Setelah mengucapkan kalimat itu, Alex bangkit dari posisi nya. Tangan nya menggenggam satu tangan Agan dan menarik pelan tangan itu agar mengikuti langkah nya.
Agan hanya terdiam mengikuti kemana Alex membawa nya. Nyali nya cukup menciut jika berdekatan dengan pria yang berstatus papa kandung nya ini.
Alex membawa langkah nya menuju lift, menekan tombol yang mengarah ke lantai satu mansion nya. Tidak ada percakapan sama sekali, Agan hanya diam sambil menunduk, dia tidak mengerti sama sekali dengan sikap Alex pada nya. Pria itu kadang sangat keras dan tidak segan bermain tangan pada nya, namun pria itu juga terkadang bersikap manis pada nya, melakukan aktifitas yang memang seharusnya dilakukan oleh ayah dan anak dan Agan senang akan hal itu.
Di sisi lain, Alex sesekali melirik ke arah Agan yang menunduk disamping nya, tangan anak itu masih dia pegang. Sedikit heran sebenarnya melihat anak itu begitu pendek jika berdiri disamping nya. Apa anak itu kurang gizi pikir nya? Tapi seperti nya itu tidak mungkin, tubuh nya saja berisi.
Ting!
Pintu lift itu terbuka, Alex kembali membawa langkah nya menuju ruang keluarga. Dapat Agan lihat jika Axel sedang duduk dan terpokus pada ponsel nya.
Dapat Agan lihat jika pakaian yang mereka gunakan ternyata sama. Setelan jas hitam lengkap dengan dasi nya. Beda nya, kedua pria dewasa itu mengenakan dasi panjang di leher nya, sementara Agan tampak begitu manis dengan dasi kupu-kupu yang terpasang apik di leher nya
"Ayo"
Ucapan dari Alex mengalihkan perhatian Axel yang langsung mengalihkan peehatian nya ke arah adik kecil nya itu. Senyum tipis terbit dari wajah nya saat melihat bocah itu tampak begitu menggemaskan di mata nya.
Lalu mata nya melihat tangan Alex yang menggenggam sebelah tangan adik nya itu. Fikiran nya terasa goyah saat mengingat kembali janji nya pada Franz untuk mengembalikan Agan pada keluarga Manuel.
Bolehkah dia berharap kalau Agan selama nya akan tinggal bersama nya dan Dengan Alex? Layaknya keluarga pada umum nya. walau Axel tahu jika itu terjadi, keluarga itu tidak akan pernah terasa sempurna, sebab wanita yang menjadi alasan bagi dia dan Agan hadir kini sudah tidak ada lagi.
******
Mobil mewah itu tiba ditempat tujuan mereka, sebuah mansion mewah berwarna gold yang terletak di tengah hutan.
Agan meliarkan mata nya untuk melihat sekitar nya. Terlalu banyak mobil mewah yabg terparkir disana.
Pintu mobil itu di bukakan oleh bodyguard khusus yang memang akan melayani keluarga Valter.
Agan tersentak kaget saat tangan Alex kembali menarik tangan nya untuk keluar dari mobil itu. Hingga akhirnya mereka masuk dari pintu utama mansion itu
Mata Agan memandang kagum keaadan mansion itu, warna gold yang memang mendominasi disana menambahkan kesan mewah pada mansion bergaya eropa itu.
Ini adalah acara yang di lakukan oleh keluarga David, kolega bisnis sekaligus kakak sepupu Alex. Malam ini, David mengadakan perayaan tertutup bersama dengan kolega bisnis dan keluarga besar nya.
Cukup banyak tamu undagan yang berhadir disana, namun di dominasi oleh orang dewasa, walau begitu, masih ada juga beberapa pemuda seusia Axel. Yang tak lain adalah para sepupu jauh Axel dan Agan tentu nya.
Semua menunduk hormat saat ketiga pria itu berjalan menuju keramaian disana, terkecuali oleh keturunan Valter lainnya yang hanya tersenyum tipis melihat kehadiran mereka
Ya, mereka semua adalah hanya pengusaha besar dan tidak ada ikatan darah sama sekali dengan keluarga Valter dan beruntung bisa di undang dalam acara pertunangan salah satu keluarga Valter ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN
Teen FictionREAGAN KENT MANUEL "Papa..... Agan ma.. mau sekolah.." "Katakan sekali" "Katakan sekali lagi, Agan!" "Apa kau tidak mendengarkan Papa?" "Hiks...hiks.... maaf papa, Agan cuma mau sekolah..." "Apa kau mulai nakal hmm?" "Hiks... hiks...ng.. nggak Papa...