nya itu adalah Alex, hingga ia bahkan pernah pingsan karna ketakutan.
Alhasil tidak ada cara untuk menenangkan anak itu kecuali dengan membius nya.
Ya itulah yg terjadi, setiap waktunya makan bagi Agan. Beberapa dokter dan perawat akan masuk memberi obat bius, sekalian memasangkan selang NGT melalui hidung Agan. Ya, tidak ada cara lain, menggunakan cara paksaan pun tidak akan mempan, ujung-ujung nya dia akan pingsan dan berakhir tidak ada nutrisi yang masuk ke tubuh nya.
Lain hal nya dengan Axel yang sedang berdiri di seberang Agan. Dia hanya menatap datar tanpa ekspresi melihat reaksi yang ditunjukkan Agan pada nya. Dia bahkan dengan santai berdiri sambil memasukkan kedua tangan nya kedalam saku celana bahannya.
Dia juga sudah mengusir bodyguard yang berjaga dikamar ini. Alhasil tertinggal lah diri nya di dalam kamar ini berdua dengan Agan
Dia tidak berbuat apapun sejak tadi, dia hanya memperhatikan apa yang dilakukan Agan.
Tap
Tap
Tap
Dari balik pintu itu, langkah kaki beberapa orang terdengar jelas berjalan ke arah kamar yang di tempati Agan saat ini.
Ceklek
Alex masuk kedalam kamar, dan hal pertama yang dilihat nya adalah Axel yang berdiri memperhatikan seorang bocah yang terlihat ketakutan dan menyembunyikan wajah nya di lipatan lutut nya yang berada di pojokan kamar.
"Dia masih memberontak?"
Suara dingin dari Alex memecah hening di kamar luas itu. Sementara Axel hanya diam, dia bahkan tidak melirik sedikit pun ke arah Alex yang berdiri di dekat nya.
Lama terdiam, Axel berbalik dan hendak keluar, dia tidak berbicara apapun, namun dia sempat memberi tatapan yang sulit di artikan kepada Alex.
Sedangkan Alex hanya diam, dia tahu maksud tatapan itu. Sedetik kemudian, senyum miring tercetak di wajah tampan milik nya.
Alex mulai mendekat ke arah Agan, dia masih mendengar isakan lirih dari Agan walau terdengar pelan karna Agan menyembunyikan wajah nya. Sementara Agan belum menyadari ada nya seseorang disekitar nya.
Tatapan datar itu begitu kentara di wajah Alex. Semua tidak sesuai dengan ekspektasi nya, dia berharap Agan akan lebih mudah mengenal dunia hitam ini dengan cara yang sama saat dia memperkenalkan nya dengan Axel dulu. Namun reaksi yang ditunjukkan Agan malah jauh dari ekspektasi nya, Agan malah menjadi bocah penakut dan tampak lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN
Teen FictionREAGAN KENT MANUEL "Papa..... Agan ma.. mau sekolah.." "Katakan sekali" "Katakan sekali lagi, Agan!" "Apa kau tidak mendengarkan Papa?" "Hiks...hiks.... maaf papa, Agan cuma mau sekolah..." "Apa kau mulai nakal hmm?" "Hiks... hiks...ng.. nggak Papa...