Sudah seminggu sejak kepulangan mereka dari acara pertunangan Tomi dan Lily.
Sudah seminggu ini pula Alex mewujudkan ucapan nya di acara kemarin.
" aku akan mendidik nya mulai dari dasar"
"Pegang pistol mu dengan benar nak"
Agan terus menyimpan tangan nya agar tidak digapai oleh pria berbadan kekar itu
"Aku tidak mau!"
"Jangan paksa aku paman!"
Agan menyentak tangan pria besar itu yang terus berusaha menggenggam kan pistol itu ke tangan nya
Pria itu menghela nafas nya, cukup lelah menghadapi tuan kecil nya itu. Ingin di habisi, tapi dia adalah anak dari tuan besar nya sendiri
Sementara dari arah belakang mereka berdua. Sejak tadi Alex masih duduk dengan menopang dagu nya. Menatap datar pemandangan di hadapan nya.
Ini sudah seminggu sejak pertama kali dia membuat jadwal pada bocah itu, namun sampai sekarang bahkan tidak ada perkembangan sama sekali dari bocah itu.Sedangkan pria yang diberi tugas untuk mengajari Agan itu sudah panas dingin di tempat nya, sesekali melirik ke arah belakang, dimana tuan nya itu sedang menyaksikan langsung perdebatan antara dia dan bocah keras kepala ini.
"Tuan"
Alex yang masih menyaksikan perdebatan putra nya dan suruhan nya itu pun mengalihkan perhatian nya ke arah bodyguard yang muncul di samping nya
"Tuan Axel baru saja memberitahu kalau perusahaan keluarga wijaya sudah sepenuh nya menjadi milik anda tuan"
Alex hanya mengangguk dan membuat gestur seolah mengusir bodyguard itu.
Ya, Alex memang sedang memerintahkan Axel mengurus hal itu. Bekerjasama dengan sebuah perusahaan dan membuat perusahaan itu semakin lama akan semakin bergantung atas kendali nya, dan pada akhirnya akan menjadi milik nya. Licik bukan, ya itulah yang mereka lakukan.
"Apa paman tidak mengerti? Aku bilang aku tidak mau!"
"Kau tidak harus membunuh nya nak, kau hanya perlu menembak apel di kepala nya"
"Bagaimana jika meleset, bukankah itu berarti aku telah membunuh orang namanya!?"
Agan masih kekeh pada pendirian nya. bagaimana tidak, dia di suruh menembak menggunakan pistol, menembak sasaran berupa apel yang berada di kepala seseorang.
"Kumohon mengertilah nak. Hidupku ada di tangan mu sekarang"
"Aku bilang aku ti-"
"Apa memang harus aku sendiri yang mengajari mu?"
Tubuh Agan sontak menegang saat mendengar suara dingin itu.
Saking terkejut nya, Agan bahkan sampai tidak menyadari jika tubuh nya sudah di rengkuh oleh Alex dari belakang.
"Kau hanya perlu membidik buah yang di atas kepala orang itu"
Dengan kasar Alex menggenggam kan pistol itu ke tangan Agan.
"Hiks..hiks... Aku tidak mau"
"Lepaskan!!"
Agan masih berusaha untuk menarik tangan nya dari paksaan Alex
Hingga akhirnya pistol itu berada di posisi yang tepat di tangan Agan.
"Aku tidak mau!"
"Tembakan sekarang!"
Suara Alex meninggi saat melihat Agan yang terus-terusan berusaha menarik tangan nya itu.
"Aku tidak mau hiks...hiks... Lepaskan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
REAGAN
Teen FictionREAGAN KENT MANUEL "Papa..... Agan ma.. mau sekolah.." "Katakan sekali" "Katakan sekali lagi, Agan!" "Apa kau tidak mendengarkan Papa?" "Hiks...hiks.... maaf papa, Agan cuma mau sekolah..." "Apa kau mulai nakal hmm?" "Hiks... hiks...ng.. nggak Papa...