15. Mau Sekolah

10.4K 945 35
                                    


Sudah seminggu sejak kepulangan keluarga kecil Manuel ini dari mansion keluarga Federico. Namun seminggu ini pula Agan suka melamun sendiri. Kadang dia bahkan tidak mendengarkan apa-apa yang dikatakan papa dan mama nya.

Selama seminggu ini pula Dia lebih suka berada dikamar daripada duduk berkumpul di ruang keluarga.

Semua nya juga menyadari ada hal yang berubah dari bungsu mereka ini. Awalnya Franz pikir putra nya ini sedang sakit, namun ketika di periksa Agan nya baik-baik saja.

Seperti saat ini, Agan hanya rebahan diatas sofa ruang keluarga dengan paha mama nya sebagai bantalan. Mata nya memandang ke arah Tv yang menyala, namun fikiran nya melayang ntah kemana. Setelah tadi guru privat nya selesai mengajar, Agan hanya disini berdua dengan mama nya di sofa ruang keluarga ini.

"Mama"

"Ada apa baby?"

Agan tidak menjawab, dia masih diam memikirkan bagaimana merangkai kata yang tepat

"Ada apa hmm, bilang sama mama apa yang kau pikirkan"

Kaela sibuk mengelus rambut putra nya itu

Hening

"Agan mau sekolah"

Akhirnya suara kecil itu terdengar dari mulut Agan. Kaela menghela nafas nya. Permintaan seperti ini lah yang sangat di hindari oleh Kaela.

Agan akhirnya duduk dan menghadap ke arah mama nya.

"Mama, Agan mau sekolah"

"Agan sayang, kau tau kan papa mu tidak akan mengijinkan nya, papa bisa marah nanti padamu"

Sebenarnya Kaela tidak tega dengan putra nya itu, dia sebenarnya ingin mengatakan pada Agan kalau dia mengizinkan nya, tapi semua nya kembali pada Franz. Segala keputusan yang ada di keluarga ini akan diputuskan oleh Franz. Dan segala keputusan Franz adalah mutlak.

"Kau ingin papa marah lagi?"

Agan menggeleng kan kepala nya, dia juga takut kalau papa nya akan marah padanya tapi dia juga ingin merasakan yang namanya sekolah umum dan punya banyak teman

"Mama bantu Agan bilang ke papa"

Kaela menghela nafas untuk kesekian kali nya. Agan ini sama keras kepalanya dengan Franz.

Akhirnya Kaela mengangguk kan kepala nya. Dia akan mencoba untuk membujuk suami nya itu nanti. Walaupun dia tidak yakin dengan apa yang akan diputuskan oleh Franz nanti nya.

"Sayang sama mama"

Agan langsung memeluk mama nya itu, kini dia harus memikirkan kapan momen nya dia akan menyampaikan ini pada papa nya.

*****

Sore ini ketiga pria dewasa itu sudah berada dirumah. Sepertinya urusan kantor mereka tidak terlalu padat. Mereka juga sebenarnya memang sengaja untuk meluangkan waktu mereka untuk si bungsu Manuel ini.

Marcell dan Max yang sibuk dengan tab masing-masing. Kaela yang sedang menyiapkan teh di dapur dan Franz yang duduk sambil memangku Agan.

Agan sejak tadi hanya diam di pangkuan papa nya. Dia hanya menyembunyikan kepala nya di dada bidang papa nya sambil memejamkan mata nya. Sementara Franz sibuk mengelus lembut kepala belakang putranya itu, sesekali ia mencium pucuk kepala Agan yang beraroma vanila itu.

"Papa"

Tiba-tiba suara Agan memanggil papa nya

"Hmm"

Agan diam, dia masih berfikir apakah sekarang waktu yang tepat untuk mengatakan nya atau tidak. Tapi dia takut bagaimana reaksi papa nya nanti, tapi jika bukan sekarang kapan lagi dia akan menyampaikan ini.

REAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang